Berita Viral
DALIH Guru Haryati Merasa Tak Salah Hukum Siswa Nunggak SPP, Enggan Minta Maaf: Dia kan Nyaman!
DALIH guru Haryati merasa tak salah hukum siswa nunggak SPP duduk di lantai, enggan minta maaf meski sekolah tidak membenarkan: dia kan nyaman!
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Pengakuan guru Haryati merasa tidak bersalah hukum siswa SD nunggak SPP duduk di lantai selama 3 hari akhirnya terungkap.
Masih enggan minta maaf, Haryati merasa yang dilakukannya benar meski hal tersebut tidak dibenarkan oleh sekolah.
Yayasan bahkan menyebut semua itu cuma akal-akal Haryati sendiri sebab pihak sekolah tidak membuat peraturan demikian.
Haryati viral sejak video-nya menghukum siswa berinisial MI (10) di SD Abdi Kusuma, Kota Medan beredar di media sosial.
Baca juga: NASIB Guru Haryati Usai Siswa SD Dihukum Duduk di Lantai 3 Hari Ditentukan Besok, Bisa Dipecat
Setelah cukup lama bungkam, Haryati akhirnya buka suara.
Namun guru itu bersikukuh tidak bersalah dan begitu yakin dengan tindakannya.
Haryati bahkan mengutarakan pendapatnya itu saat bertemu dengan Komisi II DPRD Kota Medan.
"Tujuan saya, tidak ada niat menzalimi anak," ujarnya dalam tayangan MetroTV, Senin (13/1/2025) mengutip TribunJakarta.
Haryati sudah menimbang-nimbang hukuman yang diberikan kepada MI ketika tetap masuk kelas meski uang SPP menunggak tiga bulan.
Lantas Haryati sempat berpikir tidak mungkin menghukum MI dengan menyuruhnya pulang sebab siswi itu masih kecil.
"Dia masih kecil, perjalanan ke rumahnya pun jauh. Saya berpikir nanti kecelakaan, saya yang disalahkan, sekolah juga yang disalahkan," jelasnya.
Baca juga: SOSOK Nanang Irawan Terduga Pelaku Tusuk Aktor Sandy hingga Tewas, Korban Terekam CCTV Minta Tolong
Haryati juga tidak menghukum MI dengan berdiri di kelas karena khawatir dengan kondisi fisiknya.
"(Kalau) Kemudian saya berdirikan, nanti akhirnya anak itu pingsan jatuh, saya juga yang disalahkan," katanya.
Haryati akhirnya memilih menghukum MI dengan menyuruhnya belajar di lantai selama Haryati mengajar.
"Dia kan nyaman duduk di bawah sambil mendengarkan saya mengajar," katanya.
Haryati mengaku selain MI, ada dua siswa lain yang dihukum karena belum membayar SPP.
Dua siswa akhirnya tidak masuk sekolah sementara MI tetap bersekolah tetapi dihukum belajar di lantai.
Hingga kini, sang guru masih enggan minta maaf kepada MI dan ibunya, Kamelia dan baru pihak yayasan yang meminta maaf.
"Belum ada sama sekali minta maaf. Ya mungkin malu atau apa, enggak masalah" ujar Kamelia.
"Dia tetap bersikeras terhadap peraturan yang dia buat, padahal peraturan inisiatif dia pribadi," imbuhnya.
Ibu MI, Kamelia (38) mengatakan anaknya menunggak uang SPP selama 3 bulan dengan total biaya Rp 180.000.
Kata Kamelia, salah satu penyebab terjadi tunggakan karena dana Program Indonesia Pintar (PIP) pada tahun 2024 belum cair.
Sementara itu, kondisi ekonomi Kamelia pas-pasan. Sang suami hanya seorang buruh bangunan.
"Biasanya kan dapat bantuan PIP, jadi karena tahun 2024 dia belum keluar, itulah saya menunggak" ujar Kamelia di rumahnya Jalan Brigjen Katamso, Kota Medan, Jumat (10/1/2025).
"Jadi saya menunggak karena bantuan kita itu belum keluar," lanjutnya.
Kepala Sekolah Abdi Sukma, Juli Sari, menyebut pihak sekolah telah meminta maaf atas insiden yang seharusnya tidak terjadi itu.
Menurut Juli, tidak ada aturan sekolah melarang anak yang menunggak SPP untuk masuk sekolah.
"Guru tersebut berinisiatif membuat peraturan sendiri di kelasnya," tambah Juli.
Baca juga: Komentar Sopir Taksi Silver Bird Ditunjuk-tunjuk Patwal Mobil RI 36 Raffi Ahmad, Tidak Seheboh Itu
Buntut dari kejadian ini, Haryati tidak diperbolehkan mengajar untuk sementara waktu atau diskors oleh sekolah.
"Kami yayasan akan memberikan pembebasan tidak mengajar atau skorsing sampai waktu yang ditentukan kemudian," kata Ketua Yayasan Abdi Sukma Kota Medan, Ahmad Parlindungan, Sabtu (11/1/2025).
Ahmad mengaku hukuman duduk di lantai hingga tidak boleh ikut pelajaran bagi siswa yang menunggak uang sekolah bukan kebijakan yayasan tapi akal-akalan Haryati sendiri.
Yayasan ataupun kepala sekolah tidak pernah membuat aturan seperti itu.
Sehingga pihaknya pun merasa kecolongan dengan insiden ini.
"Semua siswa yang ada, mau bayar atau tidak harus ikut belajar mengajar" ucap Ahmad.
"Kami sangat kecewa dengan kondisi ini yang menjadi viral seluruh Indonesia karena tidak ada aturan tertulis dan kami yayasan beberapa yayasan dan guru yang lama berkesempatan saya bilang," papar Ahmad.
Ahmad juga menyebutkan adik kandung MI pun bersekolah di sekolah yang sama dan duduk di kelas 1 SD dan sama-sama menunggak uang sekolah.
Namun adik MI masih bisa ikut belajar mengajar, tidak seperti abangnya yang dihukum wali kelas karena alasan menunggak uang sekolah.
Selain itu juga tidak ada masalah pribadi antara wali kelas dan orang tua MI.
Pihak sekolah telah meminta maaf kepada ibunda MI, Kamelia.
"Mediasi sudah. Sudah meminta maaf. Anaknya ada 2 di sini, yang kelas 4 dan kelas 1 SD" terang Ahmad.
"Nah, yang kelas 1 ini tidak ada masalah. Sama-sama tidak membayar uang sekolah," tegasnya.
Perekam Video
Kasus ini terbongkar ketika Kamelia, ibu MI datang ke sekolah dan melihat langsung sang anak duduk di lantai lalu merekamnya.
Haryati justru tak merasa bersalah dan menantang Kamelia untuk memviralkan video tersebut.
"Jadi niat buat video itu, tadi bukan buat supaya sampai seperti ini (viral), enggak sebenarnya" ungkap Kamelia, Minggu (12/1/2025) mengutip PosBelitung.
"Saya hanya (ingin) ngasih pelajaran, karena saya ditantang (guru itu) viralkan. Saya bilang ke dia, Ibu jangan sampai viral perbuatan ini, viralkan katanya," cerita Kamelia.
Baca juga: Kok Belakang Aku Basah? Bocah SD Meninggal Tak Sadar Dibacok Saat Tunggu Ayahnya Beli Pecel Lele
Kamelia menjelaskan pihak sekolah sudah banyak membantu kedua anaknya yang duduk di bangku kelas 4 dan kelas 1 SD.
Kamelia hanya tidak terima dengan perlakuan Haryati yang mempermalukan anaknya di depan siswa lain selama tiga hari.
"Saya coba buat video itu hanya untuk memberi pelajaran, bukan untuk buat seperti viral atau saya mengharap dapat bantuan bukan gitu" katanya.
"Saya juga enggak juga punya niat untuk buat jelekan sekolah, tidak. Saya hanya menyayangkan sikap oknum gurunya," tegasnya.
Menurut Kamelia, hanya guru Haryati yang bersikap arogan di sekolah tersebut sehingga seluruh guru terkena dampaknya.
"Cuman dia (guru itu) yang bersifat kayak gitu sama murid, jadi biar ada efek jeranya juga. Jangan ada (peristiwa) yang dialami kayak anak saya jangan ada korban lagi," tutur Kamelia.
Kamelia berencana memindahkan anaknya ke sekolah lain karena trauma.
Jika pihak sekolah memecat wali kelas Haryati, Kamelia tidak akan memindahkan anaknya.
"Saya berkoordinasi dengan kepala sekolah, Buk kalau dia gak keluar, saya tarik anak saya" ucap Kamelia, Sabtu (11/1/2025).
"Karena otomatis anak saya trauma," imbuhnya.
Menurut Kamelia, MI akan dibenci para guru-guru di sekolah lantaran video-nya viral di media sosial.
MI juga akan trauma melihat Haryati yang memberi hukuman duduk di lantai.
"Saya tahu, akibat kejadian itu pasti membuat anak saya dibenci," tandas Kamelia.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
guru Haryati merasa tidak bersalah
guru Haryati
Haryati
siswa SD dihukum belajar di lantai
siswa SD dihukum duduk di lantai
siswa SD
SD Abdi Kusuma
suryamalang
FAKTA Kepsek Roni Viral Dicopot karena Tegur Anak Wali Kota Bawa Mobil ke Sekolah 'Saya Ikhlas' |
![]() |
---|
FAKTA TERBARU Pembacokan Serda Rahman Oleh Pengunjung Kafe di Wonosobo: Niat Melerai Keributan |
![]() |
---|
BREAKING NEWS : Warga Pujon Malang Ditemukan Tergeletak di Pinggir Jalan di Bangkalan, Dibegal ? |
![]() |
---|
NASIB Aiptu S Keluarkan SKCK Anggota DPRD Wakatobi Padahal Tersangka Pembunuhan, Batal Naik Pangkat |
![]() |
---|
Pemilik Kerangka Ditemukan Dalam Pohon Aren Diduga Pria Bernama Yuda, 2 Tahun Merantau Tak Bawa KTP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.