Berita Surabaya Hari Ini
Sosok Marcel Pelajar SMPN 37 Surabaya yang Tewas Dibacok Usai Terlibat Tawuran di Surabaya
Marcel merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Toni dan Rita yang tinggal di kawasan Jalan Kapasari Perdukuhan Gang 5, Simokerto
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM,SURABAYA- Sejumlah teman mengungkap sosok Jonathan Marcel (16) pelajar kelas 3 SMPN 37 Surabaya yang tewas dengan luka sobek setengah melingkar dari dada, ketiak hingga punggung usai dibacok senjata tajam saat tawuran antar kelompok remaja, pada Sabtu (9/12/2023) dini hari.
Diketahui, Marcel merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Toni dan Rita yang tinggal di kawasan Jalan Kapasari Perdukuhan Gang 5, Simokerto, Surabaya.
Remaja yang menggemari olahraga futsal itu, tewas dengan luka bacok yang nyaris melingkari tubuh.
Luka sobek akibat senjata tajam itu berderet dari kulit dada depan dekat ketiak tangan kanan, hingga berderet ke belakang punggungnya.
Teman sekolah korban, Attarullah (14) mengatakan, sosok Marcel merupakan pribadi yang baik dan selalu membawa keceriaan di 'circle' lingkungan tongkrongan sekolah.
"Saya teman akrab di satu kelas di SMP 37. Dia orangnya baik, periang, pelawak. Ketika nongkrong seru ada dia, asyik," katanya saat ditemui TribunJatim.com di depan rumah duka.
Atta sapaan akrabnya mengaku, dirinya tidak mendapati adanya firasat yang menandai kepergian sang sahabat.
Terakhir kali, ia bertemu dan bermain dengan Marcel, saat sepulang sekolah, usai menunaikan ibadah Salat Jumat.
Atta, Marcel dan beberapa teman satu tongkrongan duduk-duduk bermain ponsel, dan bercanda tawa di pinggir pantai Jalan Watu-Watu Kenjeran Surabaya, hingga sore hari.
"Gak ada omongan melantur. Gak ada apa apa, besoknya saya bangun, kok ada kabar itu di grup," jelasnya.
Selain itu, lanjut Atta, dirinya, Marcel dan temannya yang lain juga sempat merencanakan agenda olahraga jogging di Lapangan Thor, Wonokromo, Surabaya, pada Sabtu (9/12/2023).
Namun, rencana itu, hanyalah rencana yang bakal dikenang sebagai permintaan terakhir dari sang sahabat.
"Padahal, besok paginya, ya sabtu tadi pagi, kita bertiga mau berencana jogging ya gabut aja, buat olahraga, rencananya mau olahraga di Lapangan Thor," pungkasnya.
Kemudian, sahabat semasa kecil, Nezha Gayyisa Fazil (16) mengatakan, sosok Marcel memang menjadi pusat perhatian yang kerap menyajikan gelak tawa di tengah tongkrongan.
Mungkin, terkadang beberapa 'joke' atau candaan yang dilontarkan oleh Marcel terlalu berlebihan, hingga berpotensi disalahpahami oleh teman lainnya.
Namun, menurut Nezha, itulah sosok Marcel si pemantik gelak tawa dan pembuat hangat komunikasi di dalam tongkrongan pertemanan.
"Dia itu guyonannya memel, selalu lucu, gak tahu garing. Kadang sampai ada yang baper gara gara baper. Akhirnya gojlok gojlokan. Ya tak ada masalah apa-apa," katanya saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka korban.
Dirinya tak menyangka bakal kehilangan teman dan sahabat karib semasa kecil dalam waktu cepat dengan cara yang demikian tragis.
Ia mengetahui pertama kali kabar tersebut melalui broadcast pesan berantai yang masuk ke berbagai macam grub WhatsApp (WA) kalangan pertemanannya.
Nezha tak menyangka, sang sahabat tewas dengan kondisi yang mengenaskan. Berdasarkan video rekaman kondisi jenazah sang teman, ia melihat darah membasahi sekujur tubuh Marcel, sapaan akrab sang sahabat.
Kemudian, ia melihat kondisi luka sobek yang begitu jelas dan panjang. Yakni luka sobek berpola setengah lingkaran dari dada depan dekat ketiak sisi kanan, hingga ke belakang punggung tubuh sang sahabat.
"Saya lihat video mayat yang banyak darahnya. Luka di lempeng dada depan sampai belakang. Melingkar," katanya.
Padahal, beberapa jam sebelum kejadian, ia mengaku sempat menemui Marcel di rumah sang sahabat.
Rencananya, ia ingin mengajak sang sahabat untuk bermain dan tidur di rumahnya yang memang bertetangga hanya berjarak sekian langkah saja.
Namun, Nezha mengaku mengingat betul Marcel menjanjikannya bakal datang ke rumah setelah selesai 'ngonten'.
Benar, lanjut remaja bertopi abu-abu itu, bahwa Marcel sempat menunda ajakannya karena hendak bermain dengan kelompok 'circle' pertemanan lainnya untuk 'ngonten', yang artinya, tawuran.
"Maksudnya konten, ya tawuran itu. Komunitas teman Marcel yang bikin konten itu, berbeda jauh dengan komunitas teman sekolah," ungkapnya.
Nezha berharap kepada pihak kepolisian dapat segera menangkap para pelaku yang menewaskan sahabatnya itu. Ia menduga pelaku penyebab sahabatnya tewas berjumlah lebih dari satu orang.
"Ya lekas ditangkap pelakunya. Mangkel. Temanku sampai mati begitu. Sampai kehilangan nyawa. Iya berharap agak polisi menangkap. Kalau dibiarkan dia enak enak, gak ada pertanggungjawaban. Harus ditangkap kalau gak malah korban tambah banyak," pungkasnya.
Kemudian, Ibunda korban Rita Maulita (48) mengatakan, dirinya tidak menampik bahwa anaknya itu memiliki perangai yang sedikit cenderung tertutup.
Terutama saat mengalami sebuah permasalahan atau tatkala sedang melalui sebuah hari yang membuatnya 'bad mood' seharian.
"Cuma dia ini cenderung tertutup. sering saya pesan; cel kamu punya saudara dan kakak, kalau ada apa apa nanti biar diselesaikan bersama. Jangan dipendem sendiri," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di rumahnya.
Kendati demikian, lanjut Rita, anaknya itu memiliki perangai sebagai sosok yang tak mudah mengeluh, rajin dan penurut.
Bahkan, selama bersekolah, Marcel jarang memperoleh uang saku, dan sang anak juga tidak pernah mengeluh.
"Dia ini pendiam. Sekolah tidak pernah sangu. Tapi dia juga tidak menuntut. Dia pernah tanya; ada sangu ma, cuma Rp2 ribu, gak apa-apa ma. Seringkali dia gak sangu, tapi dia juga gak pernah bolos. Gak pernah menuntut juga, juga dia dapat MBR jadi seragam dapat gratis," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolsek Simokerto Polrestabes Surabaya Kompol Moh Irfan mengatakan, pihaknya telah melakukan serangkaian tahapan penyelidikan atas kejadian tersebut.
Tentunya, proses penyelidikan tersebut juga melibatkan anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya, mengingat adanya korban jiwa.
Pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Bahkan, ia tak menampik bahwa sudah ada sedikitnya dua orang yang sedang menjalani penyelidikan di Mapolsek Simokerto.
Namun, ia memastikan sementara status kedua orang yang dimintai keterangan di ruang penyidik masih berstatus saksi.
Kompol Moh Irfan berjanji akan melansir perkembangan hasil penyelidikan atas kasus tersebut dalam waktu dekat.
"Sementara masih ada 2 orang (dimintai keterangan), mohon waktu," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Sabtu (9/12/2023).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.