Berita Sidoarjo Hari Ini
Sidoarjo Ekspor Rumput Laut ke Australia dan Tiongkok
Koperasi Agar Makmur Sentosa, Sidoarjo mengekspor perdana rumput laut jenis Gracilaria Sp ke perusahaan Start Up bernama ULUU di Australia
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Koperasi Agar Makmur Sentosa, Sidoarjo mengekspor perdana rumput laut jenis Gracilaria Sp ke perusahaan Start Up bernama ULUU di Australia, Jumat (4/8).
Koperasi yang berlokasi di Dusun Tlocor, Kecamatan Jabon, Sidoarjo itu memang banyak mendapat pelanggan dari mancanegara, seperti Australia, dan Tiongkok.
Koperasi Agar Makmur Sentosa mengekspor rumput laut ke Australia sebanyak 15 ton. Sedangkan ekspor rumput laut kering ke Tiongkok seberat 50 ton.
"Ini menjadi hal yang luar biasa. Produksi rumput laut Koperasi Agar Makmur bisa menembus pasar ekspor. Artinya, kualitasnya baik dan kuantitasnya akan terus dikembangkan mengingat permintaan dalam dan luar negeri cukup tinggi," kata Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur (Jatim) kepada SURYAMALANG.COM.
Koperasi Agar Makmur Sentosa mampu memproduksi antara 500 sampai 800 ton rumput laut kering dari 300 hektare luasan tambak. Hasil produksinya mampu memenuhi permintaan pasar luar negeri, dan juga memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Pengiriman tersebut dilakukan tiap minggu bergantung pada permintaan pasar. Biasanya, pengiriman pasar lokal dikirim ke Malang, Pasuruan, Surabaya, dan Sidoarjo.
Khofifah menyampaikan budidaya rumput laut di kolam tambak bisa dilakukan bersamaan dengan budidaya ikan bandeng atau udang, atau menggunakan metode tumpang sari. Hal tersebut beriringan dengan penerapan Green sampai Blue Economy. Sebab, jenis rumput laut Gracilaria Sp merupakan jenis rumput laut yang bisa hidup di tambak dan bisa mensubstitusi pemupukan.
"Banyak daerah Pantura yang masih sering kekurangan pupuk untuk tambak. Penerapan metode tumpang sari ini juga beriringan dengan penguatan green economy hingga ke arah blue economy," terangnya.
Jika petani terus mengembangkan metode tumpang sari, maka bisa terwujud kesejahteraan lebih signifikan. Sebab, setiap hektare tambak rumput laut bisa menghasilkan Rp 45 juta dalam setahun. Ditambah dua kali panen bandeng bisa mencapai Rp 50 juta, dan ditambah tiga kali panen undang dalam setahun mencapai 15 juta. Maka total setahun untuk satu hektare bisa menghasilkan Rp 110 juta.
Khofifah berharap proses hiliriasi dengan pendirian pabrik pengolahan rumput laut bisa didirikan di Sidoarjo. "Apalagi jika dibangun dekat dengan sumber bahan baku (raw material). Ini adalah berita yang bagus bagi semuanya," ujarnya.
Fakta-fakta Hujan Es di Sidoarjo Penyebab dan Tanda-tandanya, BMKG Sorot Udara Panas dan Garah |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut Renggut 2 Nyawa Mahasiswi di Sidoarjo, Truk Tabrak Motor Honda Beat dan Yamaha NMAX |
![]() |
---|
Truk Bermuatan Biji Plastik Terjun Masuk Sungai di Balongbendo Sidoarjo, Sopir Ngantuk |
![]() |
---|
Sidoarjo Pecahkan Rekor MURI dengan 1.500 Porsi Lontong Cecek Gratis |
![]() |
---|
Pemandu Lagu Asal Lombok Dihabisi Kekasih di Kamar Kos Sidoarjo, Dipicu Masalah Sepele Tentang HP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.