Berita Malang Hari Ini
Doktor Baru FIP UM, Dr Eny Nur Aisyah SPd I MPd Angkat Disertasi tentang Perundungan Anak Usia Dini
Ide desertasinya berangkat dari keprihatinan atas banyaknya kasus perundungan di Indonesia
SURYAMALANG.COM,MALANG-Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM) menambah doktor baru. Salah satunya adalah Dr Eny Nur Aisyah SPd I MPd, dosen Departemen PAUD. Disertasinya berjudul " Perundungan Anak Usia Dini di TK Kawasan Pesisir Kecamatan Bantur Kabupaten Malang". Ia menyelesaikan S3-nya dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
"Ide disertasi saya ini karena keprihatinan atas kondisi perundungan saat ini. Lalu saya carikan akarnya dari mana sih? Pasti tidak tiba-tiba di usia dewasa. Dimana mereka menjadi tukang bully atau jadi korban bully. Dan ternyata itu muncul sejak usia dini," jelas Eny pada suryamalang.com, Senin (13/11/2023). Dikatakan, adanya ini dipengaruhi oleh kondisi di lingkungan keluarga dan teman sebaya waktu berada di luar rumah.
Sedang alasan memilih Bantur, karena area pesisir dan jauh dari jangkauan informasi. Namun mereka memiliki kemampuan untuk menerima dari orang-orang di sekitarnya. Dikatakan, anak di fase imitasi atau kemampuan merekam jauh lebih cepat dibanding usia dewasa. Dan yang ditemukan dalam penelitian itu adalah kondisi itu tidak bisa dicegah namun bisa dikelola supaya bisa beradaptasi untuk membentuk karakter yang positif.
"Yang saya temukan dari hasil di lapangan adalah bahwa anak-anak ini perlu keteladanan berbasis teacher parent centre (berpusat pada orangtua, orang dewasa sekitarnya termasuk guru). Yang kedua adalah harus memanusiakan mereka. Paling tidak dalam strategi mengelolanya untuk menyikapi anak-anak yang terbiasa menerima aksi rundung atau melakukan aksi rundung," jawab wanita berhijab ini.
Karena itu digunakan pembelajaran dengan basis pedagogik humanistik. Dimana didalamnya ada seni mengajar dan memanusiakan manusia. Serta perlu membangun keterbukaan komunikasi untuk anak yang sebagai korban dan pelaku. Sehingga diketahui alasannya. Misalkan kenapa memukul, alasannya apa. Tentang kendala di penelitiannya adalah tidak semua sekolah siap.
"Apalagi temanya seperti ini. Makanya wanti-wanti jangan sekolah dan anak terpublikasi. Karena nanti mereka kan berproses selanjutnya," kata Eny. Misalkan pada kasus pelakunya, bisa menjadi kurang percaya diri ketika sudah tidak ada lagi yang dijadikan korban bully. Ia akan menjadi sosok lemah dan pribadi yang cenderung tertutup. Kondisinya jadi mirip dengan korban perundungan.
"Karena akhirnya akan menarik diri karena tidak ada yang dibully. Dan rata-rata pelaku adalah korban bully di lingkungan keluarga. "Seperti lingkaran setannya tetap berangkat dari rumah". Misalkan jadi penonton pasif atau jadi objek aktif. Hal ini karena orangtua frekuensinya bermacam-macam. Itu berlaku juga di lingkungan sekolah," kata dia.
Sedang alasan penelitian di kawasan pesisir karena disana area pendalungan dimana bertemu banyak suku dan memiliki keragaman perilaku, seperti intonasi tinggi. Bagi yang dari mataraman mengasosiasikan marah. Namun yang Madura merasa tidak apa-apa.
"Sehingga sangat rentan ketika saya amati untuk memaknai bully versi antar suku. Belum lagi yang dari arekan (daerah yang menyebut arek) yang cenderung cuek karena tidak merasa terlibat sebagai korban dan pelaku. Itu keseharian yang terlihat," paparnya. Pesan yang ingin disampaikan di disertasinya adalah perlu lebih aware pada kondisi bullying.
"Selama ini banyak mengangkat kasus perundungan di remaja. Sebenarnya terjadi dari terdekat rumah dan anak sejak usia dini. Namun mereka tidak paham bully. Maka kita tinggal antisipasi agar tidak ada intimidasi secara fisik dan psikis dimana orang dewasa tidak menyadari. Banyak kasus anak balas dendam karena menjadi korban bully walau tanpa sengaja," jelas Eny. Sylvianita Widyawati
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.