Cerita Remaja 17 Tahun Jasad Ibu Dicor Ayah 6 Tahun Lalu, Baru Terbongkar Diminta Bohong Bikin Kolam
Cerita remaja 17 tahun jasad ibu dicor ayah 6 tahun lalu, baru terbongkar sekarang dulu diminta bohong bikin kolam.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Cerita remaja 17 tahun saat jasad ibu dicor ayah kandung 6 tahun lalu sedikit demi sedikit terungkap.
Aksi pembunuhan yang dilatarbelakangi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) itu dilakukan oleh Henky Talik, pria 42 tahun dengan korban tewas yakni Jumiati berusia 35 tahun.
Kejahatan Henky Talik terbongkar setelah putrinya berinisial F (17) mendapat kekerasan dari ayahnya lalu berujung laporan ke polisi.
Dalam laporannya, F pun mengaku kalau 6 tahun lalu saat usianya masih kecil, sang ayah pernah mengecor jasad sang ibu di dalam rumah.
Jumiati dicor di dalam rumah jalan Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar.
Ternyata benar, Henky Talik pernah mengecor jasad Jumiati pada 2018 silam dan baru terungkap enam tahun kemudian, Minggu (14/4/2024) siang.
Artikel TribunnewsBogor.com 'Tangis Gadis Remaja Temukan Jasad Ibunya 6 Tahun Dicor Ayah di Rumah'.
Baca juga: Penyebab Pemudik Sekeluarga Tewas saat Mobilnya Terjebak Lumpur, Lubang Knalpot Terendam Air
Anak korban F lantas mengungkap kesaksiannya atas peristiwa yang terjadi 6 tahun silam.
Seingat F, saat itu ia masih duduk di kelas IV Sekolah Dasar dan melihat Jurniati dalam kondisi terbaring di lantai tak sadarkan diri.
"Saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak" kata F melansir akun @kabarnegeri, Selasa (16/4/24).
"2 Hari kemudian setelah pulang sekolah saya masih melihat mama saya terbaring di tempat yang sama," imbuh F.
Saya itu, F juga melihat ayahnya membawa material bangunan ke dalam rumah.
F yang ketika itu masih kecil diminta ayahnya untuk berbohong.
"Saya melihat bapak saya membawa masuk ke dalam rumah pasir dan semen kemudian memberitahukan kepada saya, kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan," terang F.
"Bapak saya kemudian mengajari saya dan asik saya yang waktu itu masih berumur 5 tahun bahwa jika ada yang bertanya mama kamu kemana? sampaikan bahwa mama mu pergi entah kemana" kata gadis remaja itu.
Saat coran digali, mayat Juniarti yang tertimbun sejak enam tahun lalu itu pun menyisakan tulang belulang.
Tulang belulang tersebut lantas dibungkus Tim Dokpol menggunakan kantong mayat oranye.
Pantauan di lokasi, kantongan mayat itu tampak dilipat lalu dibawa ke dalam ambulans.
Saat kantongan dibawa dari dalam rumah menuju ambulans, anak korban F tampak histeris.
"Mamakku, mauka lihat mamakku," ucap F dengan nada histeris.
Baca juga: Segini Harta Kekayaan Gus Muhdlor Bupati Sidoarjo Ditetapkan Tersangka Korupsi, Tanah-Bangunan 1,7 M
Begitu juga saudara Jumiati yang menyaksikan di rumah tetangga tampak histeris melihat bungkusan tulang belulang saudaranya dibawa petugas ke ambulans.
Informasi yang diperoleh dari salah satu petugas yang ikut menggali timbunan, tulang belulang Jumiati masih utuh mulai dari kaki hingga kepala.
"Alhamdulillah masih utuh semua, korban mengenakan pakaian warna biru dan celana kotak-kotak," sebut petugas.
Kedalaman galian yang dibuat Henky Talik untuk menimbun istrinya, kata petugas sekitar 15 centimeter.
Pelaku Diamankan Polisi
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi yang ditemui di lokasi mengatakan, korban dibunuh oleh suaminya sekitar 2018 lalu.
"Kejadiannya ini 2018. Berarti sudah enam tahun," kata Irjen Pol Andi Rian.
Saat ini, pelaku lanjut Andi Rian telah diamankan oleh personel Satreskrim Polrestabes Makassar.
"Tersangka sudah kita amankan, dan sementara dalam pendalaman," beber Andi Rian.
Baca juga: Nasib Tas Pemudik Isi Uang Rp 100 Juta Tertinggal di Toilet, Untung Ditemukan Orang Baik, Balik Utuh
Andi Rian Djajadi mengungkap kasus tersebut terungkap ketika anak pelaku mengadu ke polisi usai dianiaya oleh sang ayah.
"Awalnya ada korban seorang wanita usia 17 tahun yang datang melapor ke Polrestabes Makasaar melaporkan dugaan penganiayaan oleh ayahnya atau orang tuanya sendiri kemudian pada saat didalami" jelas Andi Rian.
"Dia juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari (dengan pria lain), keterangan si anak bahwa ibunya bukan lari, tapi dianiaya sampai meninggal dan kejadiannya 2018," ucap Andi Rian.
Bukan Tahun 2018 Tapi 2017
Terbaru, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan, korban dianiaya hingga meninggal dunia oleh suaminya pada Agustus 2017 dan bukan dibunuh pada 2018.
"Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan juga kita konfrontir dengan tersangka kemudian kami juga buka digital forensiknya kita temukan bahwa kejadian tersebut terjadi pada bulan Agustus 2017," kata Ngajib kepada awak media di Mapolrestabes Makassar, Selasa (16/4/2024).
Ngajib mengatakan, dalam kasus ini telah memeriksa sebanyak 9 saksi dan satu tersangka.
Motifnya adalah karena pelaku terbakar api cemburu.
"Pemeriksaan saksi-saksi maupun pelaku diperoleh fakta bahwa motif daripada pembunuhan ini adalah karena faktor kecemburuan dari pelaku," papar Ngajib melansir Kompas.com (grup suryamalang).
Baca juga: Viral Curhat Wisatawan Bayar 3 Kali ke Pemandian Air Panas, Ditantang Petugas: Kalo Berani Silahkan
Pada saat kejadian, korban diduga berkomunikasi, berhubungan, dan bersama dengan pacar lamanya atau mantan pacarnya.
"Sehingga pada saat pelaku dan korban bertemu di situlah ditanya apakah benar atau tidak ternyata di sinilah terjadi emosional akhirnya terjadilah penganiayaan," kata Ngajib lagi.
Ngajib menjelaskan, penganiayaan ini dilakukan oleh pelaku sebanyak tiga kali, dimana pada hari ketiga, korban diketahui sudah meninggal dunia.
Pelaku lantas membawa korban ke belakang rumah yang kurang lebih 1 meter ada ruang kosong dan menimbun korban dengan pasir dan tanah.
"Setelah kejadian itu, pelaku meninggalkan rumah tersebut kemudian pindah ke rumah orang tuanya. Setelah 6 bulan kemudian, rumah itu sudah dikontrakan, ada yang ngontrak kurang lebih 5 tahun," terang Ngajib.
Pelaku diketahui juga sering melakukan kekerasan kepada anak-anaknya, sehingga mereka ditemani oleh seorang kerabatnya lantas melaporkan hal itu kepada kepolisian.
"Dari situ berkembanglah dan akhirnya diketahui bahwa orangtuanya atau ibunya tidak hilang atau pergi dengan pacar lamanya, tapi ternyata dilakukan kekerasan dan terjadi pembunuhan kemudian dikubur di belakang rumah," pungkas Ngajib.
Ikuti berita lainnya di News Google >> SURYAMALANG.COM.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
jasad ibu dicor ayah kandung 6 tahun
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
jasad dicor
pembunuhan
Makassar
suryamalang
NASIB Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank Dinonaktifkan UGM, Pernah Terjerat Kasus Ijazah Palsu |
![]() |
---|
LINK NONTON Drama Korea See You in My 19th Life Full Episode 1-12 Tamat Sub Indo, Baca Sinopsisnya |
![]() |
---|
Inilah 10 Desa di Kabupaten Mandailing Natal Sumut Dapat Dana Desa 2025 Tertinggi Mencapai Rp 1,3 M |
![]() |
---|
Bedah Kekuatan Persijap Jepara Vs Arema FC, Juara Liga Saja Kewalahan Jumpa Lagi Setelah 11 Tahun |
![]() |
---|
Petuah Pelatih Arema FC untuk Salim Tuharea Baru Dipanggil Timnas Indonesia U23, Awalnya Tak Dilirik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.