Viral Onigiri Rasa Ketiak Basah Dijual Rp 150 Ribu, Nasi Dijepit Oleh Ketek Wanita Cantik Siap Makan

Tak main-main, jajanan ini bahkan dijual di banyak toko dengan harga yang cukup tinggi, bahkan 10 kali lipat dari harga onigiri biasanya.

Onigiri biasanya dijual sekira 150 yen atau Rp15 ribu, namun onigiri ketiak ini dijual sekira Rp 150-200 ribu.

Lalu bagaimana dengan rasanya?

Tak sedikit warga Jepang yang mengaku telah mencoba nasi onigiri bercampur keringat ketiak wanita cantik, mereka menyebut rasanya tidak berbeda dengan biasanya.

Ternyata onigiri yang bercampur dengan ketiak wanita ini sudah dijual sejak tahun 2016 lalu atau bisnis ini sudah berjala hampir 8 tahun.

Beberapa penggemar anime menyebut jajanan ini terinspirasi dari sebuah serial Manga dengan judul "Magical Circle Guru Guru".

Dalam adegannya digambarkan, sosok karakter utama di anime Magical Circle Guru Guru mendapatkan uang banyak dengan menjual onigiri yang dibentuk dari ketiaknya.

Baca juga: Syahrini Absen Main Tenis Saat Ramai Kabar Hamil Anak Reino Barack, Begini Tingkahnya Saat di Kamar

Saking populernya adegan tersebut, para pecinta anime juga menggambarkan ulang adegan pembuatan onigiri dengan ketiak. 

Sebuah penelitian pada tahun 2013 juga mmenemukan keringat di area tubuh tersebut mengandung feromon tertentu yang dapat meningkatkan emosi manusia saat dicium atau dijilat.

Onigiri rasa ketiak basah ini juga tak luput dari sub-kultur modern di Jepang dan dunia dimana ada cewek-cewek menjual barang-barang yang mereka miliki namun dengan harga fantastis dengan iming-iming fantasi.

Selain itu, Onigiri yang terbuat dari nasi yang dikepal dengan rumput laut plus isian itu memang menjadi makanan murah pilihan banyak warga Jepang.

Sejarah Onigiri

Pada buku harian Murasaki Shikibu Nikki dari Murasaki Shikibu, sejarah onigiri terbentuk pada abad ke-11 ditulis tentang orang memakan bola-bola nasi.

Pada waktu itu, onigiri disebut tonjiki dan sering dimakan pada piknik makan siang.

Lalu pada tahun 1987 ditemukan gumpalan butiran nasi yang terkarbonisasi peninggalan zaman Yayoi dari penggalian arkeologi yang dilakukan di Prefektur Ishikawa.