Nasib Oknum Tentara yang Viral Tendang Ibu-ibu Bermotor, Komandan Turun Tangan Identitas Terlacak

SURYAMALANG.COM, - Nasib oknum tentara yang tendang ibu-ibu bermotor hingga video-nya viral di media sosial makin terancam. 

Komandan dari Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia (Puspom TNI) turun tangan melacak oknum tentara itu. 

Sedangkan kronologi oknum tentara tendang ibu-ibu bermotor terjadi di daerah Bekasi, Jawa Barat. 

Peristiwa tersebut persisnya terjadi di kawasan Jatiwarna, Pondok Gede. 

Dalam video yang dibagikan akun Instagram @iknanthe, oknum tentara itu mengendarai motor Yamaha XMax dengan nomor polisi AA 6536 JZ. 

Tampak mereka berada di ruas jalan dua arah, lalu ibu-ibu yang membonceng anak itu memakai motor matic. 

Amarah oknum tentara meluap karena si ibu mengerem motor mendadak hingga membuat kendaraan di belakangnya berhenti tiba-tiba.

Akibat kesal, pria berseragam tentara tersebut menendang dua kali motor si ibu hingga oleng dan nyaris jatuh. 

Bocah yang dibonceng si ibu juga terlihat syok sambil memandangi pria berseragam tentara yang pergi tancap gas. 

Sedangkan peristiwa ini direkam oleh pengendara mobil yang berada persis di belakang si ibu-ibu dan oknum tentara. 

'Itu yang bawa motor ibu-ibu, dan boncengan anak kecil. Dia juga ngerem mendadak. Ibu kaget kan di depan ngerem mendadak, nah ditabraklah akhirnya sama Om Jagoan ini. Habis itu ditendang,' tulis akun @iknanthe dalam keterangan videonya, Senin (24/4/2023).

Nasibnya Setelah Viral

Setelah viral nasib oknum tentara itu jadi buruan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) dan Puspom TNI. 

Meski belum diketahui dari kesatuan mana pria berseragam TNI itu berasal, namun dari plat nomornya bisa terlacak. 

Plat motor AA berakhiran Z yang dikendarai oknum TNI tersebut diduga berasal dari wilayah Wonosobo, Jawa Tengah. 

Merespons kejadian ini, Kapuspen TNI Laksda TNI, Julius Widjojono menjelaskan pihaknya saat ini masih menelusuri kebenaran kejadian tersebut. 

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Komandan Puspom TNI untuk menelusuri oknum TNI tersebut melalui nomor polisi kendaraan yang digunakan.

Hal ini untuk proses klarifikasi atas tindakan arogansi anggota.

Menurut Julius hasil penelusuran motor yang dikendarai oknum TNI berasal dari Surakarta dan pemilik STNK berinisial K dengan alamat Wonosobo. 

"Saat ini masih dilacak pengguna saat itu," ujar Julius saat dikonfirmasi, Senin (24/4/2023).

Baca juga: Kisah Cinta Anggota TNI Pacaran dari SMA Sempat LDR Bertahun-tahun, Akhir Bahagia Menuju Pelaminan

Artikel KompasTV 'Diduga Tentara Tendang Motor Ibu dan Anak di Bekasi'.

Sementara Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan, menjaga perilaku yang baik di tempat umum itu penting.

Terlebih menggunakan atribut yang mewakili instansi tertentu yang justru seharusnya melindungi masyarakat sipil.

"Mengacu pada video, terlihat seorang oknum TNI yang melakukan tindakan kurang terpuji (menendang) seorang pengendara motor yang sedang membonceng seorang anak kecil akan menimbulkan hal negatif," ujar Sony seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (24/4/2023).

Sony Susmana menambahkan ada tiga dampak dari emosi sesaat yang dilampiaskan oknum tentara kepada ibu-ibu tersebut. 

"Pertama, motor yang hanya roda dua bisa jatuh akibat hilang keseimbangan dari tendangan oknum tersebut" kata Sony. 

"Kedua, citra buruk yang ditimbulkan akibat perbuatan oknum tersebut" jelasnya.

"Ketiga, trauma yang dirasakan oleh anak kecil maupun orang-orang yang melihat peristiwa tersebut." tandas Sony. 

Baca juga: 4 Prajurit TNI Gugur dalam Upaya Penyelamatan Pilot Susi Air di Papua

Artikel Oknum WartaKotalive 'TNI Berseragam Tendang Ibu-ibu Pengendara Sepeda Motor'.

Kriminolog dari Australian National University, Leopold Sudaryono mengatakan Puspom TNI memiliki cukup informasi untuk memeriksa oknum tersebut.

Kasus ini penanganannya harus terbuka karena bukan hanya sekadar tindakan fisik penendangan, tapi juga bukti komitmen TNI atas penegakan hukum.

"Siapakah oknum tersebut, jika memang anggota TNI apa tindakan disiplin yang diambil" jelas Leopold. 

"Jika ini tidak dilakukan maka anggapan bahwa hukum tidak berlaku bagi seluruh warga negara termasuk TNI mendapat pembenaran," ujarnya.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com