Berita Bojonegoro Hari Ini

Wong Samin, Keturunan Para Pembangkang Pajak Era Kolonial, Kini Kirab Bendera 78 Meter di Bojonegoro

Masyarakat Samin di Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar kirab atau membawa keliling bendera sepanjang 78 meter dalam rangka memperingati HUT ke-78 RI.

|
Penulis: Mochamad Sudarsono | Editor: Yuli A
Mochamad Sudarsono
Masyarakat Samin di Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar kirab atau membawa keliling bendera sepanjang 78 meter dalam rangka memperingati HUT ke-78 RI, Kamis (17/8/2023). 

SURYAMALANG.COM, BOJONEGORO - Masyarakat Samin di Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar kirab atau membawa keliling bendera sepanjang 78 meter dalam rangka memperingati HUT ke-78 RI, Kamis (17/8/2023).

Kirab dilakukan di jalan Desa/Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro. Masyarakat Samin adalah  sebutan orang luar untuk para pengikut ajaran Samin Surasentika alias Raden Kohar, kelahiran Desa Ploso Kedhiren, Randublatung, Blora, 1859. 

Samin Surasentika berasal dari rulling class atau kelas penguasa. Ayahnya bernama Raden Surawijaya atau Samin Sepuh dari Ponorogo. Samin juga cucu Raden Mas Adipati Bratadiningrat, Bupati Sumoroto (sekarang menjadi wilayah Ponorogo) pada 1802-1826.

Inti ajaran Samin sebetulnya pembangkangan terhadap segala aturan penjajah Belanda maupun Jepang, termasuk tidak sudi membayar pajak. Kelak, Samin dan tujuh pengikutnya diringkus lalu dibuang ke Pulang Nusakambangan dan selanjutnya dijadikan pekerja paksa di pertambangan Batubara di Sawahlunto, Sumatera Barat.

Pada peringatan tersebut, masyarakat Samin yang kini sebagian sudah berbaur dengan masyarakat umum, melakukan kirab bendera merah putih melibatkan ratusan siswa SD, SMP, dan SMA, mulai dari pelataran Patung Samin.

Begitu selesai melakukan upacara, sekitar 200 siswa mengarak bendera dari Monumen Patung Surasentika hingga Bukit Palkerek sejauh sekitar 3,5 kilometer.

Selain itu, mereka juga membawa bendera warna hitam sepanjang 45 meter yang bertuliskan 'Ojo Waton Ngomong, NKRI Butuh Bukti'. Artinya, Jangan Cuma Bicara, NKRI Butuh Bukti.

Tokoh masyarakat Samin, Bambang Sutrisno, menjelaskan, kegiatan tersebut untuk menunjukkan bahwa masyarakat Samin bisa melakukan hal yang tak biasa.

Keturunan keempat Samin itu menyatakan, bendera sepanjang itu dijahit bersama keluarganya hanya semalam menjelang peringatan 17 Agustus.

Dipilihnya tebing Palkerep untuk pemasangan bendera karena agar bisa terlihat dari Jalan nasional Bojonegoro - Ngawi. Lokasinya di samping proyek Masjid Wisata Religi.

"Ini inisiatif sendiri, belinya bendera pakai uang pribadi dan dijahit sendiri selama semalam," pungkasnya.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

http://suryamalang.com | IG: @suryamalangcom | youtube suryamalang.com
http://suryamalang.com | IG: @suryamalangcom | youtube suryamalang.com (KLIK)
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved