Berita Magetan Hari Ini

Derita Hasan Bocah 6 Tahun di Magetan Tulangnya Mudah Patah Kesenggol Retak, Ayah Cuma Jualan Pentol

Derita Hasan bocah 6 tahun di Magetan idap penyakit langka mudah patah tulang, kesenggol retak, ayah penjual pentol, belum dapat bantuan pemerintah.

|
KOMPAS.COM/SUKOCO
Hasan bocah 6 tahun di Magetan bersama ayahnya, Eko idap penyakit langka mudah patah tulang, kesenggol retak, orang tua penjual pentol, belum dapat bantuan pemerintah. 

Tahun lalu tangan kanan Hasan juga patah karena terantuk dan seminggu kemudian tangan kirinya juga mengalami retak tulang.

Bahkan dokter harus memasang pen pada tangan kiri Hasan

"Tahun lalu tangan kiri retak, seminggu kemudian tangan kanan yang retak, setelah diperiksa ternyata harus dipasang pen karena tulangnya melengkung. Saat ini tangannya masih dipen," jelas Eko.

Pakai BPJS mandiri

Eko mengaku untuk pengobatan, Hasan harus dibawa ke Solo, Jawa Tengah karena sejak kelainan dengan Osteogenesis imperfecta dokter rujukannya adalah di rumah sakit Moewardi Solo. 

Rumah sakit Moewardi Solo diketahui memiliki dokter terkait penyakit yang diderita Hasan

Untuk pengobatan, Hasan harus menjalani terapi 6 bulan sekali dan jika tidak dilakukan akan ada tulang yang retak ataupun patah.

"Sejak diketahui menderita OI langsung dirujuk ke Solo dari Magetan. Kalau rutinnya itu 6 bulan harus ke Solo untuk terapi," ucap Eko. 

Untuk melakukan semua upaya pengobatan, Eko mengaku menggunakan BPJS mandiri dengan menyisihkan penghasilannya dari berjualan pentol.

Meski dari keluarga kurang mampu, namun nama Eko belum tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Selama ini dari umur satu tahun menggunakan BPJS mandiri. Iurannya Rp 70.000 setiap bulan dari menyisihkan penghasilan jualan pentol," terang Eko. 

Baca juga: Kisah TKW Arab Dinikahi Majikannya, Diberi Emas dan Berlian Satu Lemari Namun minta 10 Anak

Jika beruntung, Eko bisa menghemat ongkos transportasi ke Solo untuk membawa Hasan berobat karena menumpangi ambulans sedekah. 

Namun jika bertepatan dengan hari Selasa, Eko terpaksa harus merogoh koceknya untuk biaya transportasi ke Solo.

"Kalau naik bus biayanya sekali jalan itu Rp 79.000. Bisa menghemat kalau ada ambulans sedekah rombongan tapi kalau hari Selasa mereka libur, terpaksa pakai motor ke Masopati baru naik bus ke Solo" jelas Eko. 

"Berangkatnya jam 4 pagi, pulangnya sampai jam 3 sore di rumah," kata Eko. 

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved