Berita Surabaya Hari Ini
Namira Ecoprint Terapkan Green Production
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) berkunjung ke Namira Ecoprint.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) berkunjung ke Namira Ecoprint.
Ketua BNSP, Kunjung Masehat sangat terkesan dan tertarik terhadap upaya Namira Ecoprint dalam menerapkan konsep ekonomi hijau pada proses bisnisnya.
"Green Economy atau ekonomi hijau termasuk isu yang sedang menjadi bahasan di dunia," kata Kunjung kepada SURYAMALANG.COM, Senin (8/5/2023).
Menurutnya, ekonomi hijau adalah gagasan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat.
"Sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan," ujar Kunjung.
Ada 15 indikator dalam Green Economy Index (GEI) Indonesia yang mencakup tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
"Proses bisnis Namira Ecoprint ini telah mencerminkan tiga pilar tersebut, mulai dari proses produksi yang tidak menggunakan bahan kimia, sampai pemanfaatan limbah produksi untuk kompos serta kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar. Ini layak menjadi pilot project UMKM Green Production," ungkap Kunjung.
Selama ini batik selalu identik dengan penggunaan bahan kimia, seperti penggunaan warna sintetik serta bahan 'malam' untuk pewarnaan. Sehingga limbah yang dihasilkan sangat mengganggu lingkungan.
"Ini menjadi habbit atau kebiasaan di industri kimia. Untuk itu, pengolahan limbah menjadi penting," ujar Kunjung.
Masyarakat juga sering komplain terhadap limbah dari industri batik. Kunjung mencontohkan saat berkunjung ke perusahaan yang memproduksi singkong. Menurutnya, produksi singkong tersebut menghasilan banyak limbah.
"Sedangkan di sini tidak ada limbah. Tidak ada sampah yang mencemari lingkungan, zero wash. Kami juga gencar sosialisasi sertifikasi green productivity," beber Kunjung.
Owner Namira Ecoprint, Yayuk Eko Agustin mengatakan Namira Ecoprint memang konsen terhadap produk ramah lingkungan.
"Untuk pewarnaan, Namira Ecoprint menggunakan dedaunan yang sangat berlimpah di Indonesia, mulai dari daun jati, daun pisang, daun mangga, daun eukaliptus, dan sebagainya," beber Yayuk.
Yayuk mengungkapkan Kadin Jatim dan Kadin Institute sangat banyak membantu untuk mengembangkan usaha. Bahkan Yayuk pernah ikut Misi Dagang ke sejumlah negara, seperti ke Malaysia dan Thailand.
"Kami diberi tempat untuk berkembang karena isu ramah lingkungan sangat luar biasa. Saya adalah satu-satunya ecoprint yang mendapat sertifikasi dari PT Mutu Internasional," terang Yayuk.
JANGAN KAGET! Jadi Wali Kota/Bupati Butuh Modal 70 Miliar, Jadi Gubernur Butuh Modal 1,7 Triliun |
![]() |
---|
Universitas Ciputra Surabaya Kukuhkan Guru Besar Bidang Transformasi Keuangan Digital |
![]() |
---|
Rumah Sakit Baru Pemkot Surabaya RSUD Eka Candrarini Diresmikan, Layanan Unggulan Bagi Ibu dan Anak |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Distribusikan PLTS ke Sekolah, Ajak Gunakan Green Energy |
![]() |
---|
Kesenjangan dan Lemahnya Inovasi Pendidikan Masih Jadi PR Besar di Jatim, Anggaran 2024 Justru Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.