Dilanda Rindu dan Kangen Ferry Irawan Menulis Surat untuk Keluarganya

sebulan mendekam di dalam sel tahanan Lapas Kelas II A Kediri membuat Ferry Irawan mulai dilanda rindu

Penulis: Didik Mashudi | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang.com/ didik mashudi
Ferry Irawan terdakwa perkara KDRT istrinya sendiri Venna Melinda sewaktu menjalani sidang di PN Kota Kediri. 

SURYAMALANG.COM | KEDIRI - Hampir sebulan mendekam di dalam sel tahanan Lapas Kelas II A Kediri membuat Ferry Irawan terdakwa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) mulai dilanda rindu dan kangen keluarganya.

Untuk mengisi hari -hari selama di dalam sel tahanan sempit, Ferry Irawan banyak menulis surat termasuk puisi dan naskah lirik lagu.

Seperti diketahui Ferry Irawan disidang di Pengadilan Negeri Kota Kediri karena menjadi terdakwa penganiayaan istrinya sendiri Venna Melinda saat keduanya menginap di Hotel Grand Surya, Kota Kediri.

Jeffry Simatupang,SH, penasehat hukum terdakwa Ferry Irawan yang mendampingi selama persidangan di PN Kota Kediri menjelaskan, surat-surat yang ditulis kliennya mengungkapkan kerinduan kepada keluarga dan orang-orang yang dicintainya.

"Seseorang berada di dalam tahanan yang dibatasi jeruji besi membuat rasa rindu dan kangen tidak tertembus dan terobati. Apalagi saat ini bulan puasa dan sebentar lagi Lebaran," ungkap Jeffry Simatupang kepada Tribun Mataraman.

Dalam kondisi seperti itu kerinduan Ferry Irawan dapat berkumpul bersama keluarganya. "Pak Ferry banyak menulis surat, mungkin saat keluar penjara nanti akan dijadikan lagu. Berupa surat, tapi maknanya sangat mendalam," ungkap Jeffry Simatupang.

Surat - surat tersebut bercerita mengenai kondisinya selama berada di dalam sel tahanan Lapas Kelas II A Kediri

"Makanya saat pertama kali sidang Pak Ferry mengatakan, Innalilahi Wainailaihi Raji'un atas matinya hati nurani," jelasnya.

Sehingga surat -surat yang dituliskan banyak memuat kata- kata mutiara dan curahan hati berkaitan dengan kondisinya selama berada di dalam lapas. 

"Rasa rindunya Pak Ferry hanya bisa dituangkan dalam sebuah tinta -tinta keindahan yang membentuk  kalimat dan kata -kata yang mencerminkan kerinduannya atas keluarganya," jelasnya.

Sehingga harapannya bisa segera keluar dari tahanan dan pengadilan memberikan keadilan sesuai dengan fakta yang terungkap di persidangan tidak mengikuti opini yang berkembang di masyarakat.

Karena di pengadilan seseorang dihukum sesuai dengan porsi perbuatannya. "Kalau perbuatan kecil, hukuman juga setimpal kecil juga. Tapi kalau perbuatannya tidak bisa dibuktikan agar terdakwa dibebaskan," jelasnya.

Diungkapkan, kliennya saat ini  sangat merindukan masa -masa dan memori ketika Lebaran bersama ibu dan keluarganya. 

Jeffry Simatupang juga mengungkapkan sejak awal bulan Ramadhan, kliennya selalu  berpuasa. "Pak Ferry puasa, selalu dekat kepada Tuhan, sholat dan berdoa agar masalahnya segera berakhir," jelasnya. (didik mashudi)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved