Berita Batu Hari Ini

Pasien Poli Jiwa di RSUD Karsa Husada Kota Batu Mayoritas Gen Z dan Gen Milenial, Ini Penyebabnya

Pasien Poli Jiwa di RSUD Karsa Husada Kota Batu Mayoritas Gen Z dan Gen Milenial, Ternyata Ini Penyebabnya

Penulis: Dya Ayu | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM
RS Karsa Husada Kota Batu. 

SURYAMALANG.COM, BATU - Jumlah kunjungan pasien Poli Jiwa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karsa Husada Kota Batu, mayoritas usia produktif.

Dari kategori usia, pasien yang berkunjung didominasi Gen Z dan Gen Y atau milenial. Namun juga ada pasien yang masih masuk kategori anak-anak.

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Karsa Husada, dr Ferdinandus Stevanus Kakiay, jumlah pasien yang datang ke Poli Jiwa sejak poli ini ada tahun 2022 lalu, setiap tahunnya semakin bertambah. 

“Mayoritas pasien yang datang usia produktif belasan sampai 30an tahun dan setiap tahunnya cenderung meningkat."

"Tahun pertama masih sedikit sekali karena memang mungkin belum banyak masyarakat yang tahu. Sekarang sehari kami bisa melayani sekitar 5-10 pasien,” kata dr Ferdinandus Stevanus Kakiay, Selasa (15/10/2024).

Dari pasien-pasien yang datang untuk berobat, ada beberapa kategori gangguan yang dialami, diantaranya depresi, skizofrenia, hingga bipolar.

“Rata-rata masih dalam taraf yang tidak terlalu parah dan bermacam-macam keluhannya. Ada yang keluhan gangguan tidur, cemas berlebih, depresi juga ada. Namun yang paling banyak itu bipolar,” ujarnya.

Ferdi menjelaskan, ada banyak faktor yang menyebabkan gangguan jiwa. Khususnya yang dialami para remaja hingga dewasa, diantaranya persoalan perceraian orang tua, tuntutan ekonomi, gaya hidup yang konsumtif, persoalan rumah tangga hingga karena kecanduan gadget.

“Media sosial juga berpengaruh, karena selain menonton juga ingin meniru. Apalagi sekarang banyak yang pamer kekayaan, sedangkan itu memicu remaja untuk hidup hedon dan kenyataanya tidak bisa terealisasi."

"Akhirnya depresi. Sehingga harus bijak dalam melihat tontonan. Selain karena faktor itu ada juga pasien dari mahasiswa yang depresi karena skripsi tak kunjung selesai."

"Ada juga pasien anak dari luar Kota Batu yang kecanduan gadget sampai tidak bisa diajak berkomunikasi karena tidak fokus,” terangnya.

Untuk pasien anak yang kecanduan gadget ini, Ferdi mengatakan itu tak lain karena kurangnya pengawasan dan kontrol dari orang tua.

“Rata-rata pasien disini masih dalam taraf tidak terlalu parah. Sehingga penanganan yang kami berikan yakni rawat jalan jiwa. Jadi pertama dilakukan konsultasi kemudian psikoterapi dan terapi obat. Jadi disertai psikolog,” pungkasnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved