Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Masalah Mental Briptu FN Diduga Picu Aksi Bakar Suami, Hasil Visum Polwan di Mojokerto Jadi Bukti

Masalah mental Briptu FN diduga picu aksi bakar suami jadi sorotan, hasil visum Polwan di Mojokerto jadi bukti baru.

Youtube IST
Briptu FN (kanan) diduga punya masalah mental hingga bakar suami, hasil visum Polwan di Mojokerto jadi bukti baru. 

SURYAMALANG.COM, - Masalah mental diduga memicu Briptu FN membakar suami kini jadi sorotan di media sosial. 

Polwan Briptu FN (28) di Mojokerto, Jawa Timur membakar suaminya, Briptu RDW (27) pada Sabtu (8/6/2024).

Briptu Fadhilatun Nikmah alias Briptu FN adalah anggota Polres Mojokerto dan suaminya adalah Briptu Rian Dwi Wicaksono alias Briptu RDW, anggota Polisi di Polres Jombang.

Akibat kejadian itu, Briptu RDW mengalami luka bakar 96 persen dan meninggal dunia di ICU RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, Minggu (9/6/2024) siang.

Di tengah pengusutan kasus ini, kondisi mental Briptu FN menjadi sorotan karena diduga mengalami baby blues.

Dugaan masalah psikologis ini selaras dengan temuan terbaru polisi dari hasil visum terhadap tersangka Briptu FN.

Menurut Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, Briptu FN sempat melakukan upaya menolong suaminya yang tak berdaya karena terbakar. 

Hal tersebut dibuktikan dari adanya bekas luka pada kedua lengan dan jemari tangan pelaku akibat kena jilatan api. 

Kondisi yang dialami Briptu FN tersebut juga telah dilakukan mekanisme visum untuk melengkapi berkas perkara tersebut. 

"Kemarin bahwa pasca kejadian tersangka ini berusaha sekuat tenaga untuk melakukan pertolongan terhadap korban," jelas Dirmanto, Senin (10/6/2024).

"Dimana tersangka ini juga mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuhnya" lanjut Dirmanto. 

"Di tangan sebelah kanan maupun tangan sebelah kirinya luka-luka dan beberapa tubuhnya bagian depan luka-luka akibat terbakar juga" kata Dirmanto. 

"Kemudian sudah dilakukan visum juga terkait hal ini," imbuh Dirmanto. 

Baca juga: Driver Ojol Terlindas KA Penataran di Kota Malang, Warga Mergosono Itu Diduga Sengaja Akhiri Hidup

Kini, Briptu FN telah ditahan di Mapolda Jatim sejak resmi ditetapkan sebagai tersangka pada Minggu (9/6/2024). 

Briptu FN pun juga diberi pendampingan psikologis, di samping bergulirnya proses hukum atas kasus tersebut. 

Pendampingan psikologis tersebut melibatkan Psikiater dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jatim. 

Di media sosial pun ramai perbincangan soal masalah mental yang sebenarnya diderita Briptu FN.

Adapun kini muncul dugaan Briptu FN mengalami sindrom Baby Blues hingga bertindak nekat membakar suami.

Salah satu akun @Otaviaabrilina dalam komentar di akun instagram Inijawatimur menyebut jika Briptu FN mengalami sindrom Baby Blues.

'Ijin klarifikasi kabar yang beredar... Ibu ini terkena syndrome Babyblues karena baru melahirkan anak ketiganya' tulis akun tersebut. 

Adapun soal kebenaran Briptu FN mengalami sindrom Baby Blues belum bisa dipastikan.

Baby blues syndrome adalah kondisi yang dialami oleh sebagian besar ibu yang baru melahirkan.

Mengingat ibu yang baru melahirkan cenderung memiliki waktu tidur yang berantakan, kurang tidur, dan kurangnya waktu untuk diri sendiri.

Tidak mengherankan jika banyak ibu baru mengalami depresi ringan dan perubahan suasana hati. 

Setelah melahirkan, kadar hormon akan turun yang akan memengaruhi suasana hati.

Bayi yang baru lahir mungkin juga bangun setiap saat, jadi ibu tidak cukup tidur.

Belum lagi sebagian besar ibu akan merasa khawatir tentang merawat bayi, dan itu membuat ibu merasa stres yang belum pernah ditangani sebelumnya. 

Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan.

Kondisi ini cenderung muncul pasca-persalinan.

Umumnya, baby blues dialami oleh 4 dari 5 orang tua baru atau sekitar 80 persen.

Kondisi ini dapat dialami oleh orang tua baru, sudah berapa kali ia melahirkan, dari segala usia, pendapatan, budaya atau tingkat pendidikan.  

Baby blues dapat hilang dengan sendirinya, tanpa perawatan khusus, intervensi atau pengobatan.

Namun, apabila gejala tidak hilang setelah beberapa minggu atau malah terasa memburuk, ibu mungkin menderita depresi pasca-melahirkan (postpartum depression). 

Pasalnya, sekitar 10 persen wanita mengalami postpartum depression.

Baca juga: Penyesalan Briptu FN Usai Bakar Suami Hingga Meninggal, Berusaha Tolong Sampai Tangan Ikut Terbakar

Tidak seperti baby blues, depresi pasca-melahirkan adalah masalah yang lebih serius dan tidak boleh diabaikan. 

Setelah membakar suaminya, Briptu FN pun merasakan penyesalan atas perbuatannya.

Saat itu, Briptu FN sempat meminta maaf ketika mengantar korban ke rumah sakit setelah membakar suami. 

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto menerangkan Briptu FN sempat membawa suaminya ke ICU RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.

Kata Dirmanto, FN masih merasa memiliki tanggung jawab untuk menolong korban, RDW.

"FN juga mempunya tanggung jawab besar untuk menolong yang bersangkutan," kata Dirmanto. 

Briptu FN membawa Briptu RDW bersama tetangganya.

"Dibantu oleh beberapa tetangga," ungkap Dirmanto.

Sesampainya di rumah sakit, Briptu FN sempat meminta maaf kepada korban. 

"FN meminta maaf kepada suami atas perlakuannya," kata Kombes Dirmanto.

Namun nahas, Briptu RDW menghembuskan napas terakhirnya karena mengalami luka bakar sebesar 90 persen.

Briptu RDW meninggal dunia pada hari Minggu (9/6/2024) pukul 12.55 WIB yang dibenarkan oleh atasannya, Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Daniel S Marunduri.

"Benar, meninggal pada pukul 12.55 dan akan dimakamkan di Jombang karena asalnya dari sana," kata Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Daniel S Marunduri, Minggu. 

Sementara Briptu FN yang juga mantan Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya kasusnya sudah dilimpahkan ke Polda Jatim.

"Tadi siang masih dilakukan gelar perkara untuk menentukan pasal dan lain-lain. (motif?) Masih digelar, kita masih menunggu," tegas Daniel. 

Sebelumnya, Direktur RSUD Wahidin dr Sulaiman Rosyid mengatakan, kondisi korban tidak mau stabil.

Akibat tidak mau stabil itulah, korban tidak bisa dirujuk karena rawan dan resiko yang besar di jalan.

"Iya tadinya mau ke sana (dirujuk ke RSUD dr Soetomo) tapi kondisinya gak mau stabil, gak bisa dirujuk karena kondisinya juga butuh peralatan khusus sehingga di jalan pun resikonya besar sekali," kata Dokter Sulaiman.

 

 

 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved