Berita Surabaya Hari Ini

Surabaya dan Malang Menonjol dalam Urusan Kekerasan pada Perempuan dan Anak

Pemkot Surabaya menargetkan angka kekerasan pada anak dan perempuan bisa turun tahun ini. Seluruh pihak akan dilibatkan.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yuli A
bobby c koloway
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB), menggelar Forum Perangkat Daerah (PD), Senin (27/2/2023) dengan melibatkan Forum Anak Surabaya (FAS). 

Maulisa mengungkapkan, dari segi fasilitas pemkot juga memberikan fasilitas itu kepada anak-anak disabilitas hingga yang ada di dalam panti asuhan.

Maulisa memastikan, harapan FAS sejalan dengan program Pemkot. Seperti yang dikatakan oleh Wali Kota Eri Cahyadi, anak-anak di Surabaya disiapkan sebagai generasi penerus yang berakhlak mulia.

“Saya harap anak-anak Surabaya bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak di kota lain di Indonesia. Selain menjadi anak yang sehat secara fisik, juga sehat lingkungan dan cara berpikirnya,” harapnya.

Fasilitator Forum Anak Surabaya (FAS) Zora Calista mengatakan, dengan adanya Forum PD maka bisa berkontribusi membangun kota, terutama menyuarakan hak anak. Zora melanjutkan, setiap ada forum diskusi seperti ini, bisa melibatkan FAS, demi terwujudnya Surabaya Kota Layak Anak.

“Dengan seperti ini kami harap PD terkait juga bisa menerima dan mengimplementasikan hasil diskusi, bukan hanya sekadar dihadirkan, tapi usulan kami juga bisa untuk menyelesaikan masalah,” harap Zora.

Zora berharap, pelayanan untuk anak di Surabaya semakin baik dan bisa menjadi kota yang benar-benar layak untuk anak-anak. “Kami berharap bukan hanya ada zero case soal masalah anak, akan tetapi juga program perlindungan perempuan dan anak bisa lebih baik lagi,” katanya.

Kasus kekerasan pada anak dan perempuan di Surabaya memang menjadi pekerjaan rumah Pemkot saat ini. Kekerasan tidak hanya terjadi di rumah, namun juga sekolah. 

Di antara yang terbaru adalah dugaan kasus pelecehan seksual di salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Surabaya Pusat. Dilaporkan ke kepolisian pada 16 Februari, korban kasus tersebut diduga mencapai 20 anak. 

Kepada para korban, pemkot telah memberikan pendampingan saat proses penyusunan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Polrestabes Surabaya dan visum et repertum psikiatrikum di RS Bhayangkara. Pemkot melalui Puskesmas juga melakukan penyuluhan dan edukasi tentang pendidikan seks kepada seluruh siswa yang bersekolah di MI tersebut.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved