Berita Malang Hari Ini

Pelaku Usaha UMKM Tempe Kota Malang Pertahankan Harga Jual Jelang Ramadhan

Seorang pelaku usaha di Sanan mengatakan, hal lain yang ia pertimbangkan untuk tidak menaikan harga adalah ketakutan kehilangan pelanggan.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Pelaku usaha produk tempe di Sanan, Kelurahan Purwantoro mempertahankan harga jelang Ramadan. Di saat yang sama, terjadi kenaikan harga kedelai yang merupakan bahan utama pembuatan tempe.  

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pelaku usaha produk tempe di Sanan, Kelurahan Purwantoro mempertahankan harga jelang Ramadan.

Padahal, di saat yang sama, terjadi kenaikan harga kedelai yang merupakan bahan utama pembuatan tempe. 

Yusuf, seorang pelaku usaha di Sanan mengatakan, hal lain yang ia pertimbangkan untuk tidak menaikan harga adalah ketakutan kehilangan pelanggan.

Ia cukup khawatir pelanggan beralih ke penjual lain jika ia menaikan harga.

"Saya belum berani menaikkan harga karena takut konsumen beralih ke pedagang lain," ujarnya.

Yusuf memproduksi tempe untuk selanjutnya dijual ke Pasar Bunulrejo.

Saban hari, ia memproduksi 15 kg kedelai.

Sebanyak 5 alir tempe ukuran 25 x 45 sentimeter per alir sesuai ukuran kemasan plastik ia jual seharga Rp30.000 per alir.

"Pendapatan Rp60.000 sampai Rp70.000 per hari," katanya.

Harga kedelai menyentuh Rp13.000 per kg pada pekan lalu.

Saat ini, harga umum yang ditemui mencapai Rp10.300 per kg. Harga yang fluktuasi dinilai memberatkan karena tidak memberikan kepastian pada pelaku usaha.

Saat ini saja, Yusuf melihat animo pembelian tempe mulai menurun.

Penyebabnya, faktor imbas kenaikan harga pangan yang lain. Kebutuhan diprediksi akan meningkat saat Ramadan.

Hal itu memaksa warga menyesuaikan belanjaan.

Selain itu, sebagian konsumen meninggalkan tempe sebagai kudapan yang wajib ada di meja makan namun pembeli yang gemar tempe tetap ada. 

Pelaku usaha keripik tempe, Sentot bercerita hal yang lain. Kenaikan tidak terjadi pada bahan kedelai. Ia mengatakan harga minyak goreng (migor) ikut melonjak ketika menjelang Ramadan.

Saat ini, harga minyak goreng Rp 240.000 per kemasan 15 Kg dari sebelumnya Rp 234.000.

Begitu juga harga tepung beras sebelumnya Rp 250.000 per 25 Kg, sekarang Rp 350.000 per 25 kg. Bahkan, harga tepung tapioka turut naik semula Rp 78.000 per 10 Kg menjadi Rp 140.000 per 10 Kg.

"Saya membutuhkan 25 Kg tepung untuk bahan keripik tempe," ujarnya, Kamis (7/3/2024).

Kenaikan harga tepung beras dan tepung tapioka sejak Pilpres 14 Februari lalu.

Ia menaikkan harga keripik Rp500 per bungkus.

Sesuai rilis BPS Kota Malang, inflasi bulanan di Kota Malang 0,5 persen pada Februari 2024.

Kenaikan harga tempe memberikan andil inflasi tahunan (yoy) di Kota Malang sebesar 0,05%.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyatakan upayanya menstabilkan harga memasuki Ramadan.

Ia bersama anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan menggelar rapat tingkat tinggi setelah melihat harga-harga bahan pokok pasar dan ritel modern. 

Ia mengatakan, berdasarkan hasil tinjauan di tiga titik tersebut, TPID akan menggelar rapat tingkat tinggi untuk menentukan langkah kebijakan yang diambil.

Wahyu mengatakan kebijakan segera diambil agar harga-harga tetap stabil memasuki Ramadan.

"TPID akan merapatkan dan mencari skenario yang jelas, apakah dengan subsidi atau Warung Tekan Inflasi. Termasuk juga tempat pasarnya, seperti di Blimbing, kami intervensi dengan Warung Tekan Inflasi. Kecenderungan ini sudah diprediksi Kementerian Dalam Negeri. Gula ini yang cenderung tidak terkendali untuk harganya. Di pasar, rata-rata memang cenderung naik,"ujar Wahyu.

Wahyu juga mengatakan mempertimbangkan penggunaan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) agar bisa menekan potensi kenaikan harga Sembako. Mendekati Ramadan, Pemkot Malang berupaya memastikan kebutuhan bahan pokok tersedia stoknya, pun harganya tidak melambung tinggi. 


Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved