Jembatan Hancur karena Truk Sound

Sound Horeg Makin Meresahkan di Kabupaten Malang, Warga sampai Bongkar Pagar Jembatan

Warga sampai membongkar pembatas jembatan agar parade sound horeg bisa melintas di Desa Kasri, Kecamatan Bululawang.

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM
Pembongkaran pagar jembatan agar parade sound horeg bisa melintas di Desa Kasri, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sound horeg semakin meresahkan di Kabupaten Malang.

Bahkan warga sampai membongkar pembatas jembatan agar parade sound horeg bisa melintas di Desa Kasri, Kecamatan Bululawang.

Beredar video viral pembongkaran pembatas jembatan. Video viral itu diunggah akun Twitter @Pai_C1 pada Selasa (5/9).

Pemilik akun menulis "Ni yg lagi rame di Jatim masalah sound⊃2; horeg. Ini termasuk merusak fasilitas umum tidak? Atau memang itu jembatan pribadi dibangun dengan dana pribadi yang merusak itu?"

Sampai saat ini video viral itu telah ditonton sebanyak 397.000 kali. Akun Kementerian PUPR @KemenPU pun turut mengomentari unggahan tersebut, "Ini lokasi tepatnya dimana ya? Di jalan nasional atau jalan daerah kah?".

Begitu pula akun Humas Polda Jatim @HUmasPoldaJatim yang mencuit, "Halo sobat humas terimakasih informasinya. Mohon maaf untuk lokasi kejadian tersebut berada dimana? Untuk selanjutnya akan kami koordinasikan dengan polres setempat. Demikian sobat humas".

Jembatan tersebut merupakan jembatan penghubung antar Dusun Kasri dengan Dusun Renteng. Pembongkaran terjadi saat karnaval dan parade cek sound dalam rangka merayakan HUT ke-78 Indonesia pada Sabtu (2/9).

Kepala Desa Kasri, Mukhamad Khusaini mengaku tidak mengetahui saat pembongkaran jembatan terjadi. "Setelah pembongkaran, warga memberi tahu kami," ucap Khusaini kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (6/9/2023).

Pembongkaran jembatan ini bermula saat rombongan parade sound yang terdiri dari sembilan truk Fuso dan lima truk biasa menuju ke garis start untuk memulai parade.

Akses menuju garis start harus melalui jembatan selebar 4,8 meter. Sedangkan truk fuso yang mengangkut sound selebar 5,2 meter.

"Saat akan lewat jembatan, truk tidak bisa. Akhirnya pembatas jembatan dibongkar," jelasnya.

Khusaini menyebutkan panitia sanggup mengembalikan bentuk jembatan seperti semula secara swadaya masyarakat, dan tanpa bantuan dari pemerintah desa.

"Mereka membangun kembali jembatan secara swadaya masyarakat. Sekarang sedang dikerjakan," imbuhnya.

Sekitar tujuh warga sedang memperbaiki jembatan tersebut. Seorang warga, Suliono mengatakan sebenarnya jembatan bisa dilalui oleh truk biasa.

Saat karnaval itu, truk fuso bermuatan sound tidak mampu melewati jembatan. Akhirnya warga membongkar pembatas jembatan.

Setelah pembongkaran, warga sepakat berswadaya untuk memperbaiki jembatan. "Ini sebagai bentuk tanggung jawab masyarakat," kata Sulioni.

Suliono tidak mengetahui secara pasti jumlah biaya untuk memperbaiki jembatan tersebut. Warga tidak hanya mengganti pembatas jembatan, tapi juga menambah lebar jalan sekitar 1 meter.

"Kami targetkan perbaikan selesai hari ini (kemarin, red.) agar pengendara tidak terhambat," paparnya.

Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan pemerintah desa dan panitia sudah mediasi. Pihaknya juga telah komunikasi dengan Bupati Malang, Sanusi terkait surat edaran terbaru.

"Kami mengimbau setiap karnaval musik atau cek sound yang berpotensi mengganggu lingkungan sekitar dan kenyamanan warga untuk lebih memperhatikan surat edaran bupati," kata Kholis.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved