Berita Malang Hari Ini
Waspada! Sekarang Puncak Demam Berdarah di Malang
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Malang dan Kabupaten Malang sama-sama sudah mencapai 600 kasus selama tahun 2022.
SURYAMALANG.COM, MALANG - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Malang dan Kabupaten Malang sama-sama sudah mencapai 600 kasus selama tahun 2022.
Kasus DBD di Kota Malang dan Kabupaten Malang sama-sama mengakibatkan korban meninggal dunia.
"Ada sekitar 600 kasus di Kota Malang. Korban meninggal sebanyak tujuh," ujar dr Husnul Muarif, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (23/11/2022).
Kasus DBD selalu terjadi setiap tahun. Puncaknya terjadi antara tiga tahunan. Tahun ini termasuk puncak kasus DBD.
"DBD tetap ada ketika nyamuknya masih ada. Nyamuknya ada karena perindukannya masih ada. Perindukannya di air yang tergenang. Jadi, perindukannya yang harus dihilangkan," ujarnya.
Sesuai periodesasi kasus DBD tersebut, Dinkes akan menggerakkan satu jumantik ke satu rumah pada tiga tahun mendatang.
Sesuai data di Dinkes Kota Malang, tujuh orang tersebut meninggal pada periode Januari sampai Juni 2022.
Perinciannya, tiga orang meninggal pada Januari 2022. Tiga orang lain meninggal pada Februari 2022. Sedangkan satu orang meninggal pada Maret 2022.
Kasus DBD ini tersebar di lima kecamatan di Kota Malang. Husnul minta warga mewaspadai DBD. Husnul mengimbau warga tidur menggunakan kelambu.
"Kalau musim hujan seperti ini menjadi faktor lain. Ini memang siklus tiga tahunan," ungkapnya.
Ciri-ciri orang terkena DBD antara lain suhu tubuh naik pada hari pertama sampai ketiga. Lalu suhu tubuh turun kembali.
Kadang masyarakat tidak menyadari kondisi ini. Akibatnya, penanganan baru dilakukan saat kondisi kritis.
DBD juga bisa diiringi dengan gangguan fungsi pencernaan, seperti mual dan muntah. Selain itu, seluruh otot tubuh terasa sakit.
Biasanya juga terjadi pendarahan di bawah kulit dan adanya bintik-bintik merah. Bisa juga terjadi pendarahan saat buang air besar.
Sementara itu, ada 687 kasus DBD di Kabupaten Malang pada tahun ini.
"Dari ratusan kasus tersebut, lima orang meninggal," kata drg Wiyanto Wijoyo, Kadinkes Kabupaten Malang.
Wiyanto juga minta masyarakat mewaspadai kasus malaria. Bisa saja malaria terbawa oleh warga luar daerah yang terpapar malaria.
Menurutnya, sampai sekarang belum ada laporan mengenai kasus malaria di Kabupaten Malang. Tapi, Wiyanto minta warga sellau menjaga kebersihan sanitasi rumah.
Pencegahan kasus DBD bisa melalui tindakan 3M, yaitu menutup tempat air, menguras wadah air dan sejenisnya, dan mendaur ulang sampah agar tidak menumpuk. Pencegahan juga bisa melalui fogging dan memasang kelambu di dalam rumah.
"Mari waspadai DBD. Kasus serangan DBD meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun 2021. Tahun lalu, hanya ada 236 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak empat orang."
"Wilayah yang kerap ditemukan DBD adalah Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Turen, Kecamatan Kepanjen, dan Kecamatan Pakisaji," jelasnya.(Benni Indo/M Erwin Wicaksono)