Kebakaran di Kawasan Gunung Bromo
Fakta-fakta Tornado Api di Bromo Akibat Prewedding, BMKG Sebut Penyebabnya Fenomena Dust Devil
Fakta-fakta tornado api di Bromo akibat Prewedding, BMKG jelaskan penyebabnya fenomena Dust Devil
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM, - Berikut fakta-fakta tornado api di Bromo akibat prewedding yang terjadi di Bukit Teletubbies di Savana Kaldera Tengger.
Video munculnya tornado api di Bromo akibat prewedding beredar luas di media sosial dan membuat warganet kaget.
Sedangkan BMKG memberi penjelasan soal tornado api di Bromo buntut dari kebakaran yang sampai kini belum padam.
BMKG menyebut tornado api di Bromo sebagai fenomena dust devil.
Berikut rangkuman fakta-fakta tornado api di Bromo akibat prewedding selengkapnya:
1. Penyebaran Api Jauh Lebih Besar
Tornado api muncul di tengah kebakaran hutan dan lahan di Gunung Bromo pada hari Minggu (10/9/2023).
Kejadian itu sempat terekam dalam video dan menyebar di media sosial.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan, tornado api itu muncul beberapa kali di lokasi yang sama.
"Karena ada kobaran api, tornado itu juga menggulung api," kata dia melalui sambungan telepon, Senin (11/9/2023).
Menurut Sadono Irawan, kejadian tersebut lumrah terjadi di kawasan sabana ketika musim kering dan panas.
Tornado api itu membuat risiko penyebaran api yang jauh lebih besar.
"Sampai saat ini, titik api menyebat ke wilayah bukit Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan," kata Sadono.
Baca juga: Update Kebakaran Gunung Bromo Hari Ke-6 Masih Belum Padam: Merembet ke Malang, Muncul Tornado Api
Artikel Kompas.com 'Kebakaran Bromo Meluas ke Kabupaten Malang dan Pasuruan'.
2. Fenomena Dust Devil

Sedangkan BMKG Juanda Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kelas I Juanda, Teguh Tri Susanto mengungkapkan, fenomena tornado api yang muncul merupakan fenomena dust devil.
Yakni pusaran yang kecil namun kuat.
Fenomena itu terjadi ketika udara kering dan sangat panas.
Ketidakstabilan terjadi di permukaan tanah dan naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya.
Udara kering itu membentuk aliran berupa pusaran yang membawa debu, serpihan, atau puing-puing di sekitarnya, termasuk api seperti yang terjadi di Bromo.
"Namun objeknya dominan api, hal tersebut terjadi karena ada pemanasan udara oleh api," ungkap Teguh.
Dust devil, kata Teguh, dapat terbentuk saat terjadi pemanasan matahari yang cukup intensif.
Tutupan awan sangat sedikit, banyak debu dan pasir dan kelembaban permukaan tanah yang rendah
“Fenomena ini umum terjadi di tanah lapang yang minim hambatan" tutur Teguh.
"Karena udara panas menimbulkan pusat tekanan rendah dan menyebabkan terbentuknya pusaran udara dari udara di sekelilingnya yang lebih dingin,” lanjutnya.
Fenomena ini berbeda dengan puting beliung. Terjadi dalam waktu singkat dan tak bersifat destruktif.
“Bukan dari awan cumulonimbus, namun dari pemanasan lokal, kecepatan angin tidak terlalu tinggi" urai Teguh.
"Dampak yang disebabkan tidak menghancurkan, waktunya enggak lama, kurang dari satu menit,” tandasnya.
Baca juga: Air Sumur di Kediri Bisa Menyala, Tim Peneliti ITS Surabaya Melakukan Uji Geolistrik
Artikel Kompas.com 'Sederet Hal soal Tornado Api yang Muncul Saat Kebakaran Bromo'.
3. Proses Pemadaman

Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, saat ini proses pemadaman masih dilakukan.
Tim gabungan yang bergerak untuk melakukan proses pemadaman mencapai ratusan personel.
Petugas melakukan pemadaman dengan metode manual alias gebyok menggunakan ranting pohon.
"Selain itu, juga menggunakan jet sprayer, serta penyiraman menggunakan tandon yang diangkut mobil pikap untuk titik yang masih bisa dijangkau mobil," jelas Sadono Senin (11/9/2023).
Ditambah melalui jalur udara dengan water bombing menggunakan Helicopter Super Puma AS332C1/PK-DAN milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BPBP RI).
"Hari ini sortie pertama 15 waterbombing, sortie kedua masih proses, kemungkinan 19 waterbombing," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran di kawasan TNBTS terjadi sejak Rabu (6/9/2023) siang.
Api muncul pertama kali di kawasan di bukit Blok Savana Lembah Watangan/Bukit Teletubbies di Savana Kaldera Tengger.
Kebakaran itu, diduga dipicu oleh flare yang dibawa oleh oknum wisatawan saat melakukan foto pranikah di area TNBTS.
Polisi menetapkan manajer wedding organizer sebagai tersangka.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com
(Kompas.com|Imron Hakiki|Andhi Dwi Setiawan)
fakta-fakta tornado api di Bromo
tornado api di Bromo
prewedding
tornado api
BMKG
Bukit Teletubbies
Bromo
suryamalang
Pasangan Prewed di Bromo Tetap Nikah Setelah Bakar 500 Hektar Lahan, Trauma Gak Mau Pasang Foto |
![]() |
---|
Pengakuan Pria Prewedding Pakai Flare di Bromo, Hendra Menyesal Berusaha Padamkan Api Tapi Gagal |
![]() |
---|
Hasil Foto Prewedding di Bromo yang Bikin Kebakaran, Fotografer Lain Ikut Emosi: Jelek Banget! |
![]() |
---|
Bromo Ditutup, Wisatawan Berlibur ke Kayutangan |
![]() |
---|
Separah Ini Kebakaran Lahan 50 Hektare di Gunung Bromo Gara-gara Flare Foto Prewedding |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.