Berita Viral

Imam Masykur Sempat Minta Maaf Sebelum Tewas Dibunuh Paspampres Praka RM Dkk, Curhat di TikTok

Korban penganiayaan berujung pembunuhan Imam Masykur sempat minta maaf dan memohon ampun kepada tuhan. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
tiktok
Imam Masykur Sempat Minta Maaf Sebelum Tewas Dibunuh Paspampres Praka RM Dkk 

SURYAMALANG.COM - Korban penganiayaan berujung pembunuhan Imam Masykur sempat minta maaf dan memohon ampun kepada tuhan. 

Hal ini diketahui dari curhatan Imam Masykur di akun TikTok miliknya.

Bak seperti firasat, Imam Masykur sempat mengunggah kata-kata mutiara berisikan memohon ampun kepada Tuhan sebelum tewas dibunuh oleh Paspampres Praka Riswandi Manik dan kawan-kawannya. 

Video tersebut diunggahnya melalui akun TikTok @imammasykur548 sekitaran April 2022 lalu.

Kemudian sebelum momen di bandara, Masykur juga mengunggah video permohonan maaf atas segala dosa-dosanya.

"Maafkan dosa-dosa saya ya Allah," tulis Imam Masykur di akun TikTok pada 23 Maret 2022 lalu.

Demikian kata-kata di video yang dieditnya:

"Aku datang (dengan dosa)

Sekali lagi duhai Penciptaku

Sebagaimana yang Engkau inginkan duhai sesembahanku

Aku berharap Engkau mau menerima permintaan maafku

Balasan Surga yang kekal dan tambahan nikmat dari-Mu

Sementara di video sebelumnya lagi, Masykur juga sempat membuat video dengan kata-kata yang berkaitan dengan kehilangan.

Nanti kamu akan merasakan

Berharganya seseorang

Ketika kamu mencarinya tapi tidak lagi menemukannya

Nanti kamu sadar sudah kehilangan

Saat apa yg kamu genggam kemarin

Benar-benar pergi

Yang tulus tidak akan datang dua kali

Walaupun kamu menemukan yang baru

curhat Imam Masykur di TikTok
curhat Imam Masykur di TikTok (tiktok)

Pasti enggak akan sama

Seperti yang dulu lagi

Ingat!

Sesuatu yang sangat menyedihkan itu

Adalah PENYESALAN" 

Membaca beberapa unggahan terakhir memantik warganet meramaikan kolom komentar di akun TikTok Masykur.

“Caption-nya bikin merinding kita semua, tahun 2022 yang lalu tapi kita baca semua pada tahun 2023,” tulis salah seorang warganet di kolom komentar.

“Ya Allah, kabulkan doa pada caption-nya,” tambah warganet lainnya.

“Dari sini kita bisa ambil pelajaran tulislah yang baik-baik, saat kita meninggal tulisan itu tidak akan luntur,” tulis warganet lain.

“Asoe Surga bang Imam (ahli surga bang Imam),” timpal warganet lainnya.

Kepergian Imam Masykur bukan hanya menyisakan duka bagi keluarga korban, tapi kini menjadi isu nasional yang jadi pembicaraan publik.

Pasalnya, oknum anggota Paspampres yang harusnya menjaga presiden dari bahaya, kini malah membahayakan bagi warga asal Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh itu.

Penyiksaan yang diduga dilakukan Praka Riswandi Manik (29) dkk sampai merenggut nyawa Masykur.

Sejumlah video dugaan penyiksaan yang dilakukan Praka RM viral di media sosial, pelaku meminta uang Rp 50 juta ke keluarga korban sebagai tebusan.

Artikel Tribuntrends.com 'Sempat Curhat di TikTok Sebelum Tewas Dibunuh, Imam Masykur Minta Maaf'.

Rekam Jejak Oknum Paspampres yang Siksa Masykur hingga Tewas

Oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) diduga siksa warga Bireuen, Aceh hingga tewas. Ini rekam jejak Praka Riswandi Manik.

Diketahui Praka Riswandi Manik (29) menjadi terduga penganiaya Imam Masykur (25), warga Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh yang baru merantau setahun di Jakarta.

Perjalanan merantau Masykur berujung maut, keluarga harus ikhlas ketika sosok yang disayang pulang tinggal jasad dengan bekas penyiksaan di sejumlah bagian tubuh.

Terduga Praka Riswandi Manik menjadi viral usai videonya diduga sedang menyiksa Masykur sambil meminta uang Rp 50 juta ke keluarga korban.

Praka Riswandi Manik (RM), oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang diduga siksa Imam Masykur (25) warga Bireuen, Aceh hingga tewas. 
Praka Riswandi Manik (RM), oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang diduga siksa Imam Masykur (25) warga Bireuen, Aceh hingga tewas.  (Tribunnews)

Lalu siapa Praka Riswandi Manik?

Praka Riswandi Manik berasal dari Aceh Singkil, kelahiran 10 Juni 1994.

Pria yang dikenal dengan inisial Praka RM ini merupakan anggota Ta Walis 3/3/11 Ki C Walis Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres.

Berdasarkan Nomor Register Pokok (NRP), Praka Riswandi dilantik pada Juli 2013 lalu sebagai prajurit TNI Angkatan Darat (AD) usai menjalani pendidikan tamtama.

Kemudian ia mendapat kepercayaan menjadi anggota Polisi Militer (POM) dan menjalani pendidikan.

Selanjutnya Praka Riswandi bertugas di Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan Paspampres.

Dalam sejumlah video yang beredar, Praka Riswandi menikah di Masjid Raya Baiturrahman pada 17 November 2018.

Masykur Minta Tolong Dikirimi Uang Rp 50 Juta saat Disiksa

Imam Masykur (25), Warga Gandapura, Bireuen, Aceh ini menghembuskan napas terakhir diduga saat disiksa oleh oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Oknum Paspampres diduga berinisial Praka RM dkk (dua orang) itu tega menghabisi nyawa Masykur dengan luka bekas penyiksaan.

Terduga pelaku meminta uang sebanyak Rp 50 juta ke Masykur sebelum dibunuh.

Video penyiksaannya dalam mobil sambil korban meminta tolong ke keluarga agar segera mengirim uang, beredar cepat di grup WhatsApp masyarakat Aceh.

"Neu kirem peng siat 50 juta (tolong kirim uang 50 juta)," ucap Masykur melalui sambungan telepon dengan deru napas yang terengah-engah.

Lalu pria yang berkomunikasi dengan Imam Masykur itu mengatakan tidak ada uang, tapi akan berusaha untuk mencarinya.

"Neu kirem jino aju bueh, meuhan matee lon (kirim terus sekarang ya, kalau tidak mati saya)," begitu suara yang terdengar di akhir percakapan.

Dalam video lain terlihat kondisi tubuh Imam Masykur yang berdarah-darah.

Saat itu terdengar korban berulang kali mengatakan "dek kirem peng 50 juta peugah bak mak beuh, abang ka ipoh nyoe (Dek, tolong bilang sama mamak suruh kirim uang 50 juta, abang sudah dipukul).

Belum diketahui persis bagaimana kronologis peristiwa penyiksaan yang menyebabkan warga Aceh tersebut meninggal dunia.

Informasi tentang dugaan penculikan dan penyiksaan terhadap Imam Masykur hingga meninggal, beredar cukup cepat di kalangan masyarakat Aceh.

Foto-foto korban, termasuk foto penyerahan mayat korban di RSPAD Jakarta Pusat, dan sejumlah video yang diduga saat korban mengalami penyiksaan pun ikut beredar.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved