Kota Malang
Inovasi Dosen UM Siapkan Kader Tangguh Hadapi Bencana Melalui Pembelajaran Spasial Kebencanaan
Inovasi Dosen UM Siapkan Kader Tangguh Hadapi Bencana Melalui Pembelajaran Spasial Kebencanaan
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan potensi bencana alam tertinggi di dunia.
Hal ini dilatar-belakangi oleh geografis Indonesia sebagai negara yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif (Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik), hal ini berpotensi menghadapi ancaman multi bencana yang serius.
Kondisi ini menuntut hadirnya pendekatan baru dalam pendidikan kebencanaan yang lebih kontekstual dan memberdayakan masyarakat.
Menyadari hal tersebut, Prof Dr Budi Handoyo MSi, dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (UM) yang baru saja dikukuhkan sebagai guru besar, mengembangkan konsep inovatif bernama Disaster Spatial Learning (DSL) atau pembelajaran spasial kebencanaan.
Konsep ini, menurut Prof Budi, bertujuan membangun kapasitas masyarakat, khususnya peserta didik dan mahasiswa agar mampu memahami risiko bencana di wilayah tempat tinggal mereka serta menentukan langkah mitigasi yang sesuai.
Baca juga: Universitas Negeri Malang Kukuhkan 4 Guru Besar di Bidang Teknik, Sosial dan Sastra
"Selama ini pembelajaran kebencanaan masih bersifat umum dan informatif saja."
"Anak-anak tahu apa itu gempa atau banjir, tapi belum memahami bagaimana kondisi daerah mereka dan apa tindakan tepat yang harus dilakukan," ujarnya saat ditemui SURYAMALANG.COM, Rabu (1/10/2025).
Dengan pendekatan DSL, siswa diajak belajar melalui analisis spasial memanfaatkan teknologi seperti Google Earth, GIS, hingga pemetaan digital untuk mengenali karakter geografis wilayah mereka.
"Anak-anak menganalisis sendiri topografi, curah hujan, lapisan tanah, dan potensi bencana di sekitar mereka. Dari situ mereka menentukan strategi mitigasi yang sesuai," jelasnya.
Riset awal Prof Budi dilakukan di SMA Negeri 1 Dampit, Kabupaten Malang.
Dampit dipilih, lantaran daerah tersebut dikenal memiliki potensi bencana beragam mulai dari gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir, hingga tanah longsor.
Di sana, konsep DSL diterapkan sebagai model pembelajaran berbasis proyek dan simulasi.
"Di SMAN 1 Dampit kami jadikan sekolah laboratorium kebencanaan. Anak-anak tidak hanya belajar teori, tapi juga melakukan simulasi langsung."
"Mereka tahu kapan harus berlindung, ke mana harus evakuasi, bahkan bagaimana membantu keluarga dan masyarakat sekitar," terangnya.
Hasil penelitian menunjukkan penerapan DSL memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dalam menghadapi bencana.
Universitas Negeri Malang Kukuhkan 4 Guru Besar di Bidang Teknik, Sosial dan Sastra |
![]() |
---|
Disdikbud Kota Malang Apresiasi Hasil 5 Medali OSN 2025, Dorong Sekolah Negeri Tiru Prestasi Swasta |
![]() |
---|
Ketua DPRD Kota Malang Soroti Kendala Sarana Prasarana di Sekolah Rakyat |
![]() |
---|
Gandengan Truk Muatan 20 Ton Tebu Terguling Sempat Bikin Macet Kota Malang, Evakuasi Sulit |
![]() |
---|
Ketua DPRD Kota Malang Minta Pengawasan MBG Diperketat Meski Belum Ada Kasus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.