Berita Jember Hari Ini

Rancang Kostum dari Bahan Bekas Roll Film dan Koran Langka untuk Jember Fashion Carnaval, Sebulan

Butuh waktu satu bulan untuk merancang kostum JFC ini. Sebab mendesain barang bekas agar terlihat mewah itu tidaklah mudah.

Editor: Dyan Rekohadi
TRIBUNJATIMTIMUR.COM/ Imam Nawawi
Lingga Soe, talent Jember Fashion Carnaval (JFC) mengenakan rancangan Kostumnya yang terbuat dari Bahan Bekas, Jumat (2/8/2024) 

Laporan : Imam Nawawi

SURYAMALANG.COM, JEMBER - Lingga Soe, salah satu talent Jember Fashion Carnaval (JFC) mulai memasang busana untuk tampil di Alun-alun Jember, Jumat (2/8/2024).

Perempuan berambut pirang ini menggunakan kostum yang terbuat dari bahan bekas untuk ditampilkan di event JFC 2024 bertema Algorithm .

Terlihat, Talent JFC Defile Media memasang satu per satu pernak-pernik yang jadi ornamen tambahan di kostumnya agar terlihat lebih indah.

Selain itu, Lingga juga melapisi beberapa bagian dengan kertas koran. Terutama di bagian sayap kostum defile tersebut.

"Bahan bekas yang digunakan ini, ada kertas koran, rol film dan beberapa bahan bekas lainnya yang kami pilih," ujar Lingga Soe saat memasang beberapa pernak-pernik di kostumnya.

Menurutnya, butuh waktu satu bulan untuk merancang kostum JFC ini. Sebab mendesain barang bekas agar terlihat mewah itu tidaklah mudah.

"Tingkat kesulitannya itu bagaimana membuat barang bekas itu tidak terlihat seperti barang yang murah. Sehingga tugas kami, mencari cara agar barang bekas ini tetap terlihat bagus untuk menjadi kostum," kata Lingga.

Lingga juga mengatakan beberapa bahan bekas yang dibutuhkan pada kostum ini juga sudah langka, khususnya roll film. Hal itu juga membuat proses produksinya semakin molor.

"Rol film kan juga langka bahanya, kami biasanya mencari di toko pasar loakan. Itupun tidak semua toko ada. Sehingga ada orang khusus yang menyediakan," ucapnya.

Selain itu, dia mengaku masih  kesulitan mencari kertas koran untuk lapisan kostum ini. Sebab  beberapa agen penjualnya juga sudah mulai berguguran sejak era digital.

"Kadang di pasar dan beberapa toko kan sudah tidak ada (koran). Jadinya kami barang bekas ini juga agak sulit mendapatkannya,akhirnya produksi kostum ini juga semakin lama," ungkapnya.

Dia mengaku harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp 2 Juta. Sebab kostum ini paling banyak menggunakan kertas koran sehingga diperlukan pelapis khusus agar tidak mudah robek.

"Kan koran bahan yang rentan rusak. Jadi untuk pelapisnya, seperti peris dan semacamnya tergolong mahal harganya. Maka budget yang dikeluarkan kisaran Rp 2 juta ke atas," ulas Lingga.

Lingga menjelaskan Defile Media merupakan bentuk terima kasih JFC terhadap para jurnalis dan wartawan yang telah meliput, sejak event ini pertama lali digelar.

"Tanpa adanya  media-media yang meliput,  JFC tidak akan bisa besar seperti ini," tuturnya.

 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved