Berita Mojokerto Hari Ini
Ribuan Warga Terdampak Banjir, Pemkab Mojokerto Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
Pemkab Mojokerto menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi 2024, menyusul musibah banjir
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Pemkab Mojokerto menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi 2024, menyusul musibah banjir yang merendam di sejumlah desa di Kabupaten Mojokerto.
Total warga terdampak banjir sekitar 3.275 orang, di tiga desa wilayah Kecamatan Sooko yaitu, sebanyak 1.800 jiwa di Desa Tempuran. Sebanyak 1075 jiwa di Desa Ngingasrembyong dan 400 jiwa di Desa Mojoranu.
Status tanggap tanggap darurat sudah di tandatangani oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, pada Selasa (10/12/2024) sore.
Berdasarkan SK Bupati Mojokerto Nomor tanggap darurat 188.45/819/HK/416-012/2024, tentang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi tersebut, maka penanganan dapat menggunakan anggaran BTT Bencana (Belanja Tidak Terduga).
"SK tanggap darurat bencana sudah ditandatangani oleh Ibu bupati Mojokerto, sehingga untuk percepatan penanganan bencana seperti banjir ini dapat segera kita laksanakan," kata Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo'i Afrida di lokasi banjir Tempuran, Rabu (11/10/2024).
Kalaksa Yo'i Afrida mengatakan, percepatan penanganan bencana terutama banjir harus segera dilakukan dan disokong anggaran BTT bencana tersebut.
"Kalau BTT bencana harus, tidak bisa tidak. Termasuk bantuan ke pemerintah provinsi Jawa Timur, yang syaratnya harus ada SK tanggap darurat," jelasnya.
Menurut dia, Pemda sudah maksimal dalam penanganan banjir yang melanda Desa Tempuran dan Desa Ngingasrembyong.
Penyebab utama banjir adalah cuaca ekstrem yang memicu hujan intensitas tinggi di wilayah hulu termasuk Mojokerto dan Jombang.
Aliran sungai Afvour Watudakon dan Afvour Jombok serta sungai Balongkrai dari Kota Mojokerto bertemu di Tempuran, sehingga banjir semakin parah serta membutuhkan waktu lama banjir surut.
"Kondisi sungai semuanya meluap jadi banjir di Tempuran estimasi surut tiga hari, kemungkinan bisa lebih dari empat hari. Kita juga sudah mendatangkan pompa dari Pemprov Jatim, untuk mengurangi banjir Tempuran," ujar Kalaksa Yo'i Afrida.
Kepala Desa Ngingasrembyong, Kusdianto, menjelaskan posko dapur umum Tagana Provinsi Jawa Timur mulai beroperasi yang dipusatkan di Balai Desa Ngingasrembyong, berjarak sekitar 1,5 kilometer dari pusat banjir Tempuran.
Totalnya sebanyak 6.000 nasi bungkus per hari yang akan didistribusikan bagi warga terdampak banjir Desa Tempuran, Desa Ngingasrembyong dan Desa Mojoranu.
Pemda juga menyediakan tempat istirahat bagi warga yang mengungsi akibat banjir Tempuran.
"Lokasi pengungsian di Masjid perum Garden City, Balai Desa Ngingasrembyong,
Balai dusun Pendowo dan TPQ Pendowo," pungkasnya.
Banjir di hari keempat belum surut bahkan ketinggian air mengalami kenaikan signifikan dan semakin meluas. Kondisi itu diperparah hujan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Mojokerto.
Ketinggian banjir Tempuran di jalan desa mencapai 40-50 sentimeter, di beberapa titik mencapai 1 meter-1,5 meter yang merendam sekitar 470 rumah warga.
Puluhan Warga Jombang Pasang Spanduk di Dam Sipon Mojokerto, Bentuk Protes Banjir Tak Kunjung Surut |
![]() |
---|
Atasi Banjir di Mojokerto, Pemkab Kerahkan Alat Berat untuk Pembersihan Sampah Penyumbat Sungai |
![]() |
---|
Lima Hari Terendam Banjir, Aktivitas Warga di Pulorejo Kota Mojokerto Lumpuh |
![]() |
---|
Update Banjir di Mojokerto, 3 Ribu Jiwa di 24 Desa di 6 Kecamatan Terdampak |
![]() |
---|
Bocah SD jadi Korban Tebing Longsor di Mojokerto |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.