Tamara Tyasmara Nyerah 3 Jam Dicerca 10 Pertanyaan Saat Tes Kejiwaan, Ditanya Tentang Dante

Artis Tamara Tyasmara nyerah lakukan tes kejiwaan terkait kasus kematian sang anak Raden Andante Khalif Pramudityo alias Dante. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Instagram
Tamara Tyasmara Nyerah 3 Jam Dicerca 10 Pertanyaan Saat Tes Kejiwaan 

"Analisis rekaman video ada indikasi bahwa ketika waktunya pendek dibenamkan kepalanya itu karena ada di situ lifeguard (penjaga di kolam renang) yang ikut melihat di situlah sebentar," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, Senin (12/2).

"Tersangka membenamkan korban ke dalam kolam sebanyak 12 kali dengan durasi waktu 14 detik, 24 detik, 4 detik, 2 detik, 26 detik, 4 detik, 21 detik, 7 detik, 17 detik, 8 detik, 26 detik, dan yang terakhir tubuh korban dibenamkan ke dalam kolam selama 54 detik."

Polisi juga berencana mengorek informasi dari pihak lifeguard terkait hal itu.

"Nanti kita mix antara video dan keterangan dari lifeguard," seru Wira.

"Soal kualifikasi tersangka, tersangka tidak memiliki sertifikasi melatih orang berenang, termasuk menyelam," terang Wira.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan tim penyidik, tersangka ini beralasan melatih pernapasan dengan nyelam-nyelaman. Nanti kita bandingkan dengan keterangan saksi maupun ahli."

Terpisah, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu mengatakan dari hasil pemeriksaan, tersangka dan korban berenang selama 2,5 jam.

"Tersangka mengakui berenang di air selama 2,5 jam dan untuk latihan," ucapnya.

Rovan mengatakan latihan yang dimaksud agar Dante bisa kuat dalam hal pernapasan hingga tidak takut dengan air.

"Membenam bertujuan latihan pernafasan, biar lebih kuat, tidak terlalu panik dan tidak takut air," ucapnya.

Dalam hal ini, YA sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan gelar perkara dan bukti-bukti yang kuat yang disita polisi salah satunya rekaman CCTV.

"Tersangka mengakui berenang di air selama 2,5 jam," tutur Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu di kesempatan berbeda.

Terkait alasan membenamkan kepala Dante, YA beralasan ingin membantu Dante melatih pernapasan.

YA juga berharap agar Dante tidak panik atau takut air.

"Untuk latihan membenam bertujuan latihan pernapasan," lanjut Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu.

"Biar lebih kuat, tidak terlalu panik, dan tidak takut air."

Alasan YA tersebut sontak menuai beragam reaksi netizen. Banyak netizen yang mengecam aksi YA.

"Kalo dia liat cctv nya sndiri pasti tetep ngelak. Psikopat sih," komentar pemilik akun @bay***710.

"Saya mantan pelatih renang, utk latihan pernapasan bagi anak usia 10th kebawah hrs dkolam dgn kedalam 60-80cm (max air sepinggang anak) itu pun maksimal hanya 2-3x gerakan naik turun dn hrs latihan kering ddarat tahan napas sblm msuk air, Klo smpe dcelap celup k air, anak itu bkn teh celup, ini bkn kelalaian, ini kriminal terencana, pelaku menodai profesi pelatih renang, krn faktanya dia ga ngerti teori melatih kering dan basah [sic!]," balas akun @Ad***de.

"Terus yg clingak clinguk dulu sebelum membenamkan itu termasuk latihan juga kah..?," sahut akun @Silfi***mita.

"Gw rasa lebih ke kelalaian sih... Mksdnya spy anak blajar nahan napas.. Cuma ya itu, berlebihan 'ngelatihnya'....," tambah akun @Ron***77. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved