Setahun Tragedi Kanjuruhan

Kesaksian Marselino Ferdinan saat Tragedi Kanjuruhan, Terjebak 2 Jam Usai Laga Arema FC Vs Persebaya

Mengenang kesaksian Marselino Ferdinan saat Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 terjadi. Terjebak dua jam di Stadion.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM
Cerita Marselino Ferdinan Saat Tragedi Kanjuruhan Setahun Lalu 

SURYAMALANG.COM - Mengenang kesaksian Marselino Ferdinan saat Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 terjadi.

Kala itu Marcelino Ferdinan bersama tim Persebaya Surabaya harus terjebak selama 2 jam di dalam Stadion Kanjuruhan sebelum bisa keluar. 

Mantan pemain Persebaya Surabaya itu pun melihat sendiri kengerian yang terjadi saat kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan satu tahun silam. 

Satu tahun lalu, Marselino Ferdinan pernah menceritakan detik-detik tim Bajul Ijo selamat dari kepungan para suporter Arema FC selama 2 jam saat tragedi Kanjuruhan.

Marcelino Ferdinan menceritakan sejak peluti panjang berakhirnya pertandingan dibunyikan.

Dirinya dan seluruh pemain Persebaya Surabaya harus segera masuk ke locker room dan berganti pakaian.

Sebelum berlari menuju mobil barracuda. 

"Selesai peluit akhir langsung masuk locker room, kami lari, langsung cepat-cepat ganti baju, ganti pakaian. Setelah itu kami langsung lari ke barracuda," cerita Marselino.

Marselino Ferdinan
Marselino Ferdinan (Instagram/kmskdeinze)

Baca juga: Trauma Korban dan Keluarga Usai Setahun Tragedi Kanjuruhan: Takut ke Sadion, Rutin ke Makam Anak

Baca juga: LINK Live Streaming Agenda Setahun Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2023, Ada Pameran hingga Doa Bersama

Setelah masuk ke mobil barracuda, para pemain Persebaya itu masih terjebak selama dua jam sebelum akhirnya bisa meninggalkan lokasi Stadion Kanjuruhan.

"Habis itu kami diblokade, gak bisa keluar sama Aremania. Jadi, kami menunggu di sana sekitar dua jam semuanya. Baru bisa keluar dari stadion," tambahnya.

Karena barracuda yang ia tumpangi berada di posisi paling depan, Marselino akui melihat secara jelas kerusuhan yang dilakukan suporter Arema FC untuk menghalau laju kendaraan barracuda.

Akibat situasi tidak terkendali, tim Persebaya kendarai barracuda dari Stadion Kanjuruhan langsung ke Surabaya, tidak lagi mampir di hotel tempat pemain Persebaya menginap.

"Jadi saya lihat semuanya yang bakar-bakar, patwal yang diinjak-injak dan lain-lain. Sampat juga dilempari botol, batu," jelas pemain usia 17 tahun itu.

Meski melihat pemandangan kurang baik, Marselino menyebut ia tidak trauma.

"Kalau trauma sih enggak. Tapi saya berharap kejadian ini tidak terulang kembali," pungkasnya.

Sementara itu, sudah satu tahun berlalu namun korban selamat Tragedi Kanjuruhan masih mengalami trauma mendalam. 

Seperti Aan yang hingga kini masih trauma dan hanya bisa melihat stadion dari jauh.

Nur Saguanto (20) akan mengikuti doa bersama peringatan 1 tahun tragedi Kanjuruhan di Hall Basket Stadion Kanjuruhan besok malam.

Pemuda asal Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang ini termasuk korban selamat dalam insiden yang menewaskan sebanyak 135 orang tersebut.

Pria yang akrab disapa Aan ini baru pertama kali menginjakkan kembali kakinya di Stadion Kanjuruhan sejak tragedi kelam tersebut.

Selama ini Aan memang sengaja menghindari stadion agar tidak mengingat kembali kericuhan yang menyebabkan dia terluka pada wajah dan kaki.

"Saya dan teman saya yang juga korban selamat akan datang ke Stadion Kanjuruhan besok," kata Aan kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (29/9).

Setelah peristiwa kelam tersebut, sang ibu melarang Aan masuk ke dalam stadion. Namun, Aan mencoba memberanikan diri demi rasa kemanusiaan dan banyaknya korban meninggal atas kejadian tersebut.

"Saya selalu mendoakan mereka dari rumah. Tapi saat besok, tidak pas kalau saya tidak datang. Meskipun saya tidak kenal mereka, tapi saya ingin hadir langsung," bebernya.

Selama ini Aan hanya bisa melihat stadion milik Pemkab Malang tersebut dari kejauhan. Bungsu dari dua bersaudara itu mengaku masih trauma jika mengingat kembali kejadian itu.

"Kalau melihat stadion itu, ada rasa kekecewaan mendalam," imbuhnya.

Sekarang rasa trauma itu sedikit berkurang. Aan memiliki cara tersendiri untuk melupakan tragedi 1 Oktober 2022 itu.

"Biasanya saya riding dengan teman-teman pada hari Sabtu atau Minggu," ujarnya.

Aan berharap para korban tragedi Kanjuruhan mendapat keadilan. "Saya belum puas atas hukuman kepada para tersangka," imbuhnya.

Sementara itu, Curvasud Arema akan menggelar peringatan 1 tahun tragedi Kanjuruhan di markas Curvasud Arema di Jalan Patimura, Kota Malang pada 30 September dan 1 Oktober 2023. Ketua Panitia, Ari Susanto mengatakan acara akan diawali dengan doa bersama pada 30 September 2023 malam.

"Untuk 1 Oktober pukul 09.00 WIB, kami menggelar khitan massal, hadrah, santunan anak yatim, hiburan musik (band lokal), donor darah, dan pengobatan gratis," kata Ari, Selasa (26/9).

Pria yang akrab disapa Ambon ini menuturkan nantinya peserta khitan massal akan diarak menggunakan Bus Macito.

"Hadrah, pengobatan gratis, dan donor darah digelar pada pukul 08.00 WIB," terangnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved