Berita Malang Hari Ini
Wali Kota Malang Resmikan SMP Nurul Huda, Murid Belajar Ilmu Umum Sekaligus Santri Pondok
Wali Kota Malang Sutiaji meresmikan SMP Nurul Huda yang dikelola oleh Yayasan Kyai Masduqi di Jalan Kolonel Sugiono gang 3B.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yuli A
SURYAMALANG.COM, MALANG - Wali Kota Malang Sutiaji meresmikan SMP Nurul Huda yang dikelola oleh Yayasan Kyai Masduqi di Jalan Kolonel Sugiono gang 3B, Jumat (25/8/2023).
Letak sekolah di lingkungan pondok pesantren Nurul Huda. Wali Kota meninjau lokasi sekolah yang berada di lantai 3. Melihat ruangan-ruangan yang ada. Serta mendatangi para siswa yang belajar di aula.
"Apa di sini sudah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar?" tanya Wali Kota Malang pada guru yang mengajar para siswa perempuan.
Musoddaqul Umam, Kepala SMP Nurul Huda, menjelaskan, lembaga pendidikannya sudah melahirkan dua kelas. Kelas 8 ada 10 siswa dan kelas 7 ada 25 siawa. Menurut Wali Kota, izin sekolahnya sudah keluar dan menyarankan Bosdanya segera diurus.
"Dibukanya ini ya berangkat dari kebutuhan para alumni pondok yang sudah di masyarakat. Ada yang jadi dosen di berbagai tempat. Mereka ingin menyambung lagi dengan pondok pesantren ini dengan memondokkan anak-anaknya ke sini. Sedang usia anak mereka usia SMP."
"Sementara jika mondok tapi SMP di luar tidak yakin. Sebab ini kan masih anak kecil. Khawatir terpengaruh, bolos, " kata mantan Kepala SMAN 1 Malang ini.
Maka agar fokus, mereka dipondokkan dan bersekolah di lingkungan pondok. "Kami memakai kurikulum nasional. Jadi biar beda dengan yang didapat siswa di pondok agar tidak over lapping," jawabnya.
Siswa yang bersekolah di SMP ini ada yang dari berbagai daerah. Selain Malang, juga NTB, Banten dan Bandung. Sehingga ada optimisme bahwa akan selalu ada siswa dari pondok.
Siswa akan bersekolah mulai jam 07.00-12.30 WIB. Setelah sholat dhuhur, siswa istirahat. Jam 14.30 WIB, masuk lagi untuk kegiatan diniyah sampai menjelang magrib. Lalu sholat magrib dan dilanjut baca Al quran.
"Jadi ada tiga tahapan yang dikerjakan. Setelah mengaji Quran ya istirahat lagi agar besok segar buat sekolah," jawab dia. Di ponpes ini awalnya hanya diisi santri usia SMA dan mahasiswa dari berbagai daerah.
"Jadi mereka mondok di ponpes tapi kuliah atau sekolah SMA di luar. Tapi yang usia SMP ini di lingkungan pondok. Tapi nanti kalau usia SMA ya boleh sekolah di luar," jawab Gus Mus. Termasuk kuliah di luar. Di ponpes ini bahkan ada yang mondok sampai lulus S1 dan S2. Saat libur sekolah, siswa tetap di pondok. Baru pada akhir tahun boleh pulang liburan.
Dikatakan Gus Mus, pihaknya sudah menyampaikan pesan ke orangtua/wali santri bahwa jangan berpikir dengan niat menyekolahkan tapi memondokkan. Jadi mereka akan mondok terus di ponpes ini sambil meneruskan pendidikan di luar bagi yang non usia SMP. Para guru SMP ini adalah para sarjana alumni ponpes ini. Sedang Suwarjana, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang menambahkan animo mendirikan SMP swasta masih ada.
"Meski ya di sisi lain ada sekolah swasta yang kurang siswa. Tapi di sisi lain ada kebutuhan mungkin buat pengembangan lebih bagus. Sehingga mendirikan sekolah. Insyaallah kalau di malang didirikan dengan serius juatru akan diminati," jawab dia.
Ia menjawab tidak ada moratorium izin mendirikan SMP swasta. "Nggak ada moratorium dan terbuka bagi siapapun," pungkasnya.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.