Berita Viral

Kisah Jumadi Mudik Jalan Kaki 4 Hari Gegara Rp 8 Juta Tak Dibayar, Polisi Nelangsa Tahu Faktanya

Begini kisah pilu Jumadi mudik jalan kaki karena gaji Rp8 juta tak dibayar.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tribunnews
Kisah Jumadi Mudik Jalan Kaki 4 Hari Gegara Rp 8 Juta Tak Dibayar, Polisi Nelangsa Tahu Faktanya 

SURYAMALANG.COM - Begini kisah pilu Jumadi mudik jalan kaki karena gaji Rp8 juta tak dibayar.

Jumadi merupakan warga Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel).

Ia jalan kaki ke kampung halaman 4 hari lamanya.

Dalam perjalanan, Jumadi kelelahan dan lapar, ia pun beristirahat di Pos Operasi Ketupat Musi 2024 di Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumsel dan menceritakan nasib pilu yang dialaminya ke polisi.

Dari penuturan Jumadi ke polisi, dia sudah empat hari empat malam berjalan kaki dari Jambi demi bisa pulang ke kampung halamannya di Lubuklinggau. 

"Dia katanya sudah empat hari empat malam jalan kaki, dia mampir ke pos kita mau istirahat," kata Kapolsek Rawas Ulu, Iptu Herwan Oktariansyah pada wartawan, Minggu (14/4/2024), melansir dari TribunnewsMaker.

Kepada polisi di pos tersebut, Jumadi menceritakan, nekat berjalan kaki karena tidak punya uang lantaran upahnya sebagai buruh tidak dibayar. 

Baca juga: Viral Peramal Hard Gumay Prediksi Akan Ada Gempa Bumi Magnitudo 8,3 Terjadi di 3 Wilayah Indonesia

Baca juga: Nasib Mujur Sopir Bus Bawa Penumpang Lebaran ke Rumah Mertua Viral, Dapat Ganjaran dari Orang Baik

Dia bekerja sebagai buruh harian lepas di wilayah Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

Dari Mandiangin Jambi dia nekat mudik lebaran dengan berjalan kaki hendak ke daerah asalnya Kota Lubuklinggau. 

"Dia katanya kerja di Mandiangin, mau pulang kampung mudik lebaran ke Linggau, jalan kaki karena tidak punya uang untuk ongkos naik angkutan umum," ujar kapolsek. 

Jumadi mengaku tak mengetahui alasan atasannya tidak membayar upah kepadanya sebagai buruh. 

Dia sudah menunggu namun sampai waktu yang ditentukan, upahnya belum juga dibayar. 

Sementara keluarganya di Lubuklinggau sudah menunggu Jumadi pulang. 

"Dia sudah menunggu katanya, karena tidak dibayar juga jadi dia langsung pulang saja, keluarganya sudah menunggu, jadi dia jalan kaki saja katanya," ungkap kapolsek. 

Lanjut bercerita, Jumadi mengatakan dia bekerja dengan atasannya sudah selama beberapa bulan. 

Upah dari hasilnya bekerja selama beberapa bulan tersebut diperkirakan Rp 8 juta. 

Uang tersebut memang direncanakan Jumadi akan digunakannya untuk mudik lebaran ke Lubuklinggau. 

Ternyata, kata Jumadi, atasannya menzalimi dia karena tidak membayar upah kepadanya meski sudah ditunggu selama 11 hari.

Merasa iba dengan cerita Jumadi, Kapolsek Iptu Herwan Oktariansyah menyisihkan sedikit rejeki yang dimilikinya untuk memberikan pertolongan. 

Apalagi saat mampir ke pos, Jumadi terlihat dalam keadaan lapar dan lelah karena tidak membawa bekal dan uang.

Jumadi sempat diperiksa kesehatannya oleh petugas terpadu di pos pengamanan dan pelayanan mudik tersebut. 

Jumadi masih sehat, lalu dibantu dan diantar naik kendaraan umum untuk pulang ke Lubuklinggau. 

Dia diberikan uang dan ongkosnya naik mobil travel pun dibayar.

Menurut Kapolsek Iptu Herwan Oktariansyah, pos operasi ketupat di wilayah hukumnya siap melayani pemudik yang hendak beristirahat. 

Bahkan saat bulan Ramadan tadi, pihaknya menyiapkan makanan buka puasa gratis untuk pemudik yang mampir.

"Pos kami memang memberikan fasilitas tempat istirahat untuk pemudik, menyediakan layanan kesehatan, dan ada juga layanan keamanan lalu lintas," katanya.

Baca juga: Senyum Bahagia Irish Bella Rayakan Idul Fitri Bareng Keluarga Ammar Zoni, Mantan Suami di Penjara

Baca juga: Beda Sapaan Bilqis ke Lettu Fardhana dan Adit Jayusman Disorot, Tunangan Ayu Ting Ting Dipanggil Om

Sementara itu, seorang pemudik melampiaskan rasa patah hatinya dengan memakai kostum Ultraman selama perjalanan dari Jakarta menuju Purwodadi.

Bagi pria bernama Iqbal Alam (24), hal tersebut menjadi cara ampuh untuk mengatasi kegalauan lantaran patah hati.

Pasalnya, pria tersebut sudah berencana akan mengenalkan wanita tambatan hatinya kepada keluarga besarnya.

Bahkan pria tersebut beserta wanita idamannya itu sudah merencanakan momen tersebut.

Sayangnya, rencana tersebut harus gagal seiring dengan kandasnya cintanya.

Meski senang bisa pulang kampung dan ikut mudik gratis motor naik kapal laut yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama PT PELNI, perasaan sedih baru saja dia alami.

Cintanya dengan sang kekasih kandas beberapa hari sebelum keberangkatannya naik KM Dobonsolo dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta ke Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang pada Jumat (5/4/2024) petang.

Pupus harapan Iqbal yang semula berniat mengenalkan kekasihnya kepada keluarga besarnya di kampung halaman.

Pria yang tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat ini pun memilih membawa pulang perasaan nestapa itu ke Purwodadi, Jawa Tengah.

Jok belakang motor yang seharusnya membonceng sang kekasih pulang, digantikan kakaknya.

"Pertama saya patah hati, ditinggalin cewe saya, terus saya mau mudik jadi nggak bisa pulang bawa pasangan," kata Iqbal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat.

Tapi uniknya, alih-alih meluapkan emosi negatif usai putus dengan belahan hati, Iqbal justru melampiaskan perasaan positif lewat kostum Ultraman, tokoh serial pahlawan super dari Jepang yang pertama kali tayang di Indonesia tahun 1994.

Saat Tanjung Priok panas terik ketika waktu menunjukkan 14.45 WIB, Iqbal malah sengaja mengenakan kostum set Ultraman seri 3 yang terinspirasi dari platform berbagi video, TikTok.

Ultraman asal Cengkareng ini ikutan naik panggung yang berdiri di areal pelabuhan, bersuka cita joget bareng pemudik lainnya selagi menunggu keberangkatan KM Dobonsolo yang direncanakan angkat jangkar pukul 16.00 WIB.

"Jadi ya (pakai) ultramen set aja. Ini Ultramen (seri) 3. Inspirasi dari TikTok pakai kostum Ultraman," ucapnya.

Kostum ketat itu nantinya dia lepas setelah kapal beranjak dari Pelabuhan Tanjung Priok.

Tapi kostum berkelir merah, silver dan biru ini akan dia kenakan lagi sewaktu KM Dobonsolo bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas.

Kostum ini akan dipakai Iqbal ketika mengendarai motor dari Pelabuhan Tanjung Emas menuju Purwodadi yang punya jarak 64 kilometer.

Bedanya helm Ultraman bertanduk itu diganti helm motor berstandar SNI agar tetap sesuai aturan berkendara di jalan raya.

"Sampai Tanjung Emas pakai lagi, lanjut ke kampung ke Purwodadi," jelas Iqbal

Lebih lanjut Iqbal yang bekerja di perusahaan swasta ini mengaku sudah beberapa kali ikut program mudik gratis yang diselenggarakan pemerintah maupun korporasi.

Katanya, terhitung 3 kali dia ikut program mudik gratis.

Sudah 2 kali sebelum pandemi Covid-19 melanda pada 2018-2019, dan teranyar tahun ini memanfaatkan program Kemenhub.

Dia dan kakaknya berencana pulang kembali ke Jakarta Barat di tanggal 13 April 2024.

"Sudah 2 kali, tapi selama Covid nggak pernah, jadi di tahun 2018-2019," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved