Ramadhan 2024

Jadwal Sidang Isbat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah, Penentuan Lebaran 2024 Pemerintah

Jadwal sidang isbat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah, penentuan Lebaran 2024 pemerintah melalui Kemenag RI.

|
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Petugas Tim Hisab OIF UMSU meneropong posisi hilal (bulan) saat dilakukan rukyatul hilal. Jadwal sidang isbat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah, penentuan Lebaran 2024. 

SURYAMALANG.COM, - Berikut jadwal sidang isbat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah sebagai penentuan Lebaran 2024 yang digelar pemerintah. 

Serangkaian jadwal sidang isbat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). 

Agenda sidang isbat merupakan sidang penetapan dalil syar'i di hadapan hakim dalam suatu majelis untuk menetapkan suatu kebenaran atau peristiwa yang terjadi.

Di Indonesia, sidang isbat rutin digelar oleh Kementerian Agama untuk mencari (penetapan) awal Ramadan, Syawwal, dan Zulhijjah.

Berikut jadwal sidang Isbat hari raya Idul Fitri:

Mengutip laman Kemenag, Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat (penetapan) Idul Fitri pada Selasa, 9 April 2024 mulai pukul 01.20 WIB.

Sidang isbat tersebut akan diadakan di Auditorium HM Rasjidi Kementeran Agama. 

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menjelaskan, sidang isbat akan digelar secara terutup.

"Sebagaimana biasa, sidang isbat awal Syawal selalu dilaksanakan pada 29. Tahun ini, bertepatan dengan 9 April 2024," kata Kamaruddin.

Artikel Tribunnews.com 'Kapan Lebaran 2024? Ini Jadwal Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1445 H'.

Baca juga: Sholawat Maula Ya Sholli Wasallim Daiman Abada Lirik Latin dan Arab, Syair Pujian Populer

Secara hisab, semua sepakat ijtimak terjadi pada Selasa, 29 Ramadan 1445 H / 9 April 2024 M, sekitar pukul 01.20 WIB.

“Berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), posisi hilal dimaksud telah memenuhi kriteria visibilitas hilal (Imkanur Rukyat) yaitu tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat,” jelas Kamaruddin. 

Akan tetapi Kamaruddin menjelaskan untuk menentukan awal Syawal 1445 H tetap menunggu hasil rukyatul hilal.

"Meski semua orang sudah mengetahui posisi hilal, tapi sidang isbat tetap harus dilakukan, karena sidang isbat selain forum penetapan formal, juga forum silaturahmi dan literasi," tambah Kamaruddin. 

Rukyatul Hilal di 120 Lokasi 

Sementara itu, Kemenag akan menggelar rukyatul hilal pada 120 lokasi di seluruh Indonesia.

“Untuk sidang isbat awal Syawal ini, Kementerian Agama akan menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia. Mereka akan melaporkan, apakah pada hari itu hilal terlihat atau tidak," terang Kamaruddin. 

Nantinya, hasil rukyatul hilal akan dilaporkan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat Awal Syawal 1445 H.

"Jadi kapan Hari Raya Idulfitri, kita masih menunggu keputusan sidang isbat. Hasilnya akan diumumkan secara terbuka melalui konferensi pers,” jelas Kamaruddin.

Sidang isbat akan dihadiri Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

Penetapan Hari Raya Idul Fitri Muhammadiyah 

Sementara itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengumumkan penetapan Hari Raya Idul Fitri 1445 H atau Lebaran 2024 jatuh pada hari Rabu Pahing, 10 April 2024 M.

Hal tersebut sesuai dengan Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah 1445 Hijriah.

Berikut jadwal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha 2024 menurut Muhammadiyah

> 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M

> 1 Syawal 1445 H atau Hari Raya Idul Fitri 2024 jatuh pada hari Rabu Pahing, 10 April 2024 M.

> 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada hari Sabtu Legi, 8 Juni 2024 M

> Hari Arafah (9 Zulhijah 1445 H) jatuh pada hari Minggu Wage, 16 Juni 2024 M

> Idul Adha (10 Zulhijah 1445 H) jatuh pada hari Senin Kliwon, 17 Juni 2024 M

Muhammadiyah: Kami Tidak Mendahului Siapa Pun

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan keputusan Muhammadiyah soal penetapan Hari Raya Idul Fitri tidak mendahului atau meninggalkan siapa pun.

Haedar menjelaskan, keputusan atau maklumat yang dikeluarkan Muhammadiyah adalah hal lumrah yang dilakukan setiap organisasi.

Menurut Haedar, baik organisasi maupun negara mengeluarkan penanggalan hijriah yang irisannya dengan kegiatan ritual ibadah, dan kalender miladiyah yang terkait dengan tanggal kegiatan-kegiatan publik.

"Penegasan ini perlu kami sampaikan agar tidak lagi menjadi diskusi apalagi polemik kok Muhammadiyah mendahului. Karena tidak ada yang kami dahului, dan sebaliknya juga tidak ada yang kami tinggalkan," kata Haedar dikutip dari siaran YouTube Muhammadiyah Channel, Senin (8/4/2024) melansir Kompas.com.

Haedar menyampaikan, perbedaan penentuan ini terjadi lantaran metode perhitungan yang berbeda.

Muhammadiyah menggunakan metode hisab, dengan metode khusus hisab haqiqi wujudul hilal.

Perbedaan penghitungan ini, menurut Haedar, membuat kaum muslimin terbiasa toleran, tasamuh, bahkan tanawu.

"Sehingga pesan ini justru akan memperkuat niat kita dalam beribadah, karena memang selama masih ada perbedaan dalam hal metode, maka akan selalu terjadi perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha," ujar Haedar.

Lebih lanjut, Haedar menyatakan, Muhammadiyah secara terbuka, demokratis, dan argumentatif telah memberikan solusi untuk membangun kesamaan penentuan 1 Syawal 1445 H.

Solusi itu adalah disusunnya kalender hijriah global internasional. Tetapi, perwujudannya memerlukan proses terus-menerus meski telah dimulai sejak beberapa tahun lalu saat pertemuan antar organisasi dan negara Islam di Turki.

"Perwujudan satu kalender Islam global memerlukan waktu. Sehingga, kalau memiliki satu kalender global itu seperti juga kalender miladiyah, tidak lagi ada perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi kegiatan yang bersifat membuat kita jadi berbeda di dalam penentuan," kata Haedar.

"Dan ini adalah utang peradaban umat Islam. Karena umat Islam ini dengan perintah iqra (membaca) saja harus menjadi umat dan bangsa yang berpikir. Menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi secanggih mungkin dan rasionalitas," ujar Haedar lagi.

Ikuti berita lainnya di News Google >> SURYAMALANG.COM

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved