TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA

Permintaan Javier Roca Jelang Latihan Arema FC, Demi Pemain Bangkit setelah Tragedi Kanjuruhan

Pelatih Arema FC, Javier Roca meminta pendampngan psikolog saat tim menggelar latihan.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Instagram @aremafcofficial
Potret pelatih Arema FC, Javier Roca (kanan) dan para pemain Arema FC (kiri) yang akan menggelar latihan setelah tragedi Kanjuruhan 

Beruntung, dia akhirnya selamat, dari jepitan itu, usai dibantu oleh Aremania yang lain.

"Kaki saya ini lecet akibat terjepit pagar. Kemudian tangan dan kepala saya ditarik dari bawah. Saya terjatuh. Beruntung di bawah saya ada orang. Jadi tidak terasa sakit," ucapnya kepada Surya.

Sebelum terpeleset dan terjepit di anak tangga, Kevia berusaha menyelematkan diri dari kepungan gas air mata di tribun 13.

Dia melihat, ada empat gas air mata yang ditembakkan oleh aparat ke tribun 13 Stadion Kanjuruhan.

Tembakan gas air mata itu, membuat para suporter berlarian untuk menyelamatkan diri dan berusaha keluar dari stadion.

Kepanikan inilah, yang membuat masing-masing pintu di Stadion Kanjuruhan dipenuhi oleh Aremania yang berusaha untuk menyelematkan diri.

"Awalnya saya mau keluar dari pintu 13. Tapi kondisinya di sana penuh. Kemudian, saya beralih ke pintu 14, sembari menghindari gas air mata," terangnya.

Kevia mengatakan, efek gas air mata yang ditembakkan oleh aparat, membuat matanya perih, dada terasa sesak, dan nyeri di tenggorokan.

"Yang jelas rasanya perih di mata, hingga kelopak mata saya ini merah," ucapnya.

Kevia pun sempat menjalani perawatan di RSUD Kota Malang sehari setelah Tragedi Kanjuruhan berlangsung.

Dari hasil diagnosa dokter, dia mengalami trauma stroke, yang mengakibatkan, jari tangan sebelah kanan tidak bisa digerakkan.

Kemudian ada luka memar di sekujur tubuhnya dan pembengkakan di bagian mata sebelah kanan.

"Awalnya itu badan saya gak bisa digerakkan. Lemes dan mata saya perih. Kalau dibuat melek pusing. Tapi lama-lama semua mulai membaik, hanya tangan saya yang lemas, belum bisa digerakkan," terangnya.

Kini, Kevia hanya menjalani rawat jalan di rumahnya yang terletak di New Puri Kartika Sari, Arjowinangun, Kota Malang.

Tiap tiga jam sekali, dia harus mengobati matanya dengan obat tetes seusai dengan anjuran dokter.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved