Kisah Sopyah Nyamar Jadi Pria Demi Kerja Kuli Bangunan, Cari Uang untuk Adik Pernah Tak Makan 3 Hari

Kisah Sopyah nyamar jadi pria demi kerja kuli bangunan, cari uang untuk adik ditinggal orang tua, pernah gak makan 3 hari.

Tribun Jabar/Handhika Rahman
Kisah Sopyah Nyamar Jadi Pria Demi Kerja Kuli Bangunan untuk Cari Uang, Pernah Tak Makan 3 Hari 

SURYAMALANG.COM, - Inilah kisah Sopyah nyamar jadi pria demi kerja kuli bangunan untuk menghasilkan uang asal halal.

Keluarga Sopyah yang berada di bawah garis kemiskinan membuatnya tak bisa berbuat banyak selain tetap bertahan hidup agar tidak kelaparan.

Kehidupan yang dijalani Sopyah juga tidak memberinya banyak pilihan apalagi memilih-milih pekerjaan. 

Wanita berusia 22 tahun yang putus sekolah dan harus menghidupi adiknya itu mengaku mau kerja apa saja asal adiknya bisa makan. 

Sopyah Supriatin tinggal bersama adiknya, Samsul Ramadan (15) di rumah yang dibangun di atas tanah pemerintah Jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Kakak beradik itu terpaksa hidup mandiri untuk melanjutkan hidup. 

Baca juga: Perjuangan Ardi Balita Viral Hisab 40 Batang Rokok Sehari Akhirnya Sembuh, Kini Tumbuh Dewasa

Sopyah (kanan) nyamar jadi pria demi kerja kuli bangunan
Sopyah (kanan) nyamar jadi pria demi kerja kuli bangunan (Tribun Cirebon/Handhika Rahman - Tribun Jabar/Eki Yulianto)

Sopyah dan Samsul pun juga harus merelakan mimpi-mimpinya hingga terpaksa putus sekolah.

Sang kakak yang sejatinya adalah seorang perempuan beralih profesi menjadi buruh kuli bangunan.

Sopyah pun mengubah penampilan dan memotong pendek rambutnya.

Siapa sangka, Sopyah pun benar-benar bisa terlihat seperti laki-laki.

Sopyah dan Samsul sebenarnya masih memiliki ayah, meski begitu, keluarga mereka berada di garis kemiskinan. 

Sang ayah terpaksa merantau ke luar kota untuk mencari kerja menjadi buruh serabutan dan hasilnya belum mampu mencukupi kebutuhan kakak beradik tersebut.

Sementara sang ibu sudah meninggal dunia beberapa bulan lalu.

“Tinggal berdua di sini sudah satu tahun,” ujar Sopyah kepada TribunCirebon.com (grup suryamalang), Kamis (16/5/2024).

Sopyah menceritakan, selama ditinggal orang tua, kadang ada tetangga yang berbaik hati memberikan makan.

Namun, Sopyah memilih ingin bekerja bahkan sejak putus sekolah beberapa tahun lalu karena enggan membebani siapapun apalagi dengan kondisi yang dialaminya.

“Kalau sekarang suka ikut-ikut kerja bangunan,” ujar Sopyah.

Sopyah mengaku tidak masalah ikut kerja kasar meski seorang perempuan asalkan bisa mendapat pundi-pundi uang untuk menghidupi adiknya.

Apapun yang disuruh akan dilakukan oleh Sopyah, seperti mengangkut semen, mengaduk semen, dan lain sebagainya. 

Jika bekerja, dalam sehari Sopyah bisa membawa upah hingga Rp 120 ribu, namun pekerjaan tersebut tidak datang setiap hari. 

Bahkan dalam beberapa hari terakhir ini, Sopyah menganggur karena tidak ada panggilan bekerja.

“Ini juga lagi gak kerja-kerja,” ujar Sopyah.

Sopyah mengakui, ia dan adiknya terkadang sampai tidak bisa makan karena tak memiliki uang.

“Kadang pernah dua hari gak makan, kadang pernah tiga hari,” ujar Sopyah.

Beruntung, kisah kedua adik-kakak kini sudah sampai ke telinga pemerintah daerah.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu sudah datang mengunjungi Sopyah dan Samsul pada Selasa (16/5/2024).

Baca juga: Kronologi Pria Bertato Viral Kepergok Maling di Minimarket Surabaya, Isi Celananya Bikin Syok Warga

Disdikbud Indramayu bersama pemerintah Kecamatan Indramayu mengunjungi Sopyah dan Samsul
Disdikbud Indramayu bersama pemerintah Kecamatan Indramayu mengunjungi Sopyah dan Samsul (Istimewa via TribunJabar.id)

Disdikbud turut membawa sejumlah bantuan untuk Sopyah dan Samsul.

Pemerintah daerah juga berjanji memfasilitasi keduanya untuk melanjutkan sekolah.

Sopyah yang putus sekolah saat SMP difasilitasi untuk ikut kejar paket dan diberikan modal untuk usaha.

Sementara adiknya, Samsul yang putus sekolah setahun lalu saat kenaikan kelas dari kelas 7 ke kelas 8 di SMPN 4 Sindang kini sudah bisa kembali sekolah.

Samsul pindah dari SMPN 4 Sindang ke SMPN 3 Sindang untuk melanjutkan pendidikan.

“Alhamdulillah saya bersama teman-teman Disdikbud bersama juga Pak Camat sudah mengunjungi kediaman Sopyah bersama Samsul,” ujar Kepala Disdikbud Indramayu, Caridin.

Ingin Punya Usaha Tempat Cuci Motor

Sopyah menuturkan, bercita-cita ingin membuka usaha tempat cuci motor.

Alasan Sopyah pun sederhana agar bisa memiliki pemasukan tetap setiap hari. 

"Kalau sekarang enggak tentu, kadang-kadang dapat uang," ujar Sopyah saat ditemui di kediamannya, Minggu (19/5/2024).

Sopyah mengaku, jika dirata-rata uang yang didapat hanya cukup untuk makan saja.

Itu sebabnya saat dapat bantuan dari pemerintah, Sopyah memilih modal usaha agar bisa mencukupi hidup dirinya dan sang adik.

Sopyah pun memahami, butuh proses bagi pemerintah untuk merealisasikan janji tersebut.

Oleh karena itu, Sopyah pun tetap berupaya mencari pundi-pundi rupiah selama menanti kelanjutan dari pemerintah.

Belakangan ini, Sopyah mengaku menjadi tukang ojek.

"Lumayan nganter-nganter jadi ojek," ujar Sopyah

"Kalau bangunan sekarang lagi sepi, jadi apa saja pak yang dikerjakan," lanjut Sopyah. 

Sopyah Supriatin (kiri) dan adiknya, Samsul Ramadan (kanan)
Sopyah Supriatin (kiri) dan adiknya, Samsul Ramadan (kanan) (Tribun Jabar/Eki Yulianto)

Sebagai perempuan, Sopyah juga tidak menampik kerasnya hidup yang harus ia lalui.

Adiknya, Samsul juga merasakan hal yang sama. Kata Sopyah, adiknya selalu ingin pergi ke tempat ayah mereka dengan harapan bisa hidup seperti anak-anak lain.

"Bapak lagi di Kalimantan, di sana juga sama susah, makanya saya bilang sudah di sini saja, sabar dulu," terang Sopyah.

(TribunJabar.id/TribunJabar.id)

Ikuti berita lainnya di News Google >> SURYAMALANG.COM

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved