Berita Viral
Kronologi WNI Tewas Dibunuh Suaminya di Amerika Serikat, Baru Datang Agustus 2023 dengan Visa Turis
Kronologi WNI tewas dibunuh suaminya di Amerika Serikat membuat gempar. Baru datang setahun lalu dengan visa turis.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
SURYAMALANG.COM - Kronologi WNI tewas dibunuh suaminya di Amerika Serikat membuat gempar.
Pasangan suami istri itu baru datang ke Amerika Serikant pada bulan Agustus 2023 lalu dengan visa turis.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengonfirmasi seorang Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban penikaman di Philadelphia, Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 4 Agustus 2024.
Korban berinisial RA meninggal dunia setelah ditusuk oleh sesama WNI berinisial LFP.
Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha menyampaikan peristiwa tragis tersebut terjadi di sebuah rumah di Philadelphia.
"Benar, seorang WNI dengan inisial RA menjadi korban pembunuhan dengan pelaku sesama WNI berinisial LFP," ujar Judha, Kamis (8/8/2024), dikutip dari Kompas TV.
Menurut dia, korban mengalami luka parah akibat tusukan pisau dapur di bagian leher dan kaki.
Insiden tersebut telah dilaporkan kepada pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York.
KJRI New York pun telah berkoordinasi dengan Kepolisian Philadelphia untuk proses autopsi korban serta mendampingi proses hukum yang berjalan terhadap pelaku.
Lebih lanjut, KJRI juga sudah berkomunikasi dengan keluarga korban di Tangerang, Banten.
"Kemlu dan KJRI New York akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan bantuan kekonsuleran," ujar Judha.
Dalam konferensi pers, Jumat (9/8/2024), Kemlu menyatakan terus memantau perkembangan kasus penikaman sesama WNI tersebut.
Kemlu juga menyebut bakal membantu pemulangan jenazah korban penikaman ke Indonesia.
“KJRI New York juga terus membantu pemulangan jenazah sesuai keinginan keluarga dan mengawal proses hukum yang dijalani pelaku,” ucap Judha, dikutip dari Antara.
Saat ini, kata dia, otoritas setempat akan melakukan autopsi terhadap jenazah korban RA sebelum dipulangkan ke keluarganya di Tangerang. Sementara pelaku yang berinisial LFP sempat dirawat akibat luka pada kaki.
Judha menjelaskan kedua WNI yang terlibat dalam kasus ini tiba di Amerika Serikat pada Agustus tahun lalu dengan visa turis.
Namun, kemudian mereka memutuskan untuk bekerja di sana.
Meskipun mereka diketahui tinggal serumah, status hubungan antara keduanya masih dalam penyelidikan.
Beberapa media lokal di Philadelphia melaporkan insiden penikaman terhadap seorang perempuan berusia 55 tahun di wilayah Philadelphia Selatan pada Minggu (4/8) lalu.
Polisi setempat menyatakan korban ditikam hingga tewas di dalam rumahnya, dan satu orang ditahan pihak berwajib untuk diinterogasi terkait kasus tersebut.
Kondisi WNI Hendri Disekap di Myanmar Makin Parah
Kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Suhendri Ardiansyah alias Hendri yang disekap di Myanmar semakin parah.
Para pelaku yang meneror keluarga Hendri dengan minta tebusan Rp 478 Juta kali ini mengancam akan amputasi kaki korban bila uang tidak segera ditransfer.
Bahkan pelaku bertindak semakin kejam dengan minta uang tambahan kepada keluarga sebagai jaminan untuk meringankan penyiksaan tersebut.
Hendri berusia 27 tahun diduga terjebak penipu untuk jadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Bangkok, Thailand dengan janji gaji tinggi Rp 150 juta.
Alih-alih kerja dan punya gaji tinggi, nyawa Hendri kini justru terancam termasuk keluarganya yang bingung karena tak punya uang sebesar yang diminta pelaku.
Dari cerita Daniel (39) sepupu Hendri, keluarga mendapat ancaman jika tidak segera mendapatkan uang tebusan, korban akan diamputasi.
Ancaman itu berupa amputasi kaki atau tangan Hendri jika pihak keluarga tidak membayar uang tebusan sebesar 30.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 478 juta.
"Jadi Hendri nerjemahin, antara tangan, kalau enggak kaki (akan diamputasi jika tidak ditebus keluarga)," ujar Daniel ditemui di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (9/8/2024).
Pihak keluarga juga sempat dimintai uang sebesar Rp 18 juta untuk meringankan siksaan Hendri.
"Sore ini dia (Hendri) telepon bapaknya, minta duit sekitar Rp 18 juta-an dulu" kata Daniel melansir Kompas.com (grup suryamalang).
"Itu bukan buat lepasin Hendri, itu buat ringanin beban dia, dalam arti enggak digebukin karena dia bahasanya, enggak sanggup digebukin mulu tiap hari," imbuh Daniel.
Akibat keterbatasan ekonomi, keluarga Hendri belum bisa membayar sejumlah uang yang diminta oleh pelaku.
Pihak keluarga juga sempat melaporkan kejadian ini ke BP2MI, Kementerian Luar Negeri, hingga Polda Metro Jaya.
Sebelumnya, Daniel menjelaskan, kejadian bermula ketika Hendri berminat untuk bekerja di Bangkok, Thailand atas ajakan temannya bernama Risky.
Hendri akhirnya berangkat ke Bangkok pada 11 Juli 2024.
Sementara Risky telah menunggu di Bangkok beberapa hari sebelum Hendri tiba.
Sesampainya di Bangkok, Hendri pergi bersama Risky dan empat orang keturunan India lainnya dalam satu mobil.
Di pertengahan jalan, Risky berpisah dengan Hendri. Risky kembali ke apartemennya sementara Hendri dibawa hingga ke Myanmar.
“Hendri ini mikirnya mau dibawa ke Maesot, Thailand. Ternyata 8 jam perjalanan enggak sampai. Tiba-tiba ada di Myanmar yang berbetuk kayak rumah susun gitu dia,” jelas Daniel.

Ketika pihak keluarga pertama kali dihubungi oleh Hendri, para penipu meminta tebusan sebesar 30.000 dollar AS atau setara dengan Rp 478 juta.
Hendri disiksa oleh kelompok penipu dan tidak dipenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makan dan minum.
Bahkan, Hendri disiksa setiap selesai melakukan panggilan telepon dengan keluarga yang tidak kunjung mengirimkan uang.
"Menurut pengakuannya Hendri, rekaman suaranya ada. Enggak dikasih makan, enggak dikasih minum, kalau hujan minumnya air hujan" kata Daniel.
"Kalau enggak ada hasil dari pihak keluarga, dalam arti duit masuk, ya dia disiksa. Sampai namanya dipukul pakai stik golf, stik baseball," terangnya.
WNI tewas dibunuh suaminya di Amerika
WNI dibunuh WNI di Amerika
WNI
Amerika
Philadelphia
penusukan
pembunuhan
suryamalang
viral
Siapa Sudewo Bupati Pati Didemo Warga Gegara Naikkan Tarif PBB 250 Persen? Punya Harta Rp 31,5 M |
![]() |
---|
Tangis Ibu Nia Kurnia Sari Gadis Penjual Gorengan, Bersyukur Pelaku Pembunuhan Divonis Hukuman Mati |
![]() |
---|
SOSOK Bripka Rian Viral Polisi Nyambi Jadi Badut Gratis Demi Anak Yatim |
![]() |
---|
SOSOK Respati Ardi Wali Kota Solo yang Tak Larang Bendera One Piece, Dulu Blusukan Bareng Gibran |
![]() |
---|
Lagi-lagi Amnesti, Prabowo Bebaskan Gus Nur Atas Kasus Ijazah Palsu Jokowi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.