Buka Cuma 5 Jam Setiap Hari, Penjual Siomay dan Batagor Ini Raup Omset Rp 30 Juta Sebulan

SURYAMALANG.COM|MALANG – Kuliner khas Sunda yang telah dikenal oleh banyak orang adalah Siomay dan Batagor. Senin, (12/12/2022),siang.

Zaenal Muthaqin, penjual Siomay Batagor Pasundan yang berlokasi di Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, telah menjajakan dagangannya sekitar 2010.

"Awalnya yang berjualan itu mang (panggilan om dalam bahasa sunda) saya bernama Asep. Waktu itu di Kota Malang penjual batagor dan Siomay masih sedikit," tutur Zaenal Muthaqin.

Setiap hari ia harus menempuh beberapa kilometer dengan berjalan kaki sembari mendorong gerobak kesayangannya.

Gerobak kesayangannya itu berwarna cokelat dengan banner warna hijau bertuliskan "Siomay Batagor Pasundan" warna kuning.

Ia berjualan setiap hari mulai pukul 10.00 sampai 15.00 WIB.

Belum 10 menit ia menata dagangannya, Zaenal Muthaqin harus melayani pembeli yang mulai berdatangan. 

Zaenal sangat cekatan dalam melayani pembeli, dan tidak ada celah untuk beristirahat. 

Ia selalu memanggil pembeli dengan sebutan Aa dan Teteh. Pembeli yang ingin makan ditempat disediakan tujuh buah kursi.

Semakin siang, semakin ramai pembeli berdatangan dari berbagai kalangan usia demi mencicipi kuliner siomay batagor pasundan.

Untuk harganya sangat murah meriah, pembeli hanya perlu merogoh kocek uang Rp 10.000 untuk seporsi batagor, Rp 12.000 untuk seporsi siomay menu lengkap, dan Rp 15.000 untuk seporsi siomay lengkap dan batagor.

Dalam seporsi siomay terdapat telur ayam rebus, pentol ikan tenggiri, satu buah kentang, tahu, siomay, pare, dan kubis, semuanya  dikukus dalam panci besar dan dipotong kecil-kecil untuk memudahkan pembeli saat makan.

Sedangkan, batagor tahu dibuat dari bahan dasar ikan tenggiri dan digoreng kering.

Pembeli juga bisa mengkolaborasikan siomay dan batagor dalam seporsi piring.

"Menu siomay campur batagor itu sama saja. Siomay lengkap pakai batagor tahu ditambah siomay goreng," tutur Zaenal Muthaqin.