Berita Viral

Viral Bos Batik Sebar Uang Rp 35 Juta dari Atas Balkon di Pekalongan, Warga Rebutan hingga Pingsan

Viral di media sosial bos batik sebar uang dengan total Rp 35 juta dari atas balkon rumah menjadi sorotan. Warga ricuh hingga ada yang pingsan.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
kompas TV
Viral Bos Batik Sebar Uang Rp 35 Juta dari Atas Balkon di Pekalongan, Warga Rebutan hingga Pingsan 

SURYAMALANG.COM - Viral di media sosial bos batik sebar uang dengan total Rp 35 juta dari atas balkon rumah menjadi sorotan. 

Pasalnya, aksi tersebut membuat warga yang ikut rebutan berakhir ricuh hingga ada yang pingsan. 

Kejadian ini terjadi di Pekalongan, Jawa Tengah

Dilaporkan, ribuan warga sudah mengantre dari pagi dan berdesakan mengikuti tradisi tebar uang tersebut.

Diduga kericuhan tersebut terjadi pada Jumat, (6/9/2024) siang.

Padahal di tahun lalu pada bulan Oktober 2024, kasus yang serupa juga digelar oleh pengusaha batik lain.

Dalam video yang beredar, suasana warga yang mengantre terlihat tidak kondusif.

Sehingga mengakibatkan sejumlah orang terjepit hingga pingsan.

Viral Bos Batik Sebar Uang Rp 35 Juta dari Atas Balkon di Pekalongan, Warga Rebutan hingga Pingsan
Viral Bos Batik Sebar Uang Rp 35 Juta dari Atas Balkon di Pekalongan, Warga Rebutan hingga Pingsan (Tribunnews)

Baca juga: Difinisi Kerja Terus Bagai Kuda, Pria Meninggal Usai Kerja Non Stop 104 Hari dan Cuma Sehari Libur

Baca juga: Kebahagiaan Romi Dapat Sepeda Hasil Iuran 1 Kelas, Sebelumnya Tiap Hari Jalan Kaki ke Sekolah

Begitu acara dimulai, warga antusias berebut uang yang disebarkan.

Tidak pandang bulu, dari anak-anak hingga orang tua ikut berdesak-desakan demi mendapatkan uang dan kupon hadiah.

Namun, situasi ini seketika berubah menjadi tidak kondusif. Aksi saling dorong dan lempar batu antar warga terjadi.

Khawatir menimbulkan banyak korban jatuhan, acara tebar uang ini akhirnya dihentikan polisi.

Tradisi ini adalah tradisi sebar uang atau udik-udik senilai Rp 35 juta.

Pasangan pengusaha batik tersebut diyakini adalah Ubaidillah dan Fitri Handayani.

Mereka menggelar tradisi dundunan tersebut di depan rumah mereka di Banyurip Gang 2, Banyurip, Kecamatan Pekalongan Selatan.

Kejadian sebelumnya: Kasus serupa terjadi pada Oktober 2023 lalu, di mana Romadhon, pengusaha batik asal Pekalongan, Jawa Tengah yang viral bagi-bagi uang sebesar Rp35 juta dari atas rumah.

Ia melakukan aksi tersebut sebagai bentuk tasyakuran anaknya yang nomor 3. Beberapa orang sempat pingsan lantaran berdesak-desakan.

Pihak lurah dan polisi sebenarnya sudah sempat mengimbau, namun Romadhon kukuh sebar uang.

Romadhon (37), seorang pengusaha batik asal Kota Pekalongan, Jawa Tengah melakukan aksi udik-udikan atau sebar uang dari atas rumah kepada warga.

Dia menyebar uang sekitar Rp35 juta dalam rangka tasyakuran anaknya yang nomor 3.

Akibat aksinya itu, warga pun saling berebut dan saling dorong.

 Romadhon (37) pengusaha batik di Pekalongan, Jawa Tengah, mengatakan siap bertangung jawab terkait aksinya udik-udikan atau sebar uang dari atas rumah. (via Tribunnews.com)
 Romadhon (37) pengusaha batik di Pekalongan, Jawa Tengah, mengatakan siap bertangung jawab terkait aksinya udik-udikan atau sebar uang dari atas rumah. (via Tribunnews.com) ()

Bahkan, ada warga yang pingsan dan harus dilarikan ke Puskesmas.

Video aksi bagi-bagi uang tersebut viral di media sosial setelah diunggah di akun Instagram @beritapekalongan1.

Dalam video itu terlihat ribuan orang baik anak-anak, ibu-ibu, orang dewasa berada di bawah berebut uang.

Bahkan terlihat warga saling dorong agar bisa mendapatkan uang tersebut.

Diketahui, lokasinya berada di depan kantor Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Minggu (9/7/2023).

Dijelaskan dalam narasi, "Udik-udikan neng ngarep Kel. Jenggot mau esuk kie lhur.... Ruamaee eee nemen.. (sebar uang di depan Kelurahan Jenggot tadi pagi). Infone total duwet ngasi Rp35 juta yg disebarkan (infonya total yang sampai Rp35 juta yang disebarkan)."

Kapolsek Pekalongan Selatan AKP Aries Tri Hartanto membenarkan adanya kejadian tersebut.

"Ya, tadi ada kegiatan udik-udikan di wilayah Jenggot. Tepatnya, di Jalan Pelita 3, RT 3 RW 9," kata dia dikutip dari Tribunnews.com.

Dia menceritakan, sebelum adanya kegiatan tersebut, pihaknya sudah mengimbau kepada pemilik rumah agar tidak dilaksanakan demi antisipasi hal-hal tidak diinginkan.

"Sudah kita persuasif melalui kepala kelurahan, babinsa, bhabinkamtibmas, tapi sohibul hajat atau yang memiliki acara tetap ngotot untuk tetap dilaksanakan." ujar dia.

"Dan pada saat pelaksanaan tadi mulai ricuh, akhirnya kita hentikan. Karena, ada beberapa korban yang pingsan dan dilarikan ke Puskesmas," imbuh dia.

Menurut dia, kegiatan dihentikan sehingga tidak terjadi korban yang lebih banyak lagi.

"Korban sudah membaik. Tidak ada yang meninggal dunia. Kondisi korban semuanya sudah sehat. Ada korban empat orang, satu orang ibu-ibu dewasa, dan tiga anak-anak. Yang dua sudah diperbolehkan pulang," ucap dia.

Pihaknya menambahkan, warga yang menggelar kegiatan selanjutnya akan diminta keterangan oleh anggota Satreskrim Polres Pekalongan Kota.

Sementara itu, Lurah Jenggot Muhammad Fatoni mengatakan sebelum terlaksana kegiatan tersebut, pihaknya bersama polisi sudah meminta pembatalan acara kepada pemilik hajat, namun yang bersangkutan menolak dan tetap melaksanakan keinginannya untuk menebar uang sebagai bagian dari tradisi atau adat.

"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya aksi tebar uang oleh Romadhon (37) pengusaha batik.

Namun hasil koordinasi antara kelurahan, Polsek, dan Koramil mengalami jalan buntu." ucap dia.

"Pihak yang punya hajat tetap bersikukuh melaksanakan tradisi sebar uang," lanjut dia.

Bahkan, yang bersangkutan siap untuk bertanggung jawab penuh bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dengan menandatangani surat pernyataan bermaterai.

"Kalau masyarakat yang datang ribuan. Korban pingsan ada sekitar 3 dan itu langsung dibawa ke Puskesmas Pekalongan Selatan. Lalu, pagar kelurahan Jenggot rusak," ucap dia.

Romadhon (37) pengusaha batik mengatakan, udik-udikan atau sebar uang tersebut merupakan acara tasyakuran anaknya yang nomor 3.

"Memang tradisi untuk 40 hari potong rambut anak ada udik-udikan," kata dia.

Dia menyebut, untuk nominal uang yang disebarkan hampir Rp 30-35 juta.

"Kami sebar ada enam titik. Itu disebar dari atas semua. Dari bawah cuma satu depan rumah," ucapnya.

Menurut dia, sebelum acara dilaksanakan pihak berwajib sudah menyarankan untuk dihentikan, tetapi karena sudah tradisi jadi acara tetap dilakukan.

"Kalau untuk masa itu ribuan ada. Saya ya gak nyangka bakal viral seperti ini. Orang-orang juga sudah menanti semua, untuk massanya terlalu banyak. Yaudah lah jalan. Alhamdulillah sampai sekarang lancar dan aman," imbuhnya.

Dia mengatakan, sempat ada insiden anak-anak jatuh dan pingsan karena berhimpitan.

Ada tiga warga yang harus dibawah ke puskesmas dan untuk sekarang semuanya sudah pulang ke rumah.

 Romadhon (37) pengusaha batik (kiri) saat memperlihatkan surat penyataan bertanggung jawab penuh kegiatan udik-udikan. (Indra Dwi Purnomo)
 Romadhon (37) pengusaha batik (kiri) saat memperlihatkan surat penyataan bertanggung jawab penuh kegiatan udik-udikan. (Indra Dwi Purnomo) ()

"Saya siap bertanggung jawab sepenuhnya. Dari kelurahan juga sudah mengizinkan. Dan saya pribadi, tanggungjawab penuh. Termasuk pagar kelurahan. Surat sudah ada ini. Saya bertanggungjawab penuh. Ini tadi yang luka juga sudah kami lunasi. Ada tiga orang anak. Usia 16 tahun satu, 10 tahunan, terus 16 tahun juga." ucap dia.

"Itu lukanya karena desak-desakan. Terlalu ramai. Sudah dibawa ke puskesmas dan sekarang sudah pulang ke rumahnya," tambahnya.

Dia juga memastikan bahwa tidak ada korban yang meninggal dalam kejadian tersebut.

"Lalu, untuk kabar ada yang meninggal itu hoaks. Jadi sudah tidak ada masalah," ujar dia.

(Kompas.com)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved