Berita Batu Hari Ini

Jadi Langganan Banjir Tiap Tahun, BPBD Kota Batu Rencana Pasang Alat Deteksi Banjir Bandang

Masih melekat diingatan pada Jumat (8/12/2023) lalu, sempat terjadi banjir di Dusun Beru Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji.

|
Penulis: Dya Ayu | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Dya Ayu
Banjir di Dusun Sukorembug, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jumat (1/12/2023) sore. 

SURYAMALANG.COM, BATU - Di saat musim hujan seperti saat ini, Kota Batu menjadi salah satu wilayah rawan terjadi banjir.

Masih melekat diingatan pada Jumat (8/12/2023) lalu, sempat terjadi banjir di Dusun Beru Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji.

Meski tak ada korban jiwa dalam bancana babnjir itu namun menurut warga yang terdampak, banjir tersebut menjadi banjir terbesar yang dialami warga Dusun Beru.

Total ada 42 rumah yang terdampak banjir disertai material lumpur itu. Masing-masing 23 rumah berada di RT 01 RW 06, sebanyak 5 rumah di RT 01 RW 07, kemudian 12 rumah di RT 02 RW 07 dan 2 rumah di RT 02 RW 06. Selain itu juga ada 1 sekolah yang terendam banjir.

Sedangkan lahan pertanian seluas kurang lebih 3560 meter persegi mengalami kerusakan dan 4 lapak PKL serta toko juga terendam banjir kala itu.

Lantaran di Desa Bumiaji menjadi langganan Banjir, masyarakat sekitar meminta pada Pemkot Batu melalui BPBD Kota Batu untuk memasang alat pendeteksi banjir disetiap wilayah yang rawan terjadi banjir.

Pasalnya menurut warga, selama ini warga hulu dan warga yang berada di hilir hanya saling tukar tukar informasi soal hujan lebat melalui grup-grup WhatsApp warga.

Sehingga diharapkan adanya alat deteksi banjir bandang, agar warga dapat mengamankan surat berharga dan barang-barang lainnyayang ada, sebelum banjir datang.

Terkait alat deteksi banjir bandang, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan pihaknya telah menindaklanjuti hal tersebut, dengan menggandeng salah satu perguruan tinggi negeri.

"Ke depannya kami akan merencanakan untuk membuat Automatic Weather Station (AWS) banjir bandang untuk mengukur ketinggian muka air."

"Kalau muka air di hulu sudah tingginya sekian nanti akan ada batas-batas potensi bahaya itu akan kami kirimkan infonya ke daerah hilir."

"Kami sudah memulai perjanjian kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi negeri untuk pengembangan AWS banjir bandang," kata Agung Sedayu, Rabu (3/1/2024).

Meski demikian Agung meminta agar masyarakat yang menjadi langganan banjir dapat bersabar karena alat tersebut paling cepat baru akan dibuat pada tahun ini.

Pasalnya sebelum ini BPBD Kota Batu fokus dengan pengadaan AWS bencana longsor yang menjadi bencana paling kerap terjadi di Kota Batu.

"Kami upayakan tahun ini kalau tidak ya 2 tahun mendatang. Paling tidak kami sudah mengarah kesana. Harganya per alat sekitar Rp 150 juta, ada yang manual ada yang digital. Kalau pakai digitalisasi tentu semakin mahal," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved