Berita Malang Hari Ini
Kisah 2 Keluarga dari Malang Transmigrasi ke Bulungan dan Sidenreng Rappang
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang memberangkatkan 9 jiwa untuk transmigrasi ke Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dan Sulawesi Selatan.
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Yuli A
SURYAMALANG.COM, MALANG - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang memberangkatkan 9 jiwa untuk transmigrasi ke Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dan Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (22/11/2023).
Sembilan jiwa tersebut terdiri dari dua keluarga dengan dua program transmigrasi yang berbeda.
Satu keluarga berjumlah tiga orang mendapatkan program transmigrasi luncuran ke Kabupaten Bulungan, Provinsi Kaltara.
Sedangkan satu keluarga lainnya berjumlah enam orang bertransmigrasi ke Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulsel melalui program transmigrasi reguler.
Sebagai informasi, transmigrasi reguler adalah program transmigrasi yang dibiayai dari pemerintah pusat melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Sementara transmigrasi luncuran merupakan program transmigrasi yang biaya keberangkatannya dibiayai oleh pemerintah daerah pemberangkatan.
"Luncuran ini yang menjadi problem kami karena itu mendadak sehingga kami ajukan ke Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Ternyata karena kebijakan anggaran ada skala pioritas, jadinya dua keluarga luncuran tak dapat budget anggaran," ujar Kepala Disnaker Kabupaten Malang, Yoyok Wardoyo.
Meskipun mengalami keterbatasan anggaran, Disnaker menggandeng beberapa perusahaan untuk turut memberikan bantuan.
Di antaranya bantuan berupa CSR dengan total Rp 30 juta serta sejumlah hampers MS Glow Sementara 10 perusahaan lainnya memberikan bantuan berbentuk kepedulian sosial.
"Alhamdulillah satu keluarga dapat berangkat hari ini dengan program luncuran," sambungnya.
Dengan adanya transmigrasi ini, Yoyok berpesan kepada mereka agar menjadi transmigran sukses dengan bekal pelatihan yang telah diberikan.
Selain itu, mereka juga dapat mengolah lahan pertanian yang telah disediakan oleh pemerintah pusat.
Tak hanya itu, para transmigran juga diberikan tanah dua hektare secara bertahap, satu unit rumah dan biaya jaminan hidup selama satu tahun.
Sementara itu, dikatakan Yoyok, animo masyarakat untuk bertransmigrasi cukup tinggi. Akan tetapi tidak seluruh warga yang mendaftar bisa lolos karena adanya keterbatasan anggaran dan kuota.
"Setidaknya dengan animo masyarakat yang tinggi untuk transmigrasi secara bertahap dapat mengentas kemiskinan," tutup Yoyok.
Secara terpisah, Slamet Suharto (55) warga Desa Sidodadi Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang mendapakan program luncuran. Ia nantinya akan berangkat ke Kaltara bersama dengan istri dan anaknya.
Slamet mengaku sudah mendaftar transmigrasi sejak 2022 silam. Namun, ia baru mendapatkannya di tahun ini.
"Saya ingin bertransmigrasi karena ingin mengubah taraf hidup. Di sana saya mau bercocok tanam, karena sudah diberikan bekal pelatihan juga," ungkap pria yang sehari-harinya bekerja serabutan tersebut.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.