Berita Blitar Hari Ini

Omzet Menggiurkan Ternak Burung Kenari, Pria di Blitar Gak Nyesal Resign Kerja, Raup 2 Digit Sebulan

Omzet menggiurkan ternak burung kenari, pria di Blitar gak menyesal resign kerja percetakan, hasil sebulan di luar dugaan.

TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL HADI
Yuliono (kiri) pria di Blitar gak menyesal resign kerja percetakan. Omzet menggiurkan ternak burung kenari, sebulan di luar dugaan. 

SURYAMALANG.COM, - Omzet menggiurkan ternak burung kenari membuat pria di Blitar tidak menyesal resign kerja sebagai karyawan percetakan.

Setelah menekuni ternak burung kenari, pria bernama Yuliono (43) alias Cak Geno itu menuai hasil dari kerja kerasnya. 

Bahkan dalam satu bulan Yuliono bisa menghasilkan uang hingga dua digit mencapai Rp 15 juta tergantung hasil ternak burung kenari itu.

Dengan memanfaatkan lahan seadanya di sekitar rumah, bapak dua anak itu menggantung puluhan burung kenari dalam sangkar di dapur rumah.

Ternyata puluhan burung kenari itu merupakan hasil penangkaran milik Yuliono.

Sebagian burung kenari lagi yang sudah dijodohkan diletakan dalam sangkar tempel di dinding samping rumah Yuliono.

Meski berada di tempat seadanya, produksi peternakan burung kenari milik Yuliono bisa dibilang maksimal.

"Saya memanfaatkan lahan yang ada di rumah untuk ternak burung kenari" kata Yuliono, Selasa (28/5/2024) di rumahnya, Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.

"Tempat yang untuk breeding ini dulunya kamar mandi dan sumur," imbuh Yuliono sambil menunjukkan lokasi ternak di samping rumahnya.

Baca juga: Pengakuan Kakak Bunuh Adik Kandung karena Buang Sampah Sembarangan, Polisi Temukan Korban di Sumur

Perjalanan Yuliono berternak burung kenari cukup panjang.

Mantan pekerja di percetakaan itu sempat jatuh bangun untuk berternak burung kenari.

Yuliono mulai memutuskan berternak burung sejak pertengahan 2010.

Bahkan memutuskan resign dari pekerjaannya di percetakan untuk menekuni usaha berternak burung.

"Dulu, saya kerja di percetakan, ikut orang. Lima tahun kerja di percetakan tidak ada perkembangan" kata Yuliono.

"Akhirnya saya keluar, ada teman menyarankan ternak burung. Kebetulan saya juga hobi burung," ujarnya.

Awalnya, Yuliono berternak burung murai, sedangkan ternak burung kenari hanya sebagai sampingan untuk pengganti beli pakan burung murai.

Namun siapa sangka justru ternak burung kenari yang berkembang, sedangkan ternak burung murai miliknya malah gagal total.

Empat pasang indukan burung murai milik Yuliono mati saat mulai produksi.

"Awalnya (ternak) murai, (ternak) kenari hanya buat sampingan, buat ganti pakan murai. Cuma lama-lama malah (ternak) kenari lebih berhasil, lebih menjanjikan. Itu (fokus ternak kenari) mulai 2011," jelas Yuliono.

Yuliono awalnya hanya memiliki tiga ekor burung kenari, dua betina dan satu jantan.

Setelah itu, Yuliono merasakan hasil dari ternak kenari lumayan dan menjanjikan.

"Tapi saya juga pernah rugi. Harga kenari sempat anjlok Rp 10.000 per ekor. Itu terjadi pada 2015-2018. Saya tetap bertahan ternak kenari," terang Yuliono.

Baca juga: Realita Kerja TKI Bergaji Rp 50 Juta Sebulan Gak Seindah Negeri Dongeng, Curhat Tukang Cuci Viral

Yuliono menunjukkan hasil ternak burung kenari di rumahnya Kota Blitar, Selasa 28 Mei 2024
Yuliono menunjukkan hasil ternak burung kenari di rumahnya Kota Blitar, Selasa 28 Mei 2024 (Tribunjatim.com/Samsul Hadi)

Pada 2019, harga burung kenari mulai naik lagi apalagi ketika terjadi pandemi Covid-19, harga dan permintaan burung kenari naik drastis.

Yuliono kemudian mencari tambahan modal untuk mengembangkan ternak burung kenari dengan menjual sepeda motor dan meminjam uang di bank. 

Modal itu kata Yuliono untuk membeli indukan burung kenari yang bagus dan membeli indukan burung kenari impor dari luar negeri.

Yuliono pun mendatangkan indukan burung kenari dari beberapa negara seperti Turki, Portugal dan Italia.

Harga satu ekor indukan burung kenari jantan impor sekitar Rp 5 juta, sedangkan harga satu ekor indukan burung kenari betina impor antara Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta.

Yuliono memiliki 11 ekor indukan burung kenari impor, 6 ekor jantan dan 5 ekor betina.

"Sekarang saya memang fokus ternak burung kenari impor. Karena harganya bagus," jelas Yuliono.

Dari indukan kenari impor itu, sekarang Yuliono sudah memiliki hampir 50 ekor indukan burung kenari.

Dari total itu, sekitar 25 ekor sampai 30 ekor merupakan indukan aktif produksi.

Dengan jumlah indukan tersebut, Yuliono bisa menghasilkan 40 ekor sampai 50 ekor buru kenari sekali panen.

Masa satu periode panen ternak burung kenari sekitar 4-5 minggu atau sekitar 35-45 hari.

"Sekali panen, rata-rata bisa menetaskan 40-50 ekor burung kenari," jelas Yuliono.

Untuk harga jual burung kenari usia 4-5 minggu hasil ternak milik Yuliono bisa mencapai Rp 200.000 sampai Rp 2 juta per ekor.

Bila ditotal, omset Yuliono dari hasil ternak burung kenari rata-rata Rp 8 juta sampai Rp 15 juta tiap 40 hari.

"Kalau tiap panen dapat 40 ekor, diambil rata-rata minimal harga Rp 200.000 per ekor berarti sudah Rp 8 juta, itu minimal" kata Yuliono.

"Buat biaya perawatan sekitar Rp 1,5 juta per bulan. Sisanya buat ekonomi keluarga. Saat kondisi panen bagus, juga pernah dapat omzet Rp 15 juta sekali penen," lanjutnya.

Menurut Yuliono, saat ini harga burung kenari masih stabil terutama harga burung kenari hasil ternak dari indukan impor masih tetap mahal.

Pelanggan burung kenari impor biasanya para penghobi suka ikut lomba.

Selain itu, juga para penghobi yang ingin belajar ternak burung kenari.

"Untuk pemasaran saya tidak bingung. Pembeli datang sendiri ke rumah. Kadang saya kewalahan melayani pembeli di rumah," ujar Yuliono

Menurut Yuliono, berternak burung kenari gampang-gampang susah. Gampangnya, berternak burung kenari tidak butuh tempat luas.

Selain itu, biaya perawatan ternak burung kenari juga lebih murah.

"Kendalanya cuaca, kalau cuaca terlalu panas hasilnya tidak bagus, terlalu dingin juga tidak bagus. Kendala lain hama tikus," jelas Yuliono.

Ikuti berita lainnya di News Google >> SURYAMALANG.COM

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved