Berita Viral
Curhat Relawan Makan Siang Gratis di Madura Berhenti Karena Gaji Tak Jelas,Adapun Masih Di Bawah UMR
Viral curhatan pasangan suami istri jadi relawan makan siang gratis di Madura berhenti karena gaji yang tak jelas. Adapun pasti di bawah UMR.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
SURYAMALANG.COM - Viral curhatan pasangan suami istri jadi relawan makan siang gratis di Madura berhenti karena gaji yang tak jelas.
Meskipun ada, gaji yang akan diterima oleh relawan makan siang gratis akan di bawah UMR Kabupaten atau Kota domisili.
Sebagai informasi, UMR Kabupaten Sumenep tahun 2025 sebesar Rp Rp2.406.551.
Jika nantinya relawan makan siang gratis mendapatkan gaji, tentunya akan di bawah nominal tersebut.
Saat bekerja sebagai relawan untuk makan siang gratis atau Makan Bergizi Gratis (MBG), mereka bekerja mulai jam 1 pagi.
Relawan yang berhenti bekerja itu di antaranya adalah pasangan suami istri atau di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Pasutri tersebut adalah Moh Farid (56) dan Asia Wulandari (48), warga Desa Pandian, Kecamatan Kota, yang sehari-hari menjalankan usaha warung nasi.
Farid awalnya bertugas di bagian pemorsian, sementara istrinya, yang akrab disapa Wulan, ditugaskan di bagian penyayuran.
Farid menjelaskan bahwa relawan di bagian penyayuran bekerja sejak pukul 01.00 WIB hingga selesai, memasak sayur bersama relawan lain yang bertugas memasak nasi.
Sementara itu, relawan di bagian pemorsian mulai bekerja sejak pukul 04.00 WIB hingga semua menu selesai dimasak.

Baca juga: Mau Kerja Buat Cari Uang Hasan Malah Apes, Ditodong Pistol Setujui Gaji Rp250 Ribu Sebulan Jadi ABK
Keduanya memutuskan untuk mengundurkan diri setelah dipindahtugaskan ke bagian lain.
Farid ditugaskan sebagai sekuriti dapur, sedangkan Wulan dipindah ke bagian pemorsian.
Farid mengungkapkan bahwa istrinya memilih mundur karena jam kerja di dapur makan bergizi gratis bersamaan dengan jadwal buka warung nasi mereka yang telah dirintis selama 13 tahun.
Farid juga merasa tidak nyaman karena harus bekerja sendirian sebagai sekuriti.
Alasan lain di balik pengunduran diri mereka adalah tidak adanya kepastian mengenai gaji yang akan diterima selama bekerja di dapur makan bergizi gratis.
Farid mengungkapkan bahwa sejak mengikuti pelatihan di Kodim 0827 Sumenep pada September 2024, tidak ada dokumen yang ditandatangani terkait besaran gaji.
"Tidak ada sama sekali hitam di atas putih, Mas," kata Farid saat ditemui di rumahnya, Kamis (30/1/2025), melansir dari Kompas.com.
Farid juga sempat menanyakan kepada Kepala Satuan Pemenuhan Gizi Gratis (SPPG), Mohammad Kholilur Rahman, mengenai kepastian gaji saat berkunjung ke rumahnya pada 11 Januari 2025.
Namun, dia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Farid hanya mengetahui bahwa nominal gaji relawan yang bertugas di malam dan siang hari berbeda.
Hingga pengunduran diri mereka, Farid tetap tidak tahu berapa gaji yang akan diterima.
"Relawan yang mengundurkan diri terjadi antara dua pekan setelah program Makan Bergizi Gratis (MBG) dimulai pada tanggal 13 Januari 2025 lalu, tapi sudah ada penggantinya," ujar Kholilur Rahman kepada Kompas.com, Jumat (31/1/2025).
Saat ditanya mengenai tidak adanya kepastian gaji bagi relawan, Kholilur Rahman menyatakan bahwa semua kewenangan terkait hal itu berada di tangan Kodim 0827 Sumenep.
Ia menjelaskan bahwa seluruh proses rekrutmen dilaksanakan oleh Kodim 0827 Sumenep.
"Saya hanya diperkenalkan dengan mereka (relawan), lalu menjalani program sesuai arahan Badan Gizi Nasional (BGN)," pungkasnya.
Baca juga: Dokter Tirta Trending Disebut Mirip Dokter Baek di The Trauma Code:Heroes on Call, Ada Satu Kesamaan
Gaji Relawan di Bawah UMR
Upah untuk 47 relawan yang bekerja di Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) ternyata di bawah UMK.
Diketahui, gaji sepenuhnya ditangani oleh Satuan Pemenuhan Gizi Gratis (SPPG) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Hal itu seperti disampaikan Kepala SPPG Sumenep, Mohammad Kholilur Rahman.
Ia menyatakan, tidak benar bahwa Kodim 0827 menangani gaji relawan di dapur MBG, seperti yang sebelumnya ditulis sejumlah awak media.
Namun demikian, Kholilur mengakui bahwa hingga hari ini, tidak ada memorandum of understanding (MoU) antara relawan yang bekerja di dapur makan bergizi gratis dan SPPG yang menaungi mereka selama bekerja.
"Kami belum membuat MoU dengan semua relawan (hingga hari ini)," ungkapnya, melansir Kompas.com.
Selain itu, Kholilur enggan mengungkap besaran gaji atau upah yang akan diterima oleh relawan yang bekerja di dapur makan bergizi gratis.
Dia hanya memastikan bahwa upah yang akan diterima oleh mereka di bawah upah minimum kabupaten (UMK).
Lantaran mereka dikategorikan sebagai relawan, bukan karyawan.
"Tidak akan mendapat gaji sesuai UMK, karena relawan bukan karyawan," ucapnya.
Setiap relawan yang bekerja di dapur makan bergizi gratis akan menerima gaji dengan sistem harian.
Namun gaji tersebut akan direalisasikan setiap akhir bulan.
"Sistemnya harian, bayarannya bulanan," katanya.
Gaji untuk relawan akan diambilkan dari pagu anggaran yang diterima oleh SPPG.
Namun hingga kini, Kholilur sebagai kepala SPPG, belum mengetahui besaran pagu anggaran yang akan diterima.
Pihaknya juga belum mengetahui bagaimana mekanisme pagu anggaran tersebut akan direalisasikan.
Baca juga: Identitas 2 Korban Meninggal Kecelakaan Bus Brimob di Tol Pandaan Malang, Siswi dan Pensiunan PNS
Pendapat Soal Makan Bergizi Gratis
Pendapat siswa soal Makan Bergizi Gratis (MBG) atau makan siang gratis memang ramai dikomentari publik.
Hal ini rupanya juga disorot oleh Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
Ia meminta publik untuk hanya mencerna informasi terkait program makan bergizi gratis dari sumber yang kredibel.
Dadan pun meluruskan sejumlah informasi yang sempat muncul terkait makan bergizi gratis, misalnya seorang anak SD bernama Gibran di Palembang yang tidak mau menyantap makanan bergizi gratis.
"Misalnya contoh ya, ini contoh laporan ketika hari pertama ada anak yang namanya Gibran di Palembang tidak mau makan. Media kan meliput ya," ujar Dadan dalam Rapimnas PIRA Gerindra di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025), melansir dari Kompas.com.
Dadan mengatakan, setelah ditelusuri, ternyata Gibran tidak mau makan karena sudah kenyang.
Ia menyebutkan, Gibran sudah makan nasi goreng makanan bergizi gratis tiba di sekolah
"Wah kami cek ternyata anak itu baru saja makan nasi goreng. Jadi dia kenyang, enggak mau makan karena masih kenyang, bukan tidak suka dengan menunya," ujar Dadan.
Dadan juga meluruskan kabar yang menyebut soal ulat yang ditemukan pada menu protein di makan bergizi gratis.
Menurut Dadan, kabar itu tidak benar.
Oleh sebab itu, ia meminta kepada masyarakat untuk mencerna informasi dari sumber yang jelas saja perihal program makan bergizi gratis.
"Kemudian ada berita ditemukan ada ulat di proteinnya, sehingga menimbulkan keracunan. Setelah kami cek tidak ada," kata Dadan.
"Jadi kadang-kadang yang begini itu harus jelas sumbernya. Dan biasanya kalau ada keracunan di satuan pelayanan, pasti kami dapat laporan soal ini," ujar dia.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
curhat relawan makan siang gratis
gaji relawan makan siang gratis
relawan makan siang gratis
makan siang gratis
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Makan Bergizi Gratis
Madura
Sumenep
suryamalang
SOSOK Respati Ardi Wali Kota Solo yang Tak Larang Bendera One Piece, Dulu Blusukan Bareng Gibran |
![]() |
---|
Lagi-lagi Amnesti, Prabowo Bebaskan Gus Nur Atas Kasus Ijazah Palsu Jokowi |
![]() |
---|
Kenang Momen Gibran dan Anies Baswedan Pakai One Piece, KIni Pemerintah Larang Bendera One Piece |
![]() |
---|
VIRAL Bendera One Piece: Warga Tuban Didatangi Aparat, Konveksi Banjir Order di Karanganyar |
![]() |
---|
Viral Video TKW atau PMI Wanita Asal Bondowoso di Malaysia Menangis, Minta Tolong Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.