Juragan Bakso Ngajum Malang
Kisah Sukses Fery Juragan Bakso di Batam Pulang ke Rumah Malang, Dulu Pikul Bakso di Umur 16 Tahun
Setiap satu bulan sekali sudah menjadi jadwal rutinnya untuk menengok kampung halamannya.
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Ferry, juragan bakso yang viral setelah membangun jalan desa dengan dana pribadinya kini pulang ke rumah.
Kepulangan Fery tentunya disambut ramah oleh warga.
Bahkan, Fery menyediakan hiburan jaranan yang bisa dinikmati oleh warga secara gratis.
Saat ditemui di kediamannya di Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Fery menyempatkan diri untuk berbincang dengan awak media.
Padahal ia sendiri saat itu tengah sibuk untuk bertemu dengan warga usai dikunjungi Bupati Malang, Sanusi.
Ia mengaku, kepulangan dirinya di rumah bukan karena kunjungan Bupati Malang. Melainkan setiap satu bulan sekali sudah menjadi jadwal rutinnya untuk menengok kampung halamannya.
"Sebelumnya Pak Bupati menjadwalkan mau ke sini tanggal 5 Januari, tapi saya belum bisa karena belum jadwlanya untuk pulang," ungkap pria yang memiliki nama asli Suwadi.
Atas kunjungan Bupati Malang ke desanya, Fery mengaku cukup senang.
"Ya seneng sekali. Ibarat pepatah kan anak yang kehilangan induknya, terus ketemu induknya seneng banget," tandasnya.
Kisah Fery Pengusaha Bakso Sukses, Sempat Pikul Bakso di Usia 16 Tahun
Siapa sangka, Fery yang kini menjadi sosok terkenal karena kedermawanannya untuk membangun desa sempat menjajakan bakso dengan cara dipikul.
Tentu untuk menjadi sukses seperti sekarang ada banyak hal yang harus dilaluinya.
Pria berusia 52 tahun itu mengaku kiprahnya di dunia makanan bakso itu dimulai sejak usia 16 tahun. Tahun 1992 silam, Fery nekat merantau ke Bandung dengan bekal keahliannya membuat bakso.
"Keluarga nggak ada yang usaha bakso. Tapi warga sini kan banyak yang jual bakso. Nah saya belajat dari mereka terus merantau ke Bandung," ujar Fery.
Selama di Bandung, Fery berdagang bakso dengan cara dipikul dan berkeliling dari rumah ke rumah.
Kurang lebih enam bulan lamanya di Bandung, Fery kemudia memutuskan untuk pindah ke Bali.
Saat di Bali, Fery juga berjualan bakso. Hingga ia mampu mengumpulkan uang sebanyak Rp 900 ribu.
"Setelah dari Bali, saya pindah ke Batam. Di sana kan banyak gedung-gedung mulai di bangun," terangnya.
Selama di Batam ini lah, Fery sukses mengelola bakso dengan nama Bakso Gunung.
Selain itu ia juga bertemu dengan istrinya di sana yang mana sama-sama berasal dari Malang dan kini dianugerahi tiga anak.
Latar Belakang Membangun Jalan Desa
Setelah sukses menjalankan bisnis berjualan bakso dengan 8 cabang Bakso Gunung, Fery kerap berpergian ke luar negeri. Saat itu ia melihat negara yang ia kunjungi tampak indah.
"Kita sering jalan-jalan ke luar negeri, inginlah kampung kita indah. Kan kemarin sama warga pengen rencana ke depannya jadi desa wisata," imbuhnya.
Selain itu, ia cukup prihatin dengan jalan desa dengan kondisi rusak parah.
Ia menyebutkan jalan yang dilalui oleh warga untuk mencari rumput maupun aktivitas lainnya sering menyebabkan kecelakaan.
Atas dasar itu lah, pada 2017 silam Fery memutuskan untuk menyumbangkan sebagain penghasilannya untuk membangun jalan.
Hingga saat ini jalan yang sudah ia bangun dengan dibantu warga yang mengerjakan sepanjan 1,5 Km.
Tak hanya membangun jalan, rupanya Fery juga membangu masjid di desa dan rencananya membangun Tempat Pendidikan Quran.
Tak sedikit uang yang Fery keluarkan. Namun ia enggan menyebutkan berapa nominal yang telah ia gelontorkan untuk desanya.
"Kalau anggaran saya gak bisa menyampaikan ke publik karena ini niat untuk ibadah," tukasnya.(isn)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.