Berita Malang Hari Ini
Dwi Cahyono, Arkeolog UM Menduga Pencurian Arca Sudah Direncanakan Seksama
Dwi Cahyono, arkeolog yang juga dosen di Universitas Negeri Malang ( UM) menduga pencurian arca Batara Wisnu sudah direncanakan dengan seksama.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|MALANG-Dwi Cahyono, arkeolog yang juga dosen di Universitas Negeri Malang ( UM) menduga pencurian arca Batara Wisnu sudah direncanakan dengan seksama. Sebab menuju lokasi itu sangat sulit. Tempatnya menanjak dan jauh dari lokasi pemukiman warga terdekat di Dusun Ganter, Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
"Saya pernah kesana dua kali. Karena lokasinya di area terbuka, memang termasuk situs yang rawan pencurian. Di Jawa Timur ada di sejumlah titik," kata Dwi pada suryamalang.com, Selasa (212/2023). Hal ini karena tidak berada di tempat terbuka dan tidak ada juru pelihara (jupel). Dengan latar belakang seperti itu, maka ia menyebut sebagai pencurian berencana.
Sehingga sudah sangat diamati termasuk bagaimana membawa turun dari lokasinya. Sebab arcanya besar dan tinggi. Jika membawanya harus dibawa oleh orang banyak sekitar 10 orang atau membawa alat semacan crane dan membawa arca dengan mobil terbuka. "Mengambilnya saja tidak mudah. Mungkin arcanya harus dipecah," jelasnya. Dikatakan, sebelumnya arca itu juga pernah dicuri.
Tapi digeletakkan. Oleh warga kemudian dikembalikan ke situsnya. Dikatakan, identifikasi arca sendiri masih belum jelas. Warga setempat mengidentifikasi arca batara guru (siwa mahaguru). Kemudian ada video yang beredar dari warga setempat sebagai arca Batara Wisnu. Dari pengalaman dua kali ke lokasi sebelum kejadian, berdasarkan indentifikasinya adalah arca siwa era Majapahit.
Indikatornya di situs itu ada bangunan berteras. Jejak-jejak teras ada berupa balok bata. "Nah pohon dekat arca itu ada di tengah teras. Sejauh ini disana memang belum pernah diriset terkait ketinggian terasnya," jawabnya. Dikatakan, orientasi kiblat teras bangunan mengarah ke timur selatan/kearah Gunung Kukusan.
Di desa itu juga banyak jejak kepurbakalaan antara 4-5 situs. Dimana di dusun lain juga ada reruntuhan gunung candi. Di puncak Gunung Kukusan juga ada reruntuhan arca. Juga ada punden. "Setidaknya ada tiga situs. Lokasi pencurian arca itu mungkin di areal Perhutani. Karena dulunya, termasuk lokasi pencurian arca adalah area eks perkebunan kopi. Jejak pohon kopi disana masih ada," tambah dia.
Ia mengatakan sejak awal sudah berpikir jika arca ini rawan dicuri. Meski ukurannya besar, tapi ada yang berkepentingan dijual atau dikoleksi lagi atau dipertimbangkan untuk sesuatu. Waktu pencurian arca juga perlu diriset apakah tidak hujan atau pasca hujan. Sebab jalan menuju lokasi arca sangat licin jika hujan. "Yang jelas jalannya sepi, naik. Dan pencurinya sudah sangat berhitung sekali. Karena itu, ini pencurian terencana," pungkasnya.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.