Berita Viral

Viral Bocah SD Dibully Dipaksa Makan Roti Isi Tusuk Gigi Oleh Teman Sekolah, Nyaris Tertelan

Viral seorang bocah SD dipaksa makan roti isi tusuk gigi saat dibully oleh teman sekolahnya menjadi sorotan. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Instagram
Viral Bocah SD Dibully Dipaksa Makan Roti Isi Tusuk Gigi Oleh Teman Sekolah, Nyaris Tertelan 

SURYAMALANG.COM - Viral seorang bocah SD dipaksa makan roti isi tusuk gigi saat dibully oleh teman sekolahnya menjadi sorotan. 

Bocah yang duduk di kelas 4 SD itu tidak tahu bahwa roti tersebut diisi tusuk gigi.

Setelah memakan roti itu, bocah itu mengalami sakit di bagian tenggorokan.

Lalu, bocah itu dilarikan ke di RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi.

Cerita ini dibagikan perawat bernama Elyanda Fitria di akun Instagramnya @elyandaa_ pada 28 Agustus 2024.

Elyanda menceritakan, korban dipaksa oleh temannya memakan roti yang diisi semacam duri seperti tusuk gigi yang terbuat dari plastik.

Pihak RS pun berupaya mengeluarkan duri tersebut dari mulut korban.

Beruntung duri tersebut bisa dikeluarkan dan korban sangat kooperatif.

"Saat diambil durinya sudah hampir mau masuk ke ujung tenggorokan dengan posisi melintang, pasti sakit banget adek ini," ujar Elyanda.

Viral Bocah SD Dibully Dipaksa Makan Roti Isi Tusuk Gigi Oleh Teman Sekolah, Nyaris Tertelan
Viral Bocah SD Dibully Dipaksa Makan Roti Isi Tusuk Gigi Oleh Teman Sekolah, Nyaris Tertelan (Instagram)

Baca juga: Penampakan Rumah Mamah Dedeh Saat Dikunjungi Irfan Hakim, Sangat Luas Sampai Bisa untuk Nikahan

Baca juga: Nasib Baby Zoltan Keponakan Ayu Ting Ting Mirip Adik laki-lakinya, Juga Meninggal Saat 2 Bulan

Beruntung, duri tersebut berhasil dikeluarkan.

Elyanda mengapresiasi korban yang kooperatif saat ditangani.

"Adek ini kooperatif, awalnya memang adek ini nangis terus, tapi lama-lama kita bujuk dengan baik-baik, akhirnya durinya berhasil dikeluarkan," kata Elyanda.

Elyanda merasa geram dengan kasus bully yang semakin marak terjadi.

Elyanda selaku perawat sangat membenci pembullyan yang membahayakan nyawa seseorang. 

"Makin kesini makin marak bgt kasus pembullyan

Bener- aku benci bgt sama pelaku dan yg menormalisasi kan hal2 spt ini.

Ini video aku repost pas saat ada anak kelas 4 sd di paksa sama tmnnya untuk makan roti yg ternyata diisi di dlmnya kaya duri atau sejenis tusuk gigi tipis berbahan plastik.

Saat di ambil durinya sudah hampir mau masuk ke ujung tenggorokan dengan posisi melintang, pasti sakit bgt adek ini untuk adek ini kooperatif awalnya memang adek ini 
nangis terus tp lama2 kita bujuk dengan baik2 akhirnya durinya berhasil di keluarkan.

Anyway jgn salfok sama alat yg aku pake ya karna di IGD alatnya terbatas jd kami pakai seadanya dan tetap dong alatnya dlm keadaan steril.

Temen2 bisa di pause untuk video aku kalau mau lihat sepanjang apa duri nya. Di pause ya tmn2

Pokonya utk semuanya kita sama2 berjuang melawan dan menentang keras pelaku pembullyan!!!," tulis Elyanda mengutip Tribun Jateng.

Baca juga: Kronologi Keponakan Ayu Ting Ting Meninggal Dunia, Padahal Baru Saja Imunisasi Lalu Dirawat di RS

Baca juga: 17 Bisnis Kaesang Pangarep Dari Berbagai Bidang, Ada yang Sukses Namun Banyak Juga yang Bangkrut

Postingan Elyanda tersebut lalu mendapat puluhan ribu komentar netizen:

@eka_widydya98: Please stop menormalisasikan tindakan anak” yang seperti itu, ini udh masuk ke ranah kriminal.
Terkadang suka kesel sama ibu” yg selalu menormalisasikan sikap anak” sekarang dengan berkata (namanya juga anak”). Hello justru karna masih anak” harus mendapatkan didikan yg benar. Klw anak bikin kesalahan ya harus di tegur dan dikasih tau jangan dibiarkan yg ada nanti terbentuk sikap dan prilaku anak yg kurang baik. Contohnya seperti ini mungkin ortunya selalu membiarkan setiap anak bikin kesalahan jdnya tuh anak nggak tau mana hal yg baik dan nggak. Sumpah kesel bngt ngeliatnya anak SD udah melakukan tindakan kriminal kya gini.

@elda_jogja: Aku takut anakku di bully..tapi lebih takut lagi kalo anakku jadi pembully.. amit2 jauhkan ya Allah.

@afifuuuy: Durinya panjang benerrr. Kasian si ade.

Nasib Tragis Aldelia Bocah SD Dibakar Teman hingga Tewas, Sering Dibully di Sekolah

Nasib tragis menimpa Aldelia Rahma bocah SD dibakar teman hingga tewas jadi gambaran nyata masih buruknya lingkungan pendidikan di negeri ini. 

Aldelia yang masih berusia 11 tahun itu sering menjadi korban bully teman-temannya di sekolah. 

Tanpa orang tua, hidup Aldelia yang tidak seperti teman-temannya membuat gadis itu dikucilkan sampai akhirnya peristiwa nahas pun terjadi.

Aldelia Rahma siswi kelas 4 SDN 10 Durian Jantung, Nagari III Koto Aur Malintang, Padang Pariaman meninggal dunia pada Selasa (21/5/2024).

Bocah SD tersebut mengalami luka bakar 80 persen dan meninggal dunia di RSUP M Djamil Padang. 

Kronologi peristiwa terjadi pada Februari 2024 lalu saat Aldelia sedang mengikuti pelajaran olahraga. 

Kala itu, guru meminta siswanya untuk gotong royong membersihkan kelas.

Lalu di luar kelas, guru menghidupkan api untuk membakar sampah yang dikumpulkan siswa.

Di sana siswa mengelilingi api untuk melemparkan sampah sampai akhirnya satu murid laki-laki sengaja menyiramkan pertalite atau bensin ke badan korban.

"Bensin itu diarahkannya ke Aldelia, sehingga api membakar pakaiannya," ujar kakak sepupu Aldelia, Dona mengutip TribunPadang.com (grup suryamalang) Jumat, (24/5/2024).

Sontak lingkaran murid tadi langsung panik dan berhamburan, Aldelia yang masih dijilati api berlari ke kamar mandi.

Sialnya pintu kamar mandi sedang terkunci.

Dengan kondisi api masih membakar bajunya, bocah mungil itu berlari ke ruang kelas.

Beruntung guru olahraga melihatnya dan segera memadamkan api yang sudah menghanguskan sebagian besar tubuh Aldelia.

Melihat tubuh muridnya sudah meleleh digerogoti api, pihak sekolah langsung membawanya ke puskesmas terdekat sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD Lubuk Basung.

"Di RSUD Lubuk Basung, keadaan Aldelia tidak bisa mereka jamin, sehingga dibawa ke RSUP M Djamil," ujar Dona.

Kondisi Aldelia Rahma bocah SD dibakar teman hingga tewas
Kondisi Aldelia Rahma bocah SD dibakar teman hingga tewas (IST/TribunPadang)

Dari RSUD Lubuk Basung ke RSUP M Djamil Padang, pihak sekolah tidak lagi mendampingi siswanya meski dalam kondisi seperti itu.

Aldelia ditemani pihak keluarga ke RSUP M Djamil dan menjalani perawatan selama 35 hari di sana.

Pelayanan Rumah Sakit Mengecewakan

Sewaktu tiba di RSUP M Djamil, bocah yang tinggal bersama nenek dan kakak sepupunya itu belum terdaftar BPJS.

Pihak keluarga harus merogoh kocek sebanyak Rp 2 juta lebih untuk biaya pemindahan dan pengobatan awal.

Sayangnya, Dona sebagai kakak sepupu kecewa dengan pelayanan rumah sakit yang tidak perhatian pada kondisi Aldelia.

"Sekarang semua sudah ditanggung BPJS, tapi begitulah. Sebagai BPJS Aldelia tidak terlalu diacuhkan," ujar Dona.

Buktinya setelah 35 hari di sana dan menjalani empat kali operasi, saat luka bakar Aldelia sebanyak 80 persen baru sembuh 5 persen sudah diperbolehkan pulang.

Padahal, kondisi Aldelia masih mengenaskan.

Alhasil saat di rumah, kondisi Aldelia semakin memburuk.

Kondisi Aldelia Rahma bocah SD dibakar teman hingga tewas 1
Kondisi Aldelia Rahma bocah SD dibakar teman hingga tewas 1 (IST Via TribunTrends)

Bocah kelahiran September 2023 itu hanya bisa tidur di rumah selama 2 bulan bahkan mengalami gizi buruk.

Kabar Aldelia ini juga diketahui oleh Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur yang langsung mendatangi rumah Aldelia.

Suharti Bur pun siap membantu pengobatan Aldelia.

Bupati lalu meminta Dinas Kesehatan dan RSUD Padang Pariaman membawa langsung dan menangani korban Aldelia sepenuhnya.

Sayang umur Aldelia tidak panjang hingga gadis itu kini telah meninggal dunia.

Dari keterangan keluarga, Aldelia memang sering di-bully oleh teman-temannya.

Selama ini, Aldelia tinggal bersama neneknya karena sang ibu merantau.

Aldelia pun tak pernah bertemu dengan ayahnya sejak kecil karena orang tuanya berpisah.

Lapor Polisi

Kini, pasca-kepergian Aldelia, pihak keluarga merasakan banyak hal yang mengganjal. 

Rasa janggal ini membuat pihak keluarga melaporkan penderitaan Aldelia selama ini kepada pihak kepolisian.

Laporan itu terkait usaha pihak korban untuk mencari keadilan dalam kasus nahas yang menimpa Aldelia.

Media Madona kakak perempuan (sepupu) almarhum membeberkan, laporan itu sudah dimasukan ke Polres Pariaman, Selasa (21/5/2024).

"Hari itu kami langsung ke Polres Pariaman membuat laporan terkait kasus yang menimpa adik kami (Aldelia)," ungkap Madona.

Laporan itu diajukan ke Satreskrim Polres Pariaman dan di sana pihak keluarga telah dimintai keterangan untuk pertama kalinya.

Setelah itu polisi bakal meminta keterangan kedua kali namun karena sorenya Aldelia meninggal maka hal itu ditunda.

Madona menjelaskan keluarga tidak terima dengan kematian Aldelia akibat perbuatan beberapa pihak yang seharusnya bertanggung jawab dan justru tidak punya itikad baik. 

"Ada beberapa pihak yang bakal kami adukan dalam kasus ini. Kami serahkan ke pihak hukum dalam proses ini," ujar Madona.

Madona juga mengatakan ada beberapa kejanggalan melihat kondisi Aldelia sebelum meninggal.

"Kejanggalan itu seperti, sebelum Aldelia dirujuk kembali ke M Djamil Padang, kondisi fisiknya telah mulai pulih. Namun sampai di M Djamil Padang tubuh Aldelia penuh memar dan matanya bengkak, mengeluarkan darah," terang Madona.

Madona berharap kasus ini terang benderang dan harus ada pihak yang bertanggung jawab.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved