Berita Arema Hari Ini

Berita Arema Hari Ini: Aremania yang Siap Autopsi Bertambah dan Klasemen Arema FC di Liga 1 2022

Satu yang menjadi sorotan berita Arema adalah jumlah Aremania orban tragedi Kanjuruhan yang bersedia untuk autopsi bertambah.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/Instagram @aremafcofficial
Potret pemain Arema FC (kanan) dan pelatih Arema FC, Javier Roca (kiri) 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut adalah berita Arema hari ini populer pada Kamis 27 Oktober 2022 yang mengulas tentang pemain dan pelatih Singo Edan.  

Satu yang menjadi sorotan berita Arema adalah jumlah Aremania orban tragedi Kanjuruhan yang bersedia untuk autopsi bertambah.

Selain itu, berita Arema populer ada juga soal klasemen Arema FC di Liga 1 2022 terahir kali setelah lawan Persebaya Surabaya.

Selengkapnya, simak berita Arema hari ini:

1. Aremania yang Siap Autopsi Bertambah, Selain Devi Athok Keluarga Ketua Panpel Arema FC Bersedia

Jumlah jenazah Aremania korban tragedi Kanjuruhan yang siap diautopsi bisa bertambah.

Jika sebelumnya ada 2 jenazah Aremanita yang merupakan putri dari Devi Athok Yulfitri yang diajukan kembali untuk di autopsi, kini ada satu lagi pihak keluarga yang bersedia memberi izin autopsi.

Kali ini kesediaan untuk dilakukan autopsi datang dari keluarga Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris yang merupakan salah satu tersangka kasus Tragedi Kanjuruhan.

Kuasa Hukum Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, Taufik Hidayat mengatakan pihak keluarga kliennya tak keberatan jika memang Polisi hendak mengotopsi jasad keponakan Abdul Haris untuk membuktikan penyebab meninggalnya korban.

“Kalau memang ada permohonan dari penyidik untuk autopsi keluarga, kami welcome saja. Tapi sampai dengan saat ini belum ada (pengajuan atau permohonan dari Polisi, red),” kata Taufik Hidayat kepada SURYAMALANG.Com, Rabu (26/10/2022).

Menurut Taufik, ada beberapa prosedur sebelum dilakukan autopsi, diantaranya permohonan izin dari penyidik kepada keluarga dan persetujuan dari pihak keluarga.

“Yang melakukan autopsi secara formil itukan dari penyidik. Sampai dengan saat ini setahu saya belum ada penyidik yang komunikasi dengan pihak keluarga. Mungkin pihak kepolisian sudah komunikasi dengan keluarga korban lainnya,” ujarnya.

Lebih lanjut Taufik berharap nantinya jika autopsi digelar harus ada kelanjutan hukum terkait kasus Tragedi Kanjuruhan.

Sehingga dapat mengungkap tabir yang saat ini masih abu-abu.

“Menurut saya, kalau autopsi tapi tidak ada langkah hukum berkelanjutan kan juga tidak berguna. Kalau ingin lebih lengkap, yang masih kritis di rumah sakit kan juga ada, sebenarnya cek darah dan rongsen juga bisa untuk mencari efek gas air mata. Tapi kalau mau mencari yang meninggal disebabkan karena apa, ya itu harus otopsi biar lebih jelas,” jelasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved