TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Kisah Kiper Arema FC Gotong Aremania dari Tribune, Teguh Amiruddin: Korban Meninggal di Depan Kami
Teguh Amiruddin kalut gotong Aremania dari tribune, korban meninggal di hadapan kiper Arema FC, sorak penonton berubah jadi tangis
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
"Tapi saat kami letakkan di lantai, berselang beberapa menit sudah tidak ada lagi getaran mulutnya"
"Setelah kami cek urat nadi di leher dan tangannya sudah tidak lagi berdetak"
"Kakinya pun berubah menjadi dingin," ujar Teguh Amiruddin lirih.
Ternyata, orang yang sempat digotongnya telah meninggal dunia.
Teguh Amiruddin mengatakan, kurang lebih ada 10 korban yang dievakuasi ke ruang ganti pemain.
Namun dari 10 orang tersebut, empat di antaranya meninggal dunia di lokasi itu.
"Akhirnya setelah beberapa waktu, korban-korban itu kemudian dievakuasi oleh jajaran kepolisian ke rumah sakit," katanya.
Menurut Teguh Amiruddin, saat itu ia bersama pemain yang lain masih tertahan di ruang ganti hingga pukul 04.00 WIB.
Hal itu, karena manajemen memberikan kebijakan untuk tidak pulang terlebih dahulu dengan alasan keamanan.
"Karena kan situasi tidak kondusif saat itu. Banyak Aremania dan korban yang dievakuasi di ruang utama stadion, yang berada tepat di depan ruang ganti kami," ujar dia.
Stadion Kanjuruhan yang menjadi lokasi pertandingan Arema FC melawan Persebaya, menjadi saksi bisu tragedi terkelam dalam sejarah sepak bola di Indonesia.
Hingga Minggu (2/10/2022), Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mencatat, 125 orang tewas dalam insiden tersebut.
Tragedi itu terjadi sesaat setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir sekitar pukul 22.00 WIB.
Ribuan suporter kemudian masuk ke lapangan untuk memprotes kekalahan tim Arema.
Aparat selanjutnya menembakkan gas air mata ke lapangan dan arah tribun penonton.