Gaji PNS Kalah, Ada Pengemis Nongkrong di Jalanan Sebulan Dapat Rp 14 Juta, Punya Apartemen Rp 1,6 M

Gaji PNS kalah, ada sosok pengemis dapat Rp 14 juta sebulan hanya bermodalkan nongkrong di jalanan setiap hari. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
intisari
Gaji PNS Kalah, Ada Pengemis Nongkrong di Jalanan Sebulan Dapat Rp 14 Juta 

SURYAMALANG.COM - Gaji PNS kalah, ada sosok pengemis dapat Rp 14 juta sebulan hanya bermodalkan nongkrong di jalanan setiap hari. 

Tak hanya pendapatan fantastis capai belasan juta, ternyata sosok pengemis ini juga punya apartemen seharga Rp 1,6 miliar. 

Sosok pengemis dapat Rp 14 juta sebulan itu diketahui bernama Bharat Jain berasal dari India

Bharat Jain menjadi perbincangan karena bekerja sebagai pengemis tapi sebulan bisa raup Rp 14 juta.

Asetnya sungguh luar biasa dan kini ia berhasil membeli sebuah rumah apartemen senilai miliaran rupiah.

Sosok Bharat Jain adalah pengemis asal India yang kerjaannya cuma duduk di pinggiran jalan.

Bharat Jain memiliki aset yang bejibun.

s
Pengemis yang kaya raya di India (Intisari)

Baca juga: Kronologi 2 Mahasiswa Asing UB Terseret Ombak di Malang: 1 Selamat, Lainnya Masih Dalam Pencarian

Baca juga: Perjalanan Karier Rizka Puspita Sang Satpam Cantik Asal Surabaya, Dulu Kerja di Warung Ayam Geprek

Di India ada seroang pengemis yang sangat sukses dan tajir malintir.

Orang itu bernama Bharat Jain, seorang pengemis yang memiliki aset bejibun laiknya seorang pengusaha sukses.

Dia juga tinggal di apartemen mewah di India yang terletak di tengah kota Mumbai.

Menurut keterangan, Bharat Jain adalah pengemis yang biasa beroperasi di Chhatrapati Shivaji Terminus atau Azad Maidan.

Menekuni profesi sebagai seorang pengemis, Bharat Jain menghasilkan 2.000 hingga 2.500 rupee (Rp400-500 ribu) hanya dalam 8-10 jam tanpa melakukan apapun.

Dia hanya duduk di pinggiran jalan, berpenampilan lusuh sambil memelas minta duit.

Selama sebulang penghasilannya bahkan tembus 75.000 Rs atau sekitar Rp14 juta.

Menurut keterangan, penghasilan itu setara gaji Ketua Menteri di India, namun itu hanya segelintir fakta umumnya.

Karena dikatakan Bharat Jain masih memiliki aset dalam jumlah bejibun yang membuatnya tergolong sebagai seorang milyuner.

Bharat sendiri dikatakan memiliki apartemen BHK 1 yang berdekatan di tengah kota dengan nilai 80 lakh, atau sekitar Rp1,6 miliar.

Setelah sukses menjadi seorang pengemis, dia juga melebarkan sayap usahanya dengan memiliki sebuah kios pertokoan.

Dari hasil persewaaan itu, Bharat Jain menghasilkan 10.000 Rupee dalam waktu satu bulan (Rp1,9 juta).

Meskipun sudah menjadi milyuner dari hasil mengemis dan memiliki beberapa aset yang menghasilkan uang Bharat masih bekerja sebagai pengemis.

Keluarga yang menjalankan bisnisnya telah meminta Bharat berhenti menjadi pengemis, namun dia tidak mau mendengarkan nasihat itu.

Bharat sendiri adalah seorang pria yang kini usianya sekitar 50 tahun.

Pengemis yang kaya raya di India (Intisari)
Pengemis yang kaya raya di India (Intisari) ()

Dia masih memiliki anggota keluarga lengkap seperti ayah, istri, saudara laki-laki dan dua putra yang ditampung di apartemennya.

Terlepas dari fakta tersebut, ternyata Bharat Jain bukanlah satu-satunya di India sebagai pengemis miskin.

Faktanya, banyak ditemukan di India bahwa pengemis memilik harta yang cukup besar, seperti halnya Bharat Jain.

Beberapa tahun lalu, seorang pengemis bernama Kumar Gite yang sering mengemis di Charni Road, Mumbai memiliki apartemen senilai Rp80 juta yang tinggal bersama saudaranya di Nallasopara.

Mengutip TribunJatim.com dengan judul Sosok Pengemis Punya Apartemen Rp1,6 M.

Para pengemis tampaknya memang pintar mengelabuhi masyarakat dengan pura-pura lusuh dan tak berdaya.

Di Jawa Timur misalnya, belakangan juga menjadi sorotan aktivitas rombongan pengemis yang ternyata menaiki mobil.

Rekaman netizen yang menampilkan rombongan pengemis berjumlah 4 orang secara ramai meminta-minta di Kota Madiun (ISTIMEWA)
Viral video memperlihatkan rombongan pengemis di Kota Madiun. Video itu direkam oleh seorang netizen dari dalam mobil. 

Rekaman durasi 34 detik, menayangkan sekelompok pengemis berjumlah 4 orang, sedang berjalan kaki. Mereka kemudian menadahkan tangannya, saat bertemu orang sekitar. 

"Rombongan, ini ndak tahu datang dari mana. Banyak tadi. Ini rombongan kedua. Nah itu ada lagi," ujar perekam video.

Belum habis rombongan satunya, muncul lagi rombongan pengemis, yang juga berjalan di belakangnya.

Perekam juga meminta kepada Dinas Sosial, untuk segera melakukan penertiban. Menurutnya, rombongan pengemis turun dari sebuah mobil.

"Kepada Dinas Sosial Kota Madiun, mohon ditindak. Saya melihat sudah rombongan ketiga yang seperti ini," tutupnya.

Jika dilihat, diduga latar belakang pengambilan video berada di Jalan Dr Sutomo Kota Madiun.

Perekam mengetahui momen itu saat memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun, Heri Suwartono, akan mengambil tindak tegas terhadap para peminta minta.

"Sudah kami koordinasikan dengan pihak Satpol PP untuk penindakannya. Nanti kami yang akan merehabilitasi," tandasnya, saat dikonfirmasi lewat aplikasi pesan singkat, Senin (10/7/2023).

Sebelumnya juga viral sosok pengemis di Pati, Jawa Tengah bernama Aris Munaji.

Dalam video yang viral di berbagai platform media sosial, tampak bahwa Aris bermodalkan gelas plastik meminta-minta pada pengendara mobil yang berhenti di lampu merah.

Video kemudian berpindah lokasi dalam sebuah room karaoke, di mana Aris tampak sedang asyik memeluk seorang perempuan pemandu karaoke.

Akhirnya fakta tentang Aris terungkap.

Kediaman keluarga Aris di Desa Tegalharjo, Kecamatan Trangkil, bisa dibilang cukup bagus.

Bahkan lebih bagus dari kebanyakan rumah warga setempat.

Rumah keluarga Aris berbentuk joglo dengan atap genting yang tinggi.

Temboknya bercat warna krem dan lantainya berkeramik.

Kepala Desa Tegalharjo, Kecamatan Trangkil, Pandoyo, mengatakan bahwa Aris memang berasal dari keluarga yang tergolong berkecukupan.

"Saya dulu pernah jadi guru di madrasah. Dulu Aris termasuk murid saya.

Jadi sedikit banyak saya tahu tentang dia," kata Pandoyo, Kades Tegalharjo.

Menurut Pandoyo, orang tua Aris bekerja sebagai petani dan juga memiliki toko di rumah.

"Kalau kakaknya pengusaha peternakan.

Mas Aris ini setahu saya dulu ikut kerja kakaknya yang punya usaha peternakan ayam petelur dan ayam potong.

Kalau dari sisi ekonomi, untuk ukuran warga kami, kondisi keluarga Mas Aris ini lebih dari cukup," ujar dia.

Pandoyo menduga Aris salah pergaulan sampai mengemis di lampu merah.

Dia mengatakan, Aris memiliki kondisi "keterbatasan" fisik maupun mental yang mungkin mendorongnya mencari jati diri dengan cara yang salah.

"Sehingga jatuhnya malah karaokean di tempat hiburan malam itu.

Itu karena salah pergaulan dalam mencari jati diri saja," ucap dia.

Pandoyo berani memastikan bahwa narasi yang mengatakan bahwa Aris selama ini mengemis hanya untuk berfoya-foya di tempat hiburan malam tidak tepat.

"Saya klarifikasi. Saya berani mengatakan itu (hasil mengemis) bukan untuk karaoke.

Baru kali ini juga saya dengar dia ke tempat karaoke," tandas dia.

Aris sendiri juga menegaskan bahwa dia baru kali pertama ke tempat karaoke.

Itu pun karena diajak teman.

"Baru pertama kali karaokean. Saya diajak teman.

Bukan dari hasil ngamen atau ngemis.

Itu uang pribadi teman saya. Saya tidak ikut keluar uang," ujar dia.

Namun, bagaimanapun Aris mengaku kapok dan menyesal.

Dia malu karena videonya tersebar di media sosial dan media massa.

"Saya nggak tahu siapa yang memfoto dan memvideo sampai beritanya tersebar seperti itu.

Saya juga tidak tahu yang merekam saat mengemis siapa," ungkap dia.

Aris mengaku sudah cukup lama mengemis di Pati.

Sekira dua tahun, katanya.

Setiap hari, dia berangkat mengemis pukul 09.00 WIB pagi dan pulang pukul 17.00 sore.

Dia mengaku mendapat penghasilan antara Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu per hari dari hasil mengemis.

Bahkan ketika ditangkap Aris sedang membawa Rp 50 ribu dari hasil mengemis selama satu jam.

"Terpaksa (mengemis) karena belum ada pekerjaan. Sudah tiga kali ditangkap Satpol PP.

Tapi saya kapok. Setelah ini mau cari pekerjaan meskipun belum tahu kerja apa," ucap Aris.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved