Kisah Tragis Wahyu Widianto, Warga Malang Meninggal Dunia, Didiamkan di IGD RS Hermina Saat Kritis

SURYAMALANG.COM, MALANG - Peristiwa tragis dialami Wahyu Widianto (62), warga Jalan Bareng Tenes 4A, No 636, Kota Malang yang meninggal dunia diduga karena minimnya upaya pertolongan medis di Rumah sakit .

Wahyu dikabarkan meninggal dunia karena tidak mendapatkan perawatan medis di RS Hermina di saat kondisinya kritis pada Senin (11/3/2024) malam.

Baca juga: Ini Pernyataan Pihak RS Hermina Terkait Kasus  Meninggalnya Wahyu Widianto, Sebut IGD Penuh

Minimnya upaya rumah sakit untuk menyelamatkan pasien kritis diungkap oleh Romadhoni, anak pertama korban Wahyu.

Romadhoni menceritakan kronologi meninggalnya sang ayah dengan menyebut penyakit diabetes yang diderita  sepekan terakhir.

Almarhum Wahyu sebelumnya sempat dibawa ke RS Hermina saat kondisinya menurun.

Namun karena antre lama, keluarga memindahkan pilihan perawatan ke RSI Aisyiyah. Wahyu menjalani rawat inap di RS milik Muhammadiyah itu selama tiga hari.

Pulang dari RSI Aisyiyah, Wahyu menjalani perawatan di rumah.

Pada Senin (11/3/2024) sore, kondisi Wahyu kritis.

Keluarga membawa ke Puskesmas. Dokter di Puskesmas merekomendasikan penanganan di RS. 

Saat itu juga, dengan kondisi yang terdesak, Romadhoni menggendong ayahnya menuju RS Hermina dengan menggunakan becak motor (Bentor).

RS Hermina dipilih karena dekat dengan rumah. Hanya butuh waktu 3 menit dari rumah.

Tiba di IGD RS Hermina, ada seorang tenaga kesehatan yang memeriksa kondisi mata Wahyu.

Saat itu, Wahyu yang berada dalam kondisi kritis masih berada di pangkuan Romadhoni di atas Bentor.

Setelah diperiksa matanya, pihak keluarga tidak mendapat pemberitahuan apapun oleh tenaga medis.

Wahyu juga tidak mendapatkan penanganan medis lanjutan.

Saat itu ada enam orang anggota keluarga yang mengantarkan Wahyu.

Harapan keluarga agar Wahyu diperiksa dan ditangani segera justru bertepuk sebelah tangan.

Pihak RS Hermina disebut menolak kehadiran Wahyu dengan alasan kamar sudah penuh. 

"Saat itu hanya diperiksa mata ayah saya. Kami tidak ditangani karena katanya kamar sudah penuh," ujar Romadhoni saat dikonfirmasi melalui sambungan telefon dari rumah duka, karena saat itu Romadhoni sedang di luar rumah, Selasa (12/3/2024).

Baca juga: DPRD Kota Malang Akan Laporkan RS Hermina Terkait Kasus Meninggalnya Wahyu Widianto

Eliya Widyana Putri (26), anak kedua almarhum Wahyu menambahkan, sejak awal kedatangan ayahnya ke RS Hermina, ada waktu sekitar 30 menit berlalu tanpa tindakan medis apapun.

Ketika tidak ada harapan lagi di RS Hermina, keluarga bersiap memindahkan Wahyu ke RS Saiful Anwar menggunakan Bentor.

Di saat yang sama, tiba-tiba ada ambulans dari komunitas relawan yang mengantar pasien ke RS Hermina.

Pasien itu turun dari mobil ambulans dan masuk ke ruangan IGD.  

Relawan yang melihat kondisi Wahyu sudah tidak berdaya segera memberikan bantuan.

Berdasarkan pengakuan Eliya, seorang relawan membantu mengukur kadar oksigen dan memasang tabung oksigen. 

Lalu mobil ambulans tersebut mengantar Wahyu ke RS Saiful Anwar.

Setelah tiba di UGD RS Saiful Anwar, ada petugas medis datang memeriksa kondisi Wahyu.

"Saat itu tenaga medis bilang kalau ayah sudah meninggal dunia," kenang Eliya.

Mendengar informasi itu, kesedihan Eliya dan keluarga yang lain tak terbendung.

Eliya merasa sakit hati mengingat perlakuan RS Hermina yang tidak membantu apapun terhadap kondisi ayahnya yang kritis.

"Saya sakit hati. Kami hanya ingin mendapatkan pelayanan kesehatan," ungkap Eliya.

Saat itu Jenazah Wahyu masih berada di dalam ambulans.

Pihak keluarga selanjutnya langsung membawa jenazah Wahyu ke rumah duka saat itu juga.