Mudik 2023
Mereka Mudik Lebaran Naik Sepeda, Usia 70 Tahun Tak Jadi Halangan dan Bisa Tetap Meeting Online
Mudik dengan menggunakan sepeda kayuh menjadi sesuatu yang menarik bagi mereka yang gemar berpetualang dan hobby bersepada, usia tak jadi halangan
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM - Masa mudik lebaran dilakukan dengan cara dan menggunakan jenis trasnportasi beragam, tak terkecuali memanfaatkan sepda kayuh.
Di masa mudik lebaran 2023 saat ini rupanya banyak juga masyarakat yang memilih mudik dengan cara bersepeda.
Mudik dengan menggunakan sepeda kayuh menjadi sesuatu yang menarik bagi mereka yang gemar berpetualang dan hobby bersepada,
Baca juga: Kemacetan di Kota Malang Makin Parah Jelang Lebaran
Cara mudik dengan memanfaatkan sepeda yang dimiliki seorang diri di masa mudik lebaran 2023 ini seperti yang dilakukan oleh Mbah Pur (70 tahun), Hadi (50 tahun) dan Eko (45).
Hadi Mudik Bersepeda ke Banyumas
Seorang pria berusia 50 tahun memilih mudik ke daerah asal pada Lebaran 2023 ini dari Bekasi ke Banyumas dengan bersepeda.
Di usianya yang tak lagi muda Hadi masih semangat untuk mudik Lebaran dengan mengayuh sepeda seorang diri.

Mudik dengan bersepeda ruoanya bukanlah sesuatu yang memberatkan bagi Hadi.
Hadi justru telah terbiasa pulang ke kampung lebaran saat menjelang Idul Fitri dengan bersepeda. Tidak menggunakan transportasi umum atau kendaraan bermotor pribadinya.
Di massa lebaran saat ini Hadi kebali mudik dari Bekasi ke Banyumas, Jawa Tengah, menggunakan sepeda seorang diri.
"Ya betul sengaja (naik sepeda). Memang rutin setiap tahun, setiap Lebaran," ungkap Hadi.
Saat disinggung mengenai alasan, Hadi mengaku memang hobi bersepeda.
Tak heran, ia begitu bersemangat meski harus mengayuh sepeda ratusan kilometer.
Hadi pun melakukan persiapaan yang matang dalam perjalanan mudiknya.
Ia mengenakan kaus dan celana yang longgar sehingga memudahkannya untuk bergerak.
Selain itu, Hadi juga memakai helm, kacamata, dan sarung tangan untuk perlindungan diri.
"Lebih ke hobi, (naik sepeda) sendiri dari Bekasi ke Banyumas. Dari Bekasi kemarin jam tiga sore," terang Hadi, melansir tayangan di kanal YouTube Official iNews, Selasa (18/4/2023).
Eko Coba-coba Naik Seli Milik Anaknya
Selain Hadi, satu di antara orang yang mudik naik sepeda adalah Eko Pujonarko (45), warga Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Eko Pujonarko memilih mudik naik sepeda dari Jakarta menuju Kabupaten Sleman.
Tahun ini bukan kali pertama Eko Pujonarko mudik naik sepeda.
Sebelumnya, pada tahun 2019, Eko Pujonarko juga mudik naik sepeda.
Tapi untuk mudik lebaran bersepeda tahun ini Eko mencoba sesuatu yang baru.
Ia coba-coba mudik bersepeda ke Yogyakarta dengan menunggangi sepeda lipat (Seli) milik anaknya.
Sedangkan sebelumnya ia menggunakan sepeda gunung.
"Iya ini saya pakai sepeda lipat, ini sepedanya anak saya. Saya penasaran aja."
"Banyak yang main touring pakai sepeda lipat, apa ya saya coba sepeda anak saya."
"Ternyata ya ini nyaman-nyaman saja," tegasnya.

Eko mengatakan, bisa kembali mudik naik sepeda baru tahun ini sebab sebelumnya ada pandemi Covid-19.
"Tiga kali (Ramadan mudik menggunakan sepeda) enggak kejadian karena jadwal kerjaan."
"Dan 2020 susah karena pandemi," ujar Eko , mengutip dari Kompas.com, Minggu (16/04/2023).
Kecintaan terhadap gowes inilah yang membuat Eko kembali memilih mengayuh sepeda dari Jakarta menuju Kabupaten Sleman.
"Saya seneng sepeda, senang pit-pitan. Jadi naik sepeda jarak jauh itu rasanya puas, marem."
Minggu (16/04/2023) siang, Eko sudah sampai di sekitar gerbang masuk Cirebon, Jawa Barat.
Ia mengaku sedang beristirahat di lokasi tersebut.
Eko mengaku memilih banyak istirahat saat malam hari demi keamanan, karena dirinya gowes sendiri tidak bersama rombongan.
Pria berusia 45 tahun ini, sekitar jam 20.00 WIB atau 21.00 WIB, sudah memilih mencari posko untuk istirahat.
"Saya malam lebih banyak istirahat karena sendirian, berangkat lagi habis subuh."
"Kalau malam berhenti terus, ya paling Rabu tanggal 19 sore atau malam baru sampai Sleman, karena saya juga enggak ngejar target."
Eko pun masih harus mengikuti rapat kantor.
Sehingga rencananya, Eko akan berhenti sementara di perjalanan untuk ikut rapat.
"Besok Senin juga masih meeting dua kali, mau enggak mau ikut meetingnya di jalan."
"Paling cari minimarket untuk tempat buka laptop," terangnya.
Baca juga: Selama Libur Lebaran, Rumah Dinas Wali Kota Batu Jadi Posko untuk Wisatawan
Terkait dengan kondisi fisik, Eko menuturkan tidak ada masalah.
Dirinya juga tidak ada persiapan khusus, apalagi dirinya sudah biasa sering gowes jarak jauh.
"Walaupun enggak gowes mudik kan sering sepedaan jarak jauh juga, ambil 100 kilo, 200 kilo."
"Di Jakarta kadang naik ke Puncak pulang-pergi. Cuma kalau ini mungki lebih ke mental, karena sendirian," papar Eko.
Eko tidak membawa banyak barang.
Pria yang berprofesi sebagai seles di Jakarta ini hanya membawa pakaian ganti dan tentunya, perlengkapan sepeda seperti ban dalam.
Kemudian alat-alat untuk memperbaiki jika ada kerusakan sepeda, seperti kunci-kunci hingga lampu.
Kali ini rute Eko mudik berbeda dari sebelumnya, karena akan gowes mudik lewat Semarang.
"Ini rencananya saya mau lewat Semarang karena dari awal pengin nyoba belum kelakon (tercapai)."
"Iya Alas Roban lalu masuk Semarang, Bawen, terus Magelang ke Jogja."
"Kalau kemarin jalurnya tengah," pungkas Eko.
Mbah Pur Mudik Bersepeda di Usia 70 Tahun
Urusan mudik dengan bersepeda rupanya juga menjadi hal yang biasa dilakukan oleh Mbah Pur.
Pria pemilik nama lengkap Iwan Novie Purwadi pria kelahiran Yogyakarta 70 tahun silam itu berrsepeda unytuk mudik dari Demak ke Yogyakarta.
Mbah Pur menggunakan sepeda kumbang tuanya menuju Yogyakarta.
Tak main-main dalam perencanaan perjalanannya, Mbah Pur juga menyiapkan berbagai perlengkapan maintenance sepeda.
"Saya dari Demak mau mudik ke Yogyakarta, lalu saya lanjutkan ke Klaten dan Solo," kata pria ramah yang tak lagi muda itu, Senin (17/4/2023).
Sembari mengecek roda sepedanya, Mbah Pur bercerita telah menjelajah beberapa pulau.
Seperti Sumatera, Kalimantan dan Bali menggunakan sepeda tuanya. Bahkan ia tiga kali menjelajah Pulau Bali beberapa tahun terkahir.
Untuk Pulau Jawa, Mbah Pur mengatakan sudah katam setiap pelosoknya karena sudah ia lintasi menggunakan sepeda.
"Sejak awal 2000 an saya menjelajah menggunakan sepeda. Tahun 1990 an saya juga menjelajah menggunakan Vespa," paparnya.
Kelelahan juga tak nampak pada raut muka Mbak Pur, padahal baru saja ia menaklukkan tanjakan Gombel menggunakan sepedanya.
Di usia yang tak lagi muda, Mbah Pur berujar menjaga kebugaran fisik jadi modal untuk bertualang.
Baik touring sepeda motor atau sepeda kayuh, dikatakannya butuh fisik yang mumpuni.
"Namun hal terpenting adalah kesabaran, apapun kendaraannya kesabaran jadi kuncinya. Jangan pernah emosi dan nikmati setiap kilometernya," pesannya.
Ia menjelaskan untuk sampai ke Yogyakarta dan berkeliling ke Klaten hingga Solo dibutuhkan waktu empat hari.
Tak lupa Mbah Pur mengatakan izin dan restu dari keluarga selalu ia kantongi dalam setiap perjalanan.
"Sampai sekarang saya selalu minta restu ke keluarga dan diizinkan. Hari ini saya juga puasa tapi masih bisa mengayuh sepeda. Menurut saya, doa dari keluarga menjadi semangat saya untuk bertualang," paparnya.
*Artikel ini telah tayang di Tribun Jatim dan TribunJateng.com
Polres Malang Sediakan Balik Mudik Gratis Bagi Warga yang Berlebaran di Malang, Ini Syaratnya |
![]() |
---|
Cara Mudik Unik Mbok Yem Penunggu Warung Gunung Lawu, Ditandu 2 Orang untuk Pulang ke Magetan |
![]() |
---|
KA Dhoho Penataran Jadi Transportasi KA Lokal Paling Diminati di Masa Mudik Lebaran 2023 |
![]() |
---|
Anggota PJR Polda Jatim Gercep Jadi Montir Dadakan Perbaiki Mobil Pemudik di Tol Surabaya-Mojokerto |
![]() |
---|
Majikan Mudik Lebaran, Kucing Dititipkan di Hotel Seminggu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.