Sekolah Rusak Mojokerto

Sekolah Rusak di Mojokerto, Perbaikan Gedung SDN Gunungan yang Rusak Baru Diusulkan Tahun Depan

Meski kondisinya membahayakan siswa, perbaikan gedung sekolah SDN Gunungan Dawarblandong baru bisa direnovasi tahun depan

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/M Romadoni
Atap bangunan kelas ambruk di SDN Gunungan, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. 

SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Sekolah rusak di SDN Gunungan, Dawarblandong belum akan bisa mendapat bantuan pembangunan renovasi dalam waktu dekat.

Sekolah yang beberapa ruangannya alami rusak berat itu baru bisa direnovasi tahun depan.

Kondisi atap bangunan SD kelas kelas IB dan kelas II serta UKS ambruk dalam kategori kerusakan berat. 

Meski kondisinya membahayakan siswa, perbaikan gedung sekolah diusulkan tahun depan.

Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Mojokerto baru mengusulkan perbaikan sekolah rusak di SDN Gunungan,  Dawarblandong.

Kepala Dispendik Kabupaten Mojokerto, Ludfi Ariyono, mengungkapkan perbaikan gedung SDN Gunungan masuk dalam daftar rehab sekolah pada tahun depan.

Untuk perbaikan sementara pihak sekolah dapat memanfaatkan anggaran dari alokasi dana BOS (Bantuan operasional sekolah) dengan mekanisme yang ada.

"Pemanfaatan dana BOS sekitar 20 persen, itu sesuai peruntukannya diperbolehkan termasuk untuk perbaikan sementara," jelasnya, Selasa (21/1/2025).

Ia mengatakan, pihak sekolah dapat pemanfaatan dana BOS tersebut untuk segera melakukan perbaikan atap gedung sekolah. 

Terlebih gedung sekolah tidak terpakai usai SDN Gunungan melakukan merger.

"Jadi perbaikan sementara karena gedung itu (Rusak) juga sudah tidak terpakai," ucap Ludfi Ariyono.

Menurut dia, Pemda melalui Dispendik Kabupaten Mojokerto tetap mengusulkan rehabilitasi SDN Gunungan, meskipun belum dapat terealisasi tahun ini.

"Tetap kita usulkan untuk rehab gedung sekolah SDN Gunungan, kemungkinan di tahun depan," ungkapnya.
 
Kepala SDN Gunungan, Sokip, mejelaskan penyebab tiga ruangan kelas di bagian atap ambruk lantaran bangunan lama yang belum pernah tersentuh revitalisasi.
 
"Dulu pernah mendapat rehab dari pemerintah daerah tahun 2009," ujar Sokip.

Dirinya mengaku kerusakan atap sudah terjadi sejak lama. Pihaknya bersama komite dibantu Pemdes setempat melakukan perbaikan sementara mandiri pada 2019 lalu.

Perbaikan sementara itu hanya bertahan tahun 2022.

Pihaknya terpaksa memindahkan siswa ke laboratorium dan perpustakaan menyusul kondisi atap yang semakin parah rawan ambruk.

"Pembelajaran siswa kelas I dan kelas II dipindahkan, sekarang menempati ruangan ANKB dan perpustakaan. Intinya kita maksimalkan ruangan yang ada," pungkasnya. (don).

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved