Malang Heritage

Riwayat Jembatan Kaca Kampung Warna Warni Malang yang Retak, Pernah Diperingatkan Bahayanya

Ini riwayat jembatan kaca Kampung Warna Warni Malang yang retak, pernah diperingatkan bahayanya

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
KOMPAS.com/Andi Hartik/Suryamalang
Jembatan kaca Kampung Warna Warni Malang. Riwayat jembatan kaca Kampung Warna Warni Malang yang retak, pernah diperingatkan bahayanya 

SURYAMALANG.COM, - Inilah riwayat jembatan kaca Kampung Warna Warni Malang yang retak tapi masih dibuka untuk wisatawan.

Retaknya jembatan kaca Kampung Warna Warni Malang yang ternyata sudah lama terjadi mendapat perhatian belakangan ini.

Jembatan kaca Kampung Warna Warni Malang adalah salah satu spot wisata foto untuk wisatawan. 

Jembatan ini menghubungkan Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi di kecamatan Blimbing Kota Malang.

Dari pantauan SURYAMALANG.COM di lokasi hari ini, Jumat (27/10/2023), terlihat ada keretakan di bibir jembatan atau bagian fisik beton jembatan bukan pada bagian kaca jembatan.

Meski demikian masih terlihat beberapa wisatawan yang melintas untuk menikmati suasana Kampung Warna Warni dari atas sungai Brantas Kota Malang.

Baca juga: 4 Bukti Baru di TKP Kasus Subang Salah Satunya Stik Golf Milik Yosef, Pembunuh Tidak Cuma Satu Orang

Bagian jembatan kaca Kampung Warna Warni Malang yang retak
Bagian jembatan kaca Kampung Warna Warni Malang yang retak (KOMPAS.com/ Nugraha Perdana)

Agus Khodar, Pokdarwis Kampung Wana Warni mengatakan keretakan di bangunan fisik jembatan kaca sebenarnya sudah diketahui cukup lama.

Kondisi keretakan jembatan itu juga telah dilaporkan kepada pihak terkait tapi belum ada respons khusus.

"Yang retak fisik bangunanannya , bukan kacanya. Kami sudah laporkan tapi belum ada tanggapan, baru kali ini saja dapat tanggapan serius," ujat Agus pada SURYAMALANG.COM di lokasi hari ini, Jumat (27/10/2023).

Lalu seperti apa riwayat jembatan kaca Kampung Warna Warni Malang?

Jembatan kaca Kampung Warna Warni Malang resmi dibuka untuk para pengunjung pada tanggal 9 Oktober 2017. 

Jembatan yang disebut-sebut mirip dengan jembatan kaca di Zhangjiajie, China, itu diresmikan langsung oleh Wali Kota Malang saat itu yakni M Anton. 

Sejak saat itu, jembatan yang melintas di atas Sungai Brantas tersebut menjadi spot foto baru bagi para wisatawan.

Kampung warna-warni merupakan sebuah kampung di Kelurahan Jodipan, Kota Malang.

Kampung itu berdiri tepat di bantaran Sungai Brantas.

Tahun lalu, sejumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tengah menjalani praktikum di PT Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana), sebuah perusahaan cat di Malang, mengubah kampung yang awalnya kumuh itu menjadi warna-warni.

Tidak lama setelahnya, sebuah kampung di seberangnya, yakni kampung di Kelurahan Kesatrian juga membangun inovasi yang sama.

Kampung itu mengangkat tema Kampung Tridi.

Sejumlah lukisan tiga dimensi tampak menghiasi dinding rumah warga untuk menyambut wisatawan yang datang.

Sejak saat itu, muncul ide untuk menyatukan kampung yang dibelah oleh aliran Sungai Brantas itu dengan membangun jembatan.

Supaya lebih menarik, digagaslah jembatan kaca dengan nama Jembatan Kaca Ngalam Indonesia.

Baca juga: Nasib Pilu Budiono Mantan Pemain PSIS Semarang Hidup Miskin dan Hidungnya Pecah, Anak Jadi Pemulung

Artikel Kompas.com 'Jembatan Kaca Kampung Warna-warni Malang, Unik Seperti di China'.

jembatan kaca malang
jembatan kaca malang (suryamalang/ tribun)

Jembatan itu didesain oleh mahasiswa teknik sipil UMM, Mahatma Aji dan Khoirul di bawah binaan dosennya, Lukito Prasetya.

Jembatan itu dibangun dalam waktu lima bulan melalui dana Corporate Social Responsibity (CSR) PT Indana yakni mulai tanggal 8 Mei 2017 hingga 7 Oktober 2017.

Jembatan itu dibangun dengan model jembatan gantung.

Berwarna kuning emas dengan panjang 25 meter dan lebar 1,25 meter pada ketinggian 9,5 meter.

Jembatan itu diperkirakan dapat menampung sekitar 50 orang dengan beban berat 250 kilogram.

Meski namanya jembatan kaca, tidak seluruh lantai jembatan terbuat dari kaca.

Lantai kaca hanya ada pada tengah-tengah lantai jembatan itu.

"Jembatan Kaca Ngalam Indonesia ini merupakan destinasi wisata baru yang menguji adrenalin" kata M Anton saat meresmikan jembatan itu pada (9/10/2017) silam.

"Sekaligus penghubung Kampung Warna-warni dan Kampung Tridi yang namanya sudah tersohor tidak hanya skala nasional melainkan internasional," imbuhnya. 

Diperingatkan Bahayanya

Berdirinya jembatan kaca itu menambah daftar panjang bahaya yang dimungkinkan terjadi.

Apalagi, jembatan itu dibangun di atas Sungai Brantas dengan cagak jembatan berada tepat di pinggir aliran sungai.

Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan sempat mewanti-wanti tentang potensi bahayanya. 

"Penampang sungai harus diperhatikan. Jangan sampai mengganggu alirannya kalau terjadi banjir," kata  Raymond Valiant Ruritan saat dihubungi Kompas.com (grup Suryamalang) (10/10/2017).

Itu sebabnya Raymond meminta Pemerintah Kota Malang untuk mempersiapkan upaya mitigasi terhadap seluruh kemungkinan bencana yang akan terjadi.

Selain itu, Raymond juga meminta supaya ada sistem peringatan dini (early warning) bencana banjir di lokasi itu sebab, jika banjir terjadi, debit air akan naik sekitar tiga sampai empat meter.

Hal itu sangat berbahaya untuk aktivitas wisata.

Menurut Raymond banjir di sepanjang aliran Sungai Brantas tidak bisa diprediksi.

Banjir yang termasuk paling besar terjadi pada tahun 2007 dan 2010.

"Terakhir terjadi pada tahun 2007 kemudian tahun 2010," katanya.

Raymond juga meminta supaya ada papan peringatan di lokasi itu.

Peringatan akan bahaya yang kemungkinan terjadi dan peringatan supaya wisatawan tidak membuang sampai ke sungai.

"Jangan lupa untuk pengunjung kalau di situ sewaktu-waktu air bisa naik. Supaya orang yang lagi foto-foto tidak sampai terkena musibah," jelasnya.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

(Suryamalang|Purwanto/Kompas.com|Andi Hartik)

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved