Begini Cara Pemkot Malang dalam Mengatasi Masalah Banjir

Jembatan Glendangpakem rusak karena dihantam air banjir pada 24 Desember 2024. Banjir juga merencam sejumlah rumah yang ada di sekitarnya.

Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Jalan Sulfat, Kota Malang, banjir saat hujan deras, Rabu sore (1/1/2025). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemkot Malang mengusulkan peninggian Jembatan Glendangpakem dan pelebaran badan sungai agar aliran air tidak terhambat dan menggenangi pemukiman warga ketika hujan deras terjadi.

Jembatan Glendangpakem rusak karena dihantam air banjir pada 24 Desember 2024. Banjir juga merencam sejumlah rumah yang ada di sekitarnya.

Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan dalam rapat terbatas 15 Januari 2025 dilaporkan telah menginstruksikan kepala dinas terkait untuk segera melakukan penanganan.

Banjir berpotensi terjadi saat hujan deras berlangsung. Kawasan yang rawan menjadi perhatian utama Iwan agar tidak terjadi kerusakan lagi.

Rapat yang dihadiri oleh Pelaksana Harian Sekretaris Daerah, Kepala Perangkat Daerah terkait seperti Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP), Camat Kedungkandang, serta beberapa Lurah di wilayah terdampak itu sepakat untuk mengambil langkah-langkah antisipatif.

Menurut Iwan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya banjir, salah satunya adalah ketinggian jembatan yang kurang sehingga menyebabkan air tertahan dan meluap.

Iwan Kurniawan meminta Dinas PUPRPKP menyiapkan materi yang akan didiskusikan dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Provinsi Jawa Timur.

”Kami akan mendiskusikan secara keseluruhan bersama BBWS tentang penanganan banjir di Kota Malang."

"Potensi banjir di Kedungkandang yang disebabkan oleh tumpukan tanah di sempadan, kemudian sampah bambu dan sampah lainnya, maka kita cari intervensinya seperti apa dan kita usulkan kepada BBWS pada pertemuan yang telah direncanakan,” ujar Iwan, Kamis (16/1/2025).

Ia juga menyampaikan bahwa perlu dilakukan diskusi dengan Balai Besar Wilayah Sungai terkait penanganan banjir di beberapa titik, seperti Jalan Bondowoso - Jalan Tidar, Jalan Letjen Sutoyo – Jalan JA Suprapto, dan Jalan Soekarno Hatta yang saat ini sedang ditangani.

Banjir yang terjadi pada akhir tahun 2024 lalu mengakibatkan ratusan rumah terendam. Selain itu, dua jembatan dilaporkan rusak. Jembatan itu cukup penting karena merupakan akses utama mobilitas warga.

Komisi C DPRD Kota Malang mendesak Dinas PUPRKP Kota Malang untuk mempercepat pelaksanaan desain teknis penanganan banjir di lokasi-lokasi kritis.

Dalam dokumen laporan catatan tahun 2024 Komisi C DPRD Kota Malang, lokasi kritis itu seperti pada Jl Letjen Sutoyo, Jaksa Agung Suprapto, Jalan Bondowoso, Jalan Tidar, Jalan Sukarno-Hatta dan kawasan bantaran Sungai Muharto di Kedungkandang.

Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Anas Muttaqin berharap penanganan banjir di Kota Malang bisa menunjukan progres menyenangkan. Berkaca pada peristiwa banjir yang terjadi akhir tahun lalu, Anas menekankan pentingnya merealisasikan program penanganan banjir perkotaan.

"Dalam penanganannya, kalau tak dimulai dari langkah demi langkah ya akan sama saja. Fenomenanya kan kalau sudah ada kejadian baru direspon. Harusnya ada upaya preventif untuk pencegahan persoalan. Misal pencegahan banjir, transportasi, sampah dan lainnya," kata Anas.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved