Berita Viral

Seperti Toro Mekanik Bengkel, Anak 12 Tahun Harus Cuci Darah Rutin Gegara Sering Makan Ayam Goreng

Seperti Toro mekanik bengkel yang minum 15 gelas kopi dalam sehari, nasib anak 12 tahun harus cuci darah rutin karena makan ayam goreng setiap hari.

|
Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tribunnews
FOTO ILUSTRASI - Seperti Toro Mekanink Bengkel, Anak 12 Tahun Harus Cuci Darah Rutin Gegara Sering Makan Ayam Goreng 

“Dulu bisa bekerja hingga pukul 02.00 WIB pagi. Tidak tahu kenapa. Dulu senang sekali hanya tenggelam di mesin, kopi dan rokok,” katanya.

Mulailah muncul gejala sakit pinggang setiap dua minggu. Sakit itu bisa reda dengan obat. Kerja tetap tidak henti dan tidak lupa minum kopi, sedikit air putih. Suatu waktu, obat tidak lagi meredam. Tubuh menunjukkan pembengkakan di banyak bagian.

"Ingatlah, sayangi ginjal kalian," katanya.

Kini, Toro masih tetap membengkel. Ia melakoni pekerjaan itu tetap dengan gembira. Semua demi menghidupi istri yang sesekali jualan jajanan pasar, anak pertama yang putus sekolah namun hobi IT, satu anak SMA, satu SMP dan dua SD, serta satu cucu laki-laki yang baru dua tahun. 

Keahlian membengkel mesin motor didapat Toro sejak bekerja di bengkel umum dan AHASS Honda pada masa lalu.

Padahal Toro lulus SMK jurusan bangunan air, tapi berani berdikari membuka bengkel di rumah sendiri mulai 2003, di pinggir desa, jauh dari keramaian kota.

Pelanggannya tidak hanya dari Kulon Progo, tapi banyak dari Yogyakarta hingga Prambanan.

Saat ini, ia cepat-cepat menutup bengkel pukul 16.00 WIB. Kopi hanya tiga kali sehari, rokok berkurang sangat banyak.

"Jam empat selesai. Waktunya bermain dengan anak-anak," kata Toro.

Perjuangan Toro menghasilkan Rp 100.000 - 150.000 setiap hari. Sesekali menembus Rp 500.000 sehari bila penuh pelanggan.

“Kalau servis ringan bisa 12 motor sehari, tapi kalau turun mesin tiga kendaraan. Kalau dulu saya siap layani sampai pagi,” katanya.

Semua untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang rata-rata Rp 300.000 per hari, terutama uang saku anak sekolah Rp 10.000 – 15.000 per hari di SD dan SMP. Sedangkan anaknya yang SMA memerlukan Rp 75.000 sehari karena sekolah kejuruan tata rias di Yogyakarta. 

“Kalau dihitung-hitung tidak masuk di akal pemasukan dan kebutuhan. Tapi inilah rahasia ilahi,” katanya.

Ia masih terus bekerja meski tidak sekeras dulu. Ia tidak mau mengeluh dengan keadaan ginjal yang dinyatakan tidak berfungsi. Tidak ada cara pengobatan lain kecuali jalani Hemodialisis atau memperoleh donor ginjal

Toro pun tetap semangat bekerja mengingat harga diri laki-lakinya tergugah untuk terus bekerja dan berkarya. Ia membulatkan tekat melakoni kehidupannya mengalir untuk keluarga yang dicinta. 

"Hakikatnya laki-laki itu bekerja. Bukan mengeluh. Tidak boleh cengeng," katanya.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved