Berita Viral

5 Fakta Miris Pembangunan Jembatan Kaca Banyumas, Tinggi Pilar Tidak Sama dan Kacanya Bekas

5 fakta miris pembangunan jembatan kaca Banyumas, tinggi pilar tidak sama dan kacanya bekas.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
Permata Putra Sejati/Tribunbanyumas.com
ES tersangka (kanan), jembatan kaca Banyumas yang pecah (kiri). Intip 5 fakta miris pembangunan jembatan kaca Banyumas, tinggi pilar tidak sama dan kacanya bekas 

SURYAMALANG.COM, - Inilah lima fakta miris pembangunan jembatan kaca Banyumas yang pecah pada Rabu (25/10/2023) hingga menimbulkan korban jiwa. 

Satu orang berinisial FA (49) meninggal dunia lalu dua orang lainnya terluka dan satu orang korban kritis. 

Total ada empat korban dalam peristiwa jembatan kaca Banyumas pecah yang berada di kompleks Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 

Jembatan kaca bernama "The Geong" itu berbentuk seperti leter T dengan panjang masing-masing sisi sekitar 15 meter dan tinggi 15 meter.

Setelah menelan korban jiwa dan luka-luka, pemilik sekaligus pengelola tempat wisata berinisial ES (63) ditetapkan sebagai tersangka. 

Lalu apa penyebab jembatan kaca Banyumas itu pecah dan bagaimana pembangunannya?

Simak fakta-fakta miris yang diungkap oleh polisi berikut ini:

1. Penyebab Kaca Pecah

Jembatan kaca The Geong di kompleks Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas
Jembatan kaca The Geong di kompleks Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas (KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN)

Hasil forensik penyebab pengunjung jatuh dari jembatan kaca The Geong terkuak.

Rupanya salah satu penyebab jembatan tersebut goyang karena ada las besi penyangga yang tidak simetris.

Kapolresta Banyumas, Kombes Edy Suranta Sitepu menjelaskan penyebab pecahnya jembatan kaca yang baru dibuka pada libur lebaran 2023 lalu tersebut. 

Menurut Edy, sambungan las besi pada penyangga jembatan kaca tidak simetris sehingga menimbulkan getaran.

Selain itu, busa yang digunakan untuk meredam getaran jembatan kaca juga sudah mengeras dan tidak berfungsi secara optimal.

"Di situ juga banyak karat, debu yang sudah mengeras, sehingga tidak optimal ketika dilewati," beber Edy Senin (30/10/2023) mengutip Kompas.com (grup Suryamalang). 

2. Tinggi Pilar Tidak Sama 

Bahkan dari hasil forensik Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng ditemukan adanya perbedaan ukuran pilar penyangga jembatan kaca.

Pilar penyangga jembatan ternyata memiliki ketinggian yang berbeda karena menyesuaikan permukaan di bawah jembatan.

"Dari Labfor dengan perbedaan ukuran pilar, ada perbedaan ketika menahan tekanan itu dapat menyebabkan kaca pecah," jelas Edy. 

Tim Labfor, kata Edy juga menemukan sambungan las pada kanal C yang menghubungkan jembatan tidak simetris sehingga bergelombang.

"Kondisi itu menimbulkan lendutan atau getaran yang mengakibatkan kaca pecah," ujar Edy.

Artikel Kompas.com 'Polisi Ungkap Pemicu Pecahnya Jembatan Kaca The Geong Banyumas'.

3. Jembatan Didesain Sendiri Oleh Pengelola

ES alias Edi Suseno sebagai tersangka utama insiden jembatan kaca pecah tewasnya wisatawan
ES alias Edi Suseno sebagai tersangka utama insiden jembatan kaca pecah tewasnya wisatawan (Permata Putra Sejati/Tribunbanyumas.com)

Setelah ditelusuri, ES ternyata menggambar sendiri bangunan tempat wisata jembatan kaca The Geong.

Kombes Edy Suranta Sitepu menjelaskan tersangka ES menyebut jembatan itu didesain sendiri namun Ia tidak memiliki sertifikasi layak fungsi.

Bahkan, wisata jembatan kaca The Geong tidak memiliki izin.

Pemilik tempat wisata juga belum melakukan sertifikasi ulang Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE).

Pada wahana tersebut juga tidak ditemukan papan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk keamanan pengunjung.

Artikel TribunnewsSultra.com 'Hasil Forensik Penyebab Pengunjung Jatuh dari Jembatan Kaca Viral'.

4. Tinggi Pilar Berbeda-Beda

Menurut Kombes Edy Suranta Sitepu, tinggi pilar yang menyangga jembatan kaca juga berbeda-beda sehingga menimbulkan getaran.

Tim Labfor telah mengecek kelaikan jembatan kaca dan ditemukan kaca yang dipasang hanya satu lapis berukuran 1,2 cm.

"Amannya adalah 2 lapis yang kurang lebih 3.6 cm dari sisi keamanan. Pilar-pilar ketika menahan tekanan tidak sama sehingga menyebabkan kaca pecah," lanjut Edy Senin (30/10/2023). 

Atas kejadian ini, sebanyak 16 saksi telah diperiksa oleh polisi, mulai dari karyawan hingga pedagang di sekitar wisata The Geong.

5. Kacanya Bekas

Tim Profesi Ahli Bangunan Gedung Banyumas Cilacap, Dr. Noor Intang, S.T M.T menyatakan, kaca yang digunakan di wahana jembatan kaca The Geong sudah cacat dan gampang pecah.

"Kacanya bekas, ada lubang warna yang beda-beda. Dari hasil pengamatan bahwa harusnya kaca itu jenisnya laminated, istilahnya seperti sandwich," bebernya.

Dr. Noor Intang menerangkan pada jembatan kaca juga tidak terdapat bantalan karet yang sesuai dan lem silen.

"Kesimpulannya tidak sesuai standar. Apa yang membuat runtuh adalah beban yang bekerja melebihi kapasitasnya," pungkasnya.

Seluruh Wahana Jembatan Kaca di Banyumas Ditutup

Dampak dari kejadian ini sebanyak lima wahana jembatan kaca yang ada di Kabupaten Banyumas ditutup. 

PJ Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, mengeluarkan surat edaran kepada seluruh pengelola wisata jembatan kaca agar melengkapi sertifikasi.

"Semua tempat wisata yang aja jembatan kaca ditutup sebelum ada sertifikat layak fungsi."

"Kalau belum keluar sertifikasi itu maka tidak boleh dibuka," tegasnya, Kamis (26/10/2023).

Lima wisata jembatan kaca di Banyumas yang ditutup yaitu di Limpakuwus, di Loka Wisata Baturraden, Caping Park, Taman Botani, dan Safari See To Sky.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved