Kebakaran Gunung Arjuno

Penyebab Kebakaran Gunung Arjuno Terdeteksi, Polisi Dalami Pemburu di Curah Sriti pada Hari Jumat

Diduga titik api dari para pemburu yang pada hari Jumat malam melakukan aktifitas perburuan di bagian Curah Sriti

|
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Polres Malang
Petugas gabungan melakukan pemadaman di lereng Gunung Arjuno, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Senin (28/8/2023) 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Penyebab kebakaran lahan di bukit Budug Asu, lereng Gunung Arjuno, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang diduga terkait aktivitas pemburu.

Diketahui awal kebakaran terjadi pada Sabtu (26/8/2023) dari adanya aktivitas perburuan itu.

Kasihumas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik mengatakan, kebakaran tersebut tepatnya terjadi di wilayah Perhutani RPH Sumberawan, BKPH Singosari, petak 116 dan wilayah taman hutan raya (Tahura) Blok Kemlandingan, Kecamatan Singosari. 

Baca juga: BREAKING NEWS Kebakaran di Gunung Arjuno, Api Melahap Padang Savana di Kawasan Bukit Budug Asu

Di mana lahan yang terbakar kurang lebih seluas  100 hektar. 

"Kurang lebih seluas 100 hektar lahan yang terbakar masuk di wilayah RPH Sumberawan yakni di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari," ucap Taufik ketika dikonfirmasi, Senin (28/8/2023). 

Ia menambahkan, menurut keterangan dari Kepala Resor Polisi Hutan (KRPH) Sumberawan, Yoppy Kartika Hendri, kebakaran disebabkan adanya aktivitas perburuan di bagian Curah Sriti. 

"Diduga titik api dari para pemburu yang pada hari Jumat malam melakukan aktifitas perburuan di bagian Curah Sriti," kata Taufik. 

Hal itulah yang menyebabkan lahan di lereng Gunung Arjuno terbakar.

Bahkan kini kebakaran telah merembet memasuki wilayah Pasuruan dan Mojokerto. 

Menurutnya, berbagai upaya melakukan pemadaman sudah dilakukan oleh tim gabungan. Termasuk mencegah api menjalar ke lahan yang lebih luas. 

Upaya pencegahan yang dilakukan di antaranya membuat parit selebar 2 meter. 

"Antisipasi yang kami lakukan dengan membuat parit selebar 2 meter. Namun, apabila angin bertiup kencang maka parit tersebut tidak mampu mencegah api yang merembet," imbuhnya. 

Disebutkan Taufik, selain membuat parit, berbagai tindakan untuk memadamkan api telah dilakukan. 

Namun, proses pemadaman api dilakukan secara manual dan menggunakan alat seadanya. Dikarenakan medan yang sulit sehingga menyebabkan pemadaman kurang maksimal. 

"Saat ini tim pemadam terdiri dari 11 orang dan masih standby di posko yang terletak di 5 kilometer di atas Bukit Kunir," tukasnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved